x

Iklan

Egy Massadiah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dirgahayu Pak Syaf

Dua hari lalu, jenderal asal Sulawesi Selatan ini menerima anugerah "Tokoh Perubahan Republika 2017".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

catatan Egy Massadiah

Foto ini dijepret sekitar awal Ramadhan, 12 September 2007. Tepatnya di ruang tengah kediaman Wakil Presiden Jalan Diponegoro Jakarta Pusat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya ditugaskan oleh DPP Partai Golkar merekam gambar Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla untuk kepentingan ucapan Selamat Berpuasa dan Selamat Iedul Fitri. Saat itu JK baru saja kembali dari lapangan sepakbola PTIK menjadi "wasit" pertandingan persahabatan antara kesebelasan Nahdathul Ulama vs kesebelasan Muhammadiyah dengan skor 4 - 2 untuk keunggulan Muhammadiyah.

Kesebelasan Muhammadiyah diperkuat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Mendiknas Bambang Sudibyo, Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas, Jeffrie Goeovanie, dan aktor Primus Yustisio.

Sementara kesebelasan NU diisi oleh Duta Besar RI untuk Qatar Rozy Munir, Menneg Koperasi dan UKM Suryadarma Ali, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Idrus Marham, Masduki Baidlawi, Nur Iskandar SQ dan raja dangdut Rhoma Irama.

Ajudan Wapres yang bertugas mendampingi adalah Kombes Pol Drs Syafruddin (baju putih). Menjelang pengambilan gambar, Jusuf Kalla mencermati narasi yang sudah kami siapkan. Sigap Kombes Syafruddin mengulurkan pulpen kepada Wapres yang kemudian melakukan beberapa perubahan kata.

Sepotong ingatan, usai pengambilan gambar Kombes Syafruddin lalu menyuguhkan aneka makanan dan kue dari dapur rumah wapres. Sebuah kenangan yang amat berkesan dari ADC kepada para crew syuting. Sungguh sebuah nikmat Ramadhan yang tak terwakili kata kata.

Pandanglah wajah Kombes Syafruddin dalam foto 11 tahun silam. Saat itu tiga melati di pundaknya. Kini sudah ada tiga bintang. Kesibukannya terbilang padat, sebagai Komandan Kontingen CdM Asian Games 2018, Wakil Ketua Dewan Mesjid Indonesia dan tentu saja tugas utamanya sebagai Wakapolri.

Setidaknya dalam catatan saya dua tiga pekan terakhir agenda Komjen Syafruddin sangat padat. Terbang ke Kabul Afganistan mendampingi wapres Jusuf Kalla dalam misi perdamaian. Menyemangati team Persija di Stadion GBK Jakarta.

Kemudian hadir dalam acara Pertemuan Ulama Jord Qodama di Cikampek Jawa Barat. Mengunjungi rumah Aipda Nurman anggota Polres Mamuju Sulbar yang gugur saat mengevakuasi korban banjir bandang. Juga mampir shalat di mesjid Imam Lapeo ( ulama penyebar agama Islam di jazirah Mandar 1838 - 1952 ) sekaligus bersilaturahim dengan Ummi Isa (90 tahun) putri Imam Lapeo.

Hampir setiap hari ia hinggap di berbagai markas cabor menggemakan semangat juang kepada para atlet yang sebentar lagi akan mengibarkan merah putih di ajang Asian Games.

Dua hari lalu, jenderal asal Sulawesi Selatan ini menerima anugerah "Tokoh Perubahan Republika 2017". Semasa kecil pria yang pernah menjabat Kapolres Metro Jakarta Timur ini terbiasa bangun sebelum mentari terbit. Syafruddin kecil bertugas menimba air untuk memenuhi kolam air wudhu di masjid sekitar Makassar, Sulawesi Selatan.

Jika waktu shalat telah tiba dan belum ada yang mengumandangkan azan, Syafruddin yang ketika itu berusia tujuh tahun bertindak sebagai muazin. Masyarakat sekitar akan berdatangan untuk mendirikan shalat berjamaah.

Rutinitas seperti itu terus dia tekuni setiap hari. Saat remaja, penyuka olahraga renang ini diberi amanah untuk menyusun jadwal khatib shalat Jumat dan merancang kegiatan keagamaan dan meramaikan tempat sujud.

Ada kisah di awal 2010 saat Brigjen Syafruddin bertugas di Sumut. Jusuf Kalla yang tidak lagi menjabat wakil presiden berkunjung ke Medan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia.

Salah satu titik yang ditinjau adalah pelayanan mobil ambulans milik PMI. JK kemudian bertanya kepada petugas yang mengendalikan operasional ambulans tentang kendala kendala yang dihadapi. Sang petugas menjawab bahwa banyak penelpon yang meminta layanan ambulans, dan ketika didatangi ternyata penelpon iseng.

JK kemudian memanggil Wakapolda Sumut Brigjen Syafruddin dan mengatakan, "Syaf kau tangkap itu orang yang suka telpon telpon. Lalu umumkan di koran supaya jangan lagi ada yang bercanda."

Sigap Brigjen Syafruddin menjawab siap Pak. Tak berapa lama, dengan setengah berbisik dan saya pun mendengar sendiri, JK bilang, "Wah saya lupa kalau Syaf itu sudah jenderal ya, saya kira dia masih ajudan saya, dan saya juga lupa saya pikir saya masih wapres," ujar JK berkelakar.

Hari ini 12 April 2018, Komjen Syaf berulang tahun. Sehat ki selalu dan tetap dilimpahkan kucuran kesehatan dalam menjalankan tugas tugas mulia yang dipercayakan oleh pertiwi khatulistiwa.

Sekali lagi salamakki Jenderal. Tabe.

Jakarta 12 April 2018

Ikuti tulisan menarik Egy Massadiah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB