Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Kendati tujuan awalnya untuk kepentingan ekonomi, Jalan Anyer-Panarukan kemudian dikenal sebagai Jalan Raya Pos. Selain sebagai sarana mengirimkan paket dan surat umum, ada juga pesan yang sifatnya rahasia. Petugas harus bertanggungjawab atas smeua itu, bila perlu mempertaruhkan nyawanya. Begitu jalan ini selesai dibangun, Daendels juga menerbitkan berbagai peraturan penggunaan jalan Anyer-Panarukan. Kenapa harus berujung di Panarukan?
Di daerah Dusun Pekuncen Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu terdapat makam bersejarah yang konon menurut cerita masyarakat sekitar merupakan makam salah satu tokoh pendiri Banjarnegara. Tokoh yang dimaksud adalah Ki Ageng Maliu. Ki Ageng Maliu merupakan pendiri awal Banjarnegara sebelum menjadi Kabupaten Banjarnegara seperti sekarang ini. Riwayat berdirinya Kabupaten Banjarnegara disebutkan bahwa seorang tokoh masyarakat yang bernama Kyai Maliu sangat tertarik akan keindahan alam di sekitar Kali Merawu selatan jembatan Clangkap. Keindahan tersebut antara lain karena tanahnya berundak, berbanjar sepanjang kali. Sejak saat itu, Kyai Maliu kemudian mendirikan pondok/rumah sebagai tempat tinggal yang baru. Dari hari ke hari kian ramai dengan para pendatang yang kemudian mendirikan rumah disekitar tempat tersebut sehingga membentuk suatu perkampungan. Kemudian perkampungan yang baru dinamai “BANJAR” sesuai dengan daerahnya yang berupa tanah yang berpetak-petak dan berbanjar-banjar. Atas dasar musyawarah penduduk desa baru tersebut Kyai Maliu diangkat menjadi Petinggi (Kepala desa), sehingga kemudian dikenal dengan nama “Kyai Ageng Maliu Pertinggi Banjar”. Nah, desa Banjar yang dipimpin Ki Ageng Maliu ini yang nantinya menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Banjarnegara. .(Disadur dari Buku Banjarnegara, Sejarah dan Babadnya,Obyek Wisata dan Seni Budaya yang disusun oleh Drs. Adi Sarwono, disusun kembali oleh Sekretariat Panitia HUT RI dan Hari Jadi ke-175 Banjarnegara 2006).