Semanis Bibirmu

Rabu, 24 Januari 2024 08:15 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

Getar telepon genggam. Berbisik "Ya. Satu sesi lagi. Kepalang, menemani si cantik, moderator aku. Oke. Segera meluncur usai forum. Oke." Klik! Telepon seluler mati.
Berbisik syahdu suaranya, alamak "Siapa? Pacarmu."
Bisik-bisik tak saling menoleh "Bukan. Kantor."
"Oh ..." Cantik suaramu menggetar dada.

Setiba di kantor, sekilat meluncur ke ruangan sidang redaksi. Blaar! Pintu terbuka, bergabung duduk. Der! Tampaknya ketegangan di puncak nirwana. "Terlambat kau. Detail tanya komandanmu (Redaktur Pelaksana-RedPel)." Suara PemRed (Pemimpin Redaksi).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terhenyak, detik setara berhenti. "Baik." Jawabku singkat. Selesai temu muka. Masing-masing tarik napas,  keluar ruangan, kembali ke meja kerja. Hening seperti menahun.

**

Mampir di warteg siang bolong. Lepas helem, masuk, sembari duduk "Soal kemarin tak prinsipiel, kalau saja editing tepat di kalimat dari apostrof sebelum titik koma sampai akhir alenia pertama leading news, edit."

"Hah! Fatal. Salahku."
"Itu sebabnya pagi tadi aku minta susulan berita lanjutan dipercepat."
"Naik cetak hari ini."
"Ya. Setelah makan kejar saksi dalam perlindungan."
"Artinya aman?"
"Ya. Sementara waktu."
"Sebaiknya mengejar data keuangan dulu?"
"Penyintas sedang kerja total."
"Terima kasih sobat."
"Seharusnya begitu kan?
"Mantap." Keduanya bersalaman.

Wawasan perjalanan pemberitaan bergantung pada ragam cuaca, juga fakta publik otentik. Mental teruji, hanya hal itu mampu menembus waktu pemberitaan. Krusial terkadang bagian dari pilihan antara 'ya atau tidak' menuju publik informsi, ketika hal ihwal macam itu terjadi teori formal masuk tong sampah. 

Filosofis nurani korporat tim pertarungan kebenaran versus di angkasa simpang siur sampah informasi bermuka dua para kantong kresek. Arena gladiator terbuka, di uji validatas ketajaman fakta pemberitaan otentik atau berjaket kepalsuan, multirisiko hingga ketingkat pemberedelan media informasi-hal terburuk-jika akhirnya terjadi, itu artinya sebuah negeri masih dikuasai oleh tengkulak arus informasi. 

Namun tim kuli tinta/multimedia informasi wajib bergerilya kompak mengejar pembuktian, kebenaran rekam jejak, lewat pemberitaan rekanan media terdekat, sekalipun harus berhadapan dengan kelicikan kepanjangan tangan lawan menggunakan bentuk intimidasi absurditas premanisme akibat kelemahan lokal mereka.

Suara PemRed "Bagus. Data top news oke banget. Ungkap. Headline 'Stop Press', ini bisa saya anggap darurat. Tim manajemen menyiapkan pengacara. Kalau akhirnya sampai ke persidangan, publik versus lembaga formal. Apa boleh buat. Selesai. Selamat siang",  suasana terlihat terang akal. Masing-masing kembali ke meja kerja

**

Persahabatan di ranah ketulusan setara berbagai bentuknya, merupakan kemenangan salah satu nurani keimanan persaudaraan di planet bumi, dalam bidang apapun. Barangkali itu salah satu surga kebahagiaan. Hidup berlanjut pantang surut jika itu demi kebenaran publik, sebagaimana tugas selaku insan pemberitaan untuk media publik.

"Pamit dulu kawan."
"Yakin kali kau."
"Peluncuran novel ke tiga si cantik."
Serentak keduanya "Semanis Bibirmu. Hahaha."
"Cantik kali judulnya."
"Aku berangkat kawan."
"Medahului deadlines rupanya."
"Hahaha." Keduanya ngakak terpingkal-pingkal.

***

Jakarta Indonesiana, Januari 23, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Kebaikan setiap hari.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Eskrim Pop Up (37)

Rabu, 16 Oktober 2024 13:31 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua