Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Di layar laptop kami menyaksikan pemandangan di dalam pesawat. Kamera agak bergoyang-goyang, namun kami bisa menangkap keseluruhan kejadian yang diam-diam direkam oleh vlogger tersebut. Durasi videonya sekitar 15 menit, sebelum akhirnya mati. Kucurigai, akhirnya aksi si vlogger ketahuan oleh si pembajak. Enam pembajak, aku menghitung dalam hati. Kemungkinan korban meninggal, dua orang, beberapa terluka. Aku kembali berhitung. Kulirik jam tanganku, kurang dari setengah jam dari waktu yang ditentukan oleh si pembajak.
Bagaimana mungkin aku akan memanggilnya, sedangkan namanya saja aku tak tahu. Aku hanya tahu ia kerja kantoran, sebab terlihat dari dandanannya. Mungkin sekretaris. Aku tersenyum. Hanya karena dia cantik, dan terlihat ramah, aku langsung menyimpulkan ia seorang sekretaris. Padahal sekretaris kantor HOT-ARTS tempat aku datang sesekali untuk meeting dengan pemesan karyaku, adalah seorang lelaki tinggi besar dan berkumis. Tak ada cantik-cantiknya.
"Gelap membuat orang cenderung takut, sebab konon secara psikologis, manusia memang gampang dibuat cemas, dan merasa insecured, tidak aman. Kondisi gelap yang membuat kita tak bisa melihat apa-apa, membuat kecemasan kita meningkat. Takut ada hantu, setan, genderuwo, atau apapun. Ingat, bahwa manusia seringkali takut pada sesuatu yang mereka tidak pahami, yang tidak bisa mereka definisikan dan yang tidak bisa mereka hadapi."
Sebuah meja berwarna gelap diletakkan di tengah ruangan. Di satu sisi dinding, terpajang sebuah cermin yang sangat besar, sementara ketiga dinding lain dibiarkan kosong. Benda lain yang menemani meja tadi hanyalah dua buah kursi yang diletakkan saling berseberangan. Seseorang telah duduk di salah satu kursi. Aku mengambil kursi yang satunya lagi. Kedua polisi yang masuk bersamaku berdiri di dekat pintu. Aku mengeluarkan sketchbook yang selalu kubawa ke mana-mana, lengkap dengan sebatang spidol.
Seisi Lapas sedang heboh setelah napi transgender yang kecentilan itu ditemukan tewas dengan kepala pecah. Semua orang saling curiga, dan terutama mereka mencurigai aku. Wajar saja, di blok ini, selku termasuk sel isolasi, terpisah dari napi-napi lainnya. Isinya hanya beberapa orang dengan tingkat kejahatan paling berat. Aku salah satu diantaranya.
Kreativitas di sini berarti anak-anak muda yang menongkrong bermain gaple, diselingi minum bir sambil meludah sembarangan ke lantai. Sehat dalam definisi kami, adalah ketika kau masih bisa bangun esok harinya, setelah semalaman pesta miras sambil bergoyang dangdut. Kenduri di kampung kami terjadi saat ada perwakilan partai datang, bercuap-cuap sebentar di balai desa bobrok tempat Pak Kades sesekali ngantor, mengurusi surat menyurat. Pulangnya si orang partai memberikan uang dalam amplop tebal. Sebagian besar masuk saku Pak Kades, sisanya dihabiskan untuk menyewa biduan dari kampung sebelah. Bergoyang semalam suntuk, ditemani berkerat-kerat bir botol hijau.
Aku terperangah, ketika lelaki itu memasuki ruangan. Tak seperti pesohor lainnya yang pernah kutemui, yang selalu mengumbar banyak senyum dan kerlingan mata menggoda, yang satu ini terkesan cuek dan dingin. Langkahnya mantap, bahunya tegap. Ia punya semacam daya tarik, yang membuat orang sulit memalingkan pandangan dari wajahnya. Seperti aku sekarang ini.
Hampir empat minggu yang lalu, sebuah video bocor ke masyarakat. Rekaman yang diambil menggunakan ponsel amatiran itu menunjukkan kegiatan seksual seorang yang ‘mirip’ dengan tokoh masyarakat terkenal dan seorang wanita panggilan kelas atas. Seperti efek domino, kami memperoleh banyak sekali informasi bahwa video tersebut hanyalah sebagian kecil dari transaksi haram lainnya meliputi perdagangan obat terlarang, human trafficking dan peredaran uang palsu. Semua bukti-bukti mengarah pada Bono Wiguna, pengusaha bertangan dingin yang memiliki saham di beberapa perusahaan raksasa Indonesia.
Lelaki itu tahu persis kapan ia akan mati. Ia sudah mempersiapkan segalanya selama berbulan-bulan. Ia bahkan sudah melakukan percobaan berkali-kali, menambal kekurangan di setiap kalinya. Apa yang akan dilakukannya ini harus mulus tanpa cela, karena ia suka dengan kesempurnaan, meski orang selalu mengatakan sempurna itu tidak ada.
Mungkin tak semua orang pernah mengalami perundungan secara fisik. Namun saya yakin ada begitu banyak orang yang pernah diejek karena gemuk, jelek, item, b