Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Dalam sebuah majelis KH. Abdul Mujid Ridlwan (alm) yang merpakan tokoh NU, pernah menyampaikan sebuah pertanyaan. “Kenapa perlawanan rakyat Surabaya itu terjadi 10 November 1945, kenapa tidak sehari atau dua hari sebelumnya padahal pada saat itu tentara dan rakyat sudah siap ?” Melihat tak satupun diantara yang hadir dalam majelis itu dapat menjawab, pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Kyai Mujib, “Jawabannya adalah saat itu belum diizinkan KH. Hasyim Asy’ary untuk memulai pertempuran. Mengapa tidak diizinkan ? ternyata Kyai Hasyim Asy’ary menunggu kekasih Allah dari Cirebon yang akan datang menjaga langit Surabaya, beliau adalah KH. Abbas Abdul Jamil dari Pesantren Buntet Cirebon dan KH. Amin Sepuh dari Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon”
Saya yang merasa hidup dan besar dalam kultur NU, justru sangat menyayangkan sikap “NU struktural” yang tampak tidak bisa akomodatif dan bijak