Penulis Indonesiana
Artikel
Pengikut
Sebab setelah tahu rasanya lega Apalah kebohongan dari kata-kata
Dua pasang mata memilih berteduh Kala ingatan-ingatan mulai bergaduh
Akhirilah rindu dengan sebuah temu Aku pun takkan lelah berdoa untuk segera
Tetapi ketika semesta tawarkan wajah baru Aku mulai terganggu senyuman dulu
Hanya kita dan segala sunyi Melenakan mimpi sekali lagi Biar doa menjadi selimutnya
Duhai, aku tak tahu sesungguh apa rindu Sebab getarnya acap terasa pilu Betapa aku hanyalah kesedihan
Pada laut yang teduh Tempat cinta dulu pernah berkayuh Aku, kau; berdua
Semangkuk cinta dihangatkan kembali Aku pikir, masih layak untuk dinikmati
Acapkali wajah terlihat bijaksana Dari senyumnya yang kupu-kupu Sampai baju tanpa bulu Dibarengi kata mutiara
Pernah kita berlabuh di kehampaan Merawat sakit sebab kealpaan
Hari ketujuh di bulan pertama Seseorang melihat wajah kekasihnya Serupa nyala kunang-kunang
Tetapi janganlah lupa Semesta menandai siapa yang berdusta
Tetapi setumpuk rindu di dada Menisik luka di muram cuaca
Kemudian aku, mulai menuliskan Mencumbui segala ingatan
Cerita menari membubung tinggi Sesekali menukik, tak dihiraukan sama sekali
Seorang penyair ketakutan malam ini/ Yang ditulisnya getir malah menghantui