x

News BM3

Penulis Indonesiana

Selasa, 26 April 2022 15:39 WIB Judul Artikel

Andika, Difabel penuh Karya

Andika, Difabel penuh Karya

News BM3

Penulis Indonesiana

Kamis, 21 April 2022 16:52 WIB Judul Artikel

Pak Warsito, Menjalani Hidup Tanpa Kaki dengan Berjualan Pisau Cukur di Persimpangan Jalan

Terik matahari siang pada persimpangan jalan Jogokaryan terdapat sosok luar biasa dalam semangat meski berada dalam kondisi fisik yang tidak sempurna. Dari puluhan ribu orang memenuhi jalan tersebut dalam rangka berburu takjil terdapat disudut pandang seorang pria paruh baya dengan kaki palsu sedang duduk menjajaki jualannya. Warsito (44) adalah difabel tanpa kedua kaki berjualan pisau cukur dan korek api yang sering mangkal di persimpangan jalan Jogokaryan. Meski terik matahari menyengat kulitnya tanpa ampun, meski Langkah dari kaki buatannya kerap kali goyah. Tapi pak Warsito enggan menyerah atas ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Saat ditemui tim BM3 ditempat biasa beliau berjualan, pak Warsito menyambut tim BM3 dengan ramah penuh hangat. Senyum yang ikhlas dari raut muka yang teduh menggambarkan ketabahan hati serta ketangguhan jiwa yang ia miliki. Meski kesusahan ia menyambut salam jabatan tangan tim BM3. Pak Warsito memiliki penyakit Eosinofilia dimana terdapat tingginya kadar eosinophil dalam darah. Dampak dari penyakit tersebut mengakibatkan kaki pak Warsito harus diamputasi pada Desember 2018 silam. “Ya mau gimana lagi mba, Allah menitipkan takdir ini kepada saya ya artinya saya harus mampu menghadapinya. Ya dikuat-kuatkan mba walau pengennya nyerah” ungkap beliau sambil memberikan satu set pisau cukur untuk pengendara yang membeli sembari menunggu lampu berwarna hijau. Tidak mudah bagi pak Warsito dalam menerima keadaan yang berubah begitu drastis dalam hidupnya. Dimana situasi yang telah direncanakan dengan matang tentunya jika masih ada kedua kaki yang sehat. Namun semua berubah dengan cepat, semua terjadi begitu saja akibat keterbatasan ekonomi dalam mengecek kesehatan lebih cepat dari yang sudah terjadi. Pak Warsito harus terbaring di dipan kayu dalam rumahnya nyaris 2 tahun lamanya. Keterpurukan yang menyelimuti pak Warsito juga berimbas kepada anak dan istri yang sedang kehilangan nakhoda kapal keluarga dalam mengarungi Samudra kehidupan. Surtini (42) istri Warsito dalam segala kekurangannya namun jelas ia sebagai wanita yang kuat lagi tabah, wanita yang enggan tunduk dari ganasnya kehidupan dan pantang sekali-kali mengumpat kehidupan meski ditekan kehidupan sedemikian rupa. Surtini menguatkan sang suami, Warsito, untuk tetap bertahan dan berjuang dalam menyelesaikan tugasnya di dunia ini. “kita harus kuat mba, kita harus terus berjuang, berdua sampai tua, sampai mati. Karena masih ada anak-anak yang Allah titipkan kepada kita untuk kita jaga sepenuh tenaga. Sebisa mungkin semampu mungkin mba” begitulah kalimat yang sering diungkapkan Surtini kepada sang suami dalam masa keterpurukan mereka beberapa tahun lalu saat ditemui di kediaman pak Warsito dan keluarga. Kesan rumah yang sederhana dengan penghuni 4 manusia yang luar biasa. Pak Warsito, istri dan kedua anaknya berteduh di rumah berukuran 4x7 meter persegi warisan dari mertua di salah satu ruas gang Jalan Brigjen Katamso. Setiap hari pak Warsito harus mangkal ke persimpangan Jalan Jogokaryan dengan mengendarai sepeda motor yang dimodifikasi menyerupai becak agar seimbang untuk dikendarai dengan keterbatasan beliau. Dengan dagangan yang disuplai dari kenalannya daerah Bantul, ia sangat bersyukur masih diberi kesempatan dalam berkerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “alhamdulillah sudah berjalan 3 bulan usaha jualan pisau cukur dan korek api ini saya jalani mba, bersyukurnya saya dibantu oleh yang punya produk ini untuk dijualkan tanpa harus ada agunan. Ya walaupun keuntungannya ga seberapa, kalau rame ya bisa dapat 20 ribu, kalau sepi bisa dapat 6 ribu. Ya di syukurilah mba, Namanya juga jualan” ungkap Pak Warsito sembari membereskan dagangannya. Sedangkan Surtini membantu keluarga dengan menjadi buruh cuci, ia mengetuk pintu tetangga dan menanyakan, “adakah baju kotor yang bisa saya cuci?”. Sebagai uapaya meringankan beban keluarga dalam menjalani kehidupan ini. jelas saja tidak seberapa penghasilan dari buruh cuci ini. sebab tidak setiap hari ada pakaian yang bisa ia cuci. “Sekali nyuci dapatnya 15 ribu rupiah mba, itupun ga setiap hari. Paling 3 hari sekali 4 hari sekali. Jadi uang 15 ribu itu ya dihemat-hemat untuk makan” katanya sambil membantu suaminya membenahi dagangan yang akan dijual suaminya sore ini. Dari pak Warsito dan keluarga kita dapat belajar bahwa perjuangan itu harus dilakukan semaksimal mungkin. Meskipun harus terseret-seret meskipun harus bercucuran darah. Sebagaimana yang ditulis Pram pada halaman terakhir di bukunya Bumi Manusia “Kita sudah melawan nak nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya”. Baitul Maal Merapi Merbabu (BM3) mengajak seluruh masyarakat untuk membantu pak Warsito untuk merayakan hari leberan dengan program Bingkisan Lebaran Bahagia untuk Lansia dan Difabel. Seluruh donasi akan disalurkan untuk pak warsito dan difabel lainnya yang membutuhkan. Semoga rezeki yang kita sisihkan menjadi amal jariyah dan alasan kita bertemu di surganya Allah SWT.

News BM3

Penulis Indonesiana

Sabtu, 9 April 2022 05:44 WIB Judul Artikel

Ratusan Paket Berbuka untuk Penduduk Lereng Gunung Merbabu

Magelang-Baitul Maal Merapi Merbabu menyelenggarakan buka bersama yang diikuti oleh ratusan warga setempat. Buka bersama berlangsung tepat berada di lereng Gunung Merbabu di dusun Surodadi, Kabupaten Magelang (6/7/2022). Tercatat sekitar 200 paket berbuka puasa didistribusikan untuk masyarakat yang berkumpul di Masjid setempat untuk menghadiri acara buka bersama. Acara dibuka dengan ceramah singkat Ustadz Salim A. Fillah mengenai makna ibadah selama bulan suci Ramadhan. Selain itu juga Ustadz Salim A. Fillah menyatakan rasa terima kasih kepada seuluruh para donatur yang berpartisipasi dalam program paket berbuka yang diselenggarakan Baitul Maal Merapi Merbabu. “Alhamdulillah, saat ini kita sedang berdiang (memanaskan diri dekat perapian) dan mempersiapkan menu berbuka bersama dengan masyarakat setempat. Semangat gotong royong dan antusias dalam menyambut kegiatan ini sangat luar biasa. Serta saya ucapkan banyak terima kasih kepada para donatur dan tim yang terlibat dalam program paket berbuka yang insyaAllah akan rutin kita salurkan keseluruh dusun yang berada di lereng Gunung Merapi dan Merbabu” ungkap beliau saat ditemui di dapur salah satu masyarakat. Setelah berbuka bersama selesai dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah dan ditutup dengan bersih-bersih bersama. Meski udara dingin dan kabut khas pegunungan terlihat tebal namun tidak menyurutkan semangat masyarakat dalam bergotong royong dan saling membahagiakan. Kebahagiaan itu juga dirasakan oleh Bapak Sunardi yang begitu antusias dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia turut senang melihat masyarakat yang semakin erat persaudaraannya dalam bulan suci Ramadhan serta meningkatnya semangat beribadah di Dusun tersebut. “kalau sudah maghrib begini, kabut mulai turun dan udara dingin sekali mas. Tapi melihat warga akrab selama berbuka bersama dan semakin semangat dalam beribadah menjadikan ini sebuah kehangatan tersendiri bagi kami masyarakat Dusun Surodadi” pungkas beliau. Program beberbagi buka puasa bahagia bersama BM3 menargetkan dapat mendistribusikan untuk 100.000 umat muslim yang ada disekitar lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Harapannya dapat menjaga semangat silaturahmi, kebahagiaan, dan nuansa Ramadhan dengan memperkuat kualitas ibadah untuk meraih berkah di bulan suci Ramadhan. Sehingga Baitul Maal Merapi Merbabu membuka kesempatan seluas-luasnya dalam memilihara kebahagiaan mereka dan mengajak seluruh masyarakat dalam menyukseskan program Berbagi Buka Puasa Bahagia Bersama BM3. Hanya dengan Rp.20.000,- per paket kita sudah berada dalam bagian orang-orang yang dijanjikan oleh Allah masuk surga melalui pintu khusus. Semoga rezeki yang kita sisihkan untuk mereka dapat menjadi keberkahan di bulan suci Ramadhan.