Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Melarang lato-lato di sekolah adalah bukti sekolah Indonesia masih bernuansa ototiriter dan feodalistik. Dalam pendidikan humanis, pelarangan adalah langkah salah kaprah. Pendidikan humanis wajib mengedepankan pengelolahan ketimbang pelarangan. Kalau memang berniat melarang, harus disertai argumentasi kuat, logis, dan humanis. Bukan dengan dalil superioritas dan hierarki.
Melihat kemampuan teknologi ChatGPT, Claude, dan AI lainnya bisa jadi akan terjadi disrupsi besar-besaran dalam dunia pendidikan. Bagaimana nasib pendidikan bergaya textbook seperti mayoritas sekolah di Indonesia? Apakah soal ulangan dan tugas teks dari guru dan dosen masih relevan untuk dijawab dan diurai? Bagaimana cara guru dan dosen membedakan antara jawaban robot dan manusia?