x
ketahanan energi
Oleh: I Wayan Darma Yasa

Kamis, 25 Mei 2023 08:15 WIB

Mengoptimalkan Transisi Energi: Peran Sistem Energi Terintegrasikan dalam Mengurangi Ketergantungan pada Sumber Energi Ekstraktif

Artikel dengan judul Mengoptimalkan Transisi Energi: Peran Sistem Energi Terintegrasikan dalam Mengurangi Ketergantungan pada Sumber Energi Ekstrakti membahas tentang pentingnya sistem energi terintegrasikan sebagai solusi untuk mengatasi sesat nalar dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi ekstraktif dalam proses transisi energi. Artikel ini menjelaskan konsep sistem energi terintegrasikan yang melibatkan penggabungan berbagai sumber energi terbarukan, seperti panel surya, turbin angin, dan pembangkit listrik tenaga air, dalam satu sistem yang terkoordinasi. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber energi yang beragam, ketergantungan pada satu sumber energi dapat dikurangi, sehingga mengurangi dampak ekstraktif yang merugikan lingkungan. Selain itu, artikel ini juga menggambarkan manfaat diversifikasi sumber energi, tantangan teknis yang dihadapi dalam implementasi sistem energi terintegrasikan, solusi teknologi yang dapat diterapkan, keuntungan lingkungan yang diperoleh, serta keuntungan jangka panjang seperti ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Artikel ini juga memberikan contoh implementasi sistem energi terintegrasikan dan studi kasus untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret tentang bagaimana sistem ini dapat diterapkan dalam praktiknya. Hal ini melengkapi diskusi dengan menggambarkan situasi dan potensi implementasi di Indonesia. Dengan demikian, artikel ini memberikan gambaran komprehensif tentang peran sistem energi terintegrasikan dalam mengoptimalkan transisi energi, mengurangi ketergantungan pada sumber energi ekstraktif, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Oleh: Napitupulu Na07

Rabu, 20 Mei 2020 17:17 WIB

Sembilan Masalah Fundamental Multidimensi NKRI

Visi 2045 Pemerintahan Jkowi-Ma'ruf Amin adalah "Indonesia akan masuk Negara maju berpenghasilan cukup tinggi Rp 320 juta/orang/tahun dengan kemiskinan mendekati nol". Banyak kalangan menilai visi itu baik, yang menjadi kekhawatiran adalah kejelasan gambaran keadaan yang diimpikan itu dan bagaimana mencapainya, mengingat realitas banyaknya masalah mendasar yang mendera NKRI sekarang. Tersimpulkan bahwa kemerosotan moral dan watak atau karakter warga bangsa yang abai aturan, dibarengi kesalahan arah, prioritas dan fokus pembangunan serta tata kelola pemerintahan yang berubah setiap ganti pemerintahan dalam 20 tahun terakhir, telah berdampak negatif terjadinya sembilan masalah fundamental multidimensi bangsa (MFMB). Sembilan MFMB meliputi: (i) Penegakan hukum yang lemah, (ii) Kemerosotan kehidupan moral dan sosial warga masyarakat dan anak-anak usia sekolah; (iii)Ancaman teroris dari para pengikut paham radikalisme; (iv) Sistem tata kelola pemerintahan dan demokrasi politik pemilu yang rumit, lambat dan korup. (v) Masih rendah, terbatas dan timpang pembangunan dan kesejahteraan baik antar lapisan/strata masyarakat maupun antar daerah dan pulau; (vi) Lemah fundamental dan daya saing ekonomi Indonesia karena praktek ekonomi yang padat ekstraksi dan eksploitasi SDAlam dengan dijual mentah; (vii) SOS tingkat kerusakan dan pengrusakan ekosistem fisik lingkungan nusantara dan/atau SDAlam berakibat Ketahanan Air Nasional Indonesia sangat rapuh. (viii) Sangat lemah Ketahanan Pangan Nasional; dan(ix) Sangat rapuh ketahanan Energi Nasional