Penulis Indonesiana
20Artikel
0Pengikut
-Mengikuti
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Kartun di media menjadi semacam jeda di tengah berita-berita ruwet dan pelik. Senjata efektif melawan kekuasaan yang otoriter.
Di Indonesia, menjadi oposisi agaknya sekadar karena tak kebagian kekuasaan belaka.
Semua pedagang tak boleh membunyikan klakson. Dan semua pengantin baru wajib menanam sepuluh pohon.
Tersesat di jalan yang seru.
Ahok marah karena proyek reklamasi disebut "barter", dan diskresinya sedang diselidiki KPK.
Neymar dan Suarez kian percaya diri.
Tampilnya Ma’ruf Amin menunjukkan dua hal: terkepungnya Jokowi oleh oligarki atau ketidakpercayaan diri menggaet pemilih muslim.
Di zebra cross yang terkenal karena The Beatles itu, tak ada klakson yang menyalak meski orang lalu lalang dan berhenti di tengah jalan
Ia berangkat ke London tanpa tahu arti kata "exit".
Kami tak ingin ketulusan dihargai dengan materi, sebab materialisme itu pangkal segala keserakahan.
Kampung atau saya yang berubah?
Kegaduhan politik di media sosial.
Dia selalu menggigit bek lawan saat tertekan. Clasico kali ini punya semua syarat Barcelona kerepotan menghadapi Madrid.
Cerita dua orang tua menempuh usia tua.
Kepala desa ini mengubah cara berpikir penduduknya dengan radikal. Akibat candu orang tua memilih membeli rokok ketimbang menyekolahkan anak mereka.
Setelah menyetip program yang memakai “kata-kata bersayap” di kementeriannya, Susi bisa memangkas Rp 200 miliar tahun depan.
Bon Jovi adalah kenangan: lagu-lagu barunya tak lagi populer.
Bagaimana fisika dan matematika menghitung kegagalan dan kesuksesna tendangan penalti.
Buku kedua ini mengupas agak lebih panjang kunjungannya ke Indonesia, bagaimana ia menghasut para pejabat kita mengorupsi triliuan uang.
Puasa mengajari kita agar lebih berempati kepada manusia lain, lebih toleran kepada sesama makhluk Tuhan, serta mengedepankan prasangka baik.