x

Iklan

selsa rengganis

perempuan biasa
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Nyadran Kuburan

Tradisi nyadran kuburan adalah warisan kearifan lokal yag tak punah oleh kemajuan jaman.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Nyadran sebenarnya mempunyai arti bersih-bersih. Ada beberapa tradisi nyadran yang ada di Indonesia khususnya daerah Jawa. Nyadran desa misalnya, seluruh warga desa bergotong royong membersihkan desa, baik jalanan maupun fasilitas umum yang ada di desa tersebut. Ada pula nyadran laut yang dilaksanakan oleh warga pesisir pantai dll.

Menjelang bulan ramadhan ini di beberapa daerah melaksanakan nyadran kuburan. Tradisi setahun sekali ini tentunya membuat banyak warga menyempatkan dan mempersiapkan dengan antusias. Terbukti warga yang sudah lama merantau pun, akan pulang kampung demi turut serta acara nyadran ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun prosesi nyadran kuburan akan dimulai dengan membersihkan makam oleh para ahli waris dari jenasah yang dimakamkan di pemakaman itu. Setelah usai membersihkan makam, mereka akan berkumpul di salah satu mushola/masjid terdekat atau di sekitar makam lalu melaksanakan doa bersama atau tepatnya mengirim doa bagi para leluhur/ saudara mereka yang telah meninggal dunia. Dan dilanjutkan dengan makan bersama tumpeng ataupun aneka makanan khas daerah masing-masing yang disediakan warga. Biasanya nasi kuning atau nasi megono.

Di beberapa tempat, tradisi nyadran dilaksanakan secara besar-besaran, dengan mengarak tumpeng, pawai keliling dan bahkan ada yang diselipkan kesenian lokal.

Tradisi nyadran ini sebenarnya warisan kearifan lokal dari para leluhur dan sudah menjadi budaya bagi daerah yang masih memegang teguh tradisi ini. Tentunya kita sebagai generasi muda bisa mempertahankan kelestraian suatu warisan budaya dan memeliharanya dengan baik.

Namun sebaiknya juga para generasi muda juga diberi pengertian maksud dan tujuan dari nyadran ini hingga mereka mampu memahami bahwa tradisi ini layak dipertahankan sebagai pelestarian budaya sekaligus ajang bersilaturrahim dengan warga sekitar. Dan tidak sekedar hanya ikut-ikutan melaksanakan sebuah tradisi budaya.

Akhir kata, Marhaban Ya Ramadhan, selamat jelang bulan puasa, mohon maaf atas kesalahan.

Ilustrasi gambar : www.suara-islam.com

Ikuti tulisan menarik selsa rengganis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler