Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Bahasa dalam dunia jurnalistik memiliki kekhasan tersendiri cenderung berbeda dengan bahasa-bahasa pada umunya. Bahasa yang digunakan pada judul berita misalnya. Pada judul berita cenderung menggunakan bahasa yang singkat namun menarik bagi pembacanya. Bahasa yang digunakan tersebut meskipun untuk menarik perhatian pembaca tentunya juga harus memerhatikan kebakuan kata yang digunakan. Namun, permasalahannya saat ini penggunaan bahasa nonbaku menjadi solusi yang digunakan jurnalis maupun redaktur untuk menarik perhatian pembaca akibat ketergesaan media online dalam menyampaikan informasi dan ketatnya persaingan untuk meraih perhatian pembaca. Padahal untuk membuat judul berita yang menarik tidak harus menggunakan bahasa nonbaku.
Era globalisasi dan serba digital ini telah menimbulkan dilema tersendiri bagi orang Indonesia. Kita ketahui bahwa disatu sisi manusia tidak bisa stagnan selalu hidup dalam keadaan yang tradisional atau hidup serba manual. Tetapi disisi lain, ternyata modernisasi dan globalisasi menimbulkan dampak yang luar biasa pada tergerusnya nilai-nilai budaya Indonesia yang merupakan ciri khas suatu bangsa. Terlihat sekarang ini, tren budaya Korea atau Amerika lebih digemari warga Indonesia. Mengapa kita terkesan meninggalkan kebudayaan lokal kita? Padahal kita memiliki kebudayaan lokal yang berwarna. Seharusnya generasi muda dan seluruh warga Indonesia dapat mengemas kebudayaan lokal secara modern dengan nilai kultural sehingga mendorong keunggulan budaya Indonesia.