Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Belajar dari aktivitas berantas buta aksara di TBM Lentera Pustaka, jangan terlalu khawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Kerjakan saja yang baik
Seliter beras untuk gerakan berantas buta aksara di kaki Gunung Salak Bogor. Apa pelajaran pentingnya?
Wujudkan masyarakat literat di Hari Aksara Internasional. Masyarakat yang memiliki kesadaran belajar untuk memahami realitas, fokus pada solusi bukan masalah
Banyak orang yang omong tentang orang lain, Lalu kenapa harus pedduli? Selagi hidup dengan cara baik, maka jangan gubris omongan orang lain
Apa artinya merdeka? Bila masih ada ibu-ibu yang buta aksara. Di mana kemerdekaan untuk mereka?
Program berantas buta aksara sangat butuh kepedulian dan keberlanjutan, bukan sekadar proyek atau sesat saja. Menjangkau daerah yang tidak terjangkau, itulah spirit yang harus dilakukan
Buta aksara menjadi pilu seorang ibu di kaki Gunung Salak. Penting, semua pihak peduli dan terjun langsung memberantas buta aksara.
Banyak orang yang militan. Apa bedanya militan di mata kaum buta huruf vs partisan politik?
Masih ada 3,4 juta jiwa penduduk negeri ini yang buta huruf. Lalu, mereka jadi tanggung jawab siapa?
Masih ada kaum buta huruf di dekat kita. Tidak perlu alasan untuk membantu mereka, kerjakanlah
GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBER BURA) dipelopori dosen Unindra untuk membebaskan kaum buta huruf dari ketidakbisaan baca dan tulis