Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.
Akhir Cerita Squid Game Semakin Mengguncang: Gi‑hun Menghadap Front Man
Sabtu, 14 Juni 2025 18:35 WIB
Satu permainan terakhir, pertaruhan hidup dan mati: Gi‑hun melawan Front Man, saat rahasia, pengkhianatan, dan darah tumpah demi kebebasan.
***
Suasana trailer final yang baru saja dirilis pada acara Netflix Tudum tampak tegang dan mencekam, saat Gi‑hun dan Front Man saling berhadapan. Dialog emosional “Every game must come to an end” menjadi kalimat kunci yang menandakan babak terakhir dari saga tersebut. Trailer juga memberikan gambaran mengenai puncak pertempuran hidup dan mati yang tak terelakkan.
Seong Gi‑hun (Player 456) tampak melangkah sendirian, terjebak di tengah permainan yang tak punya ampun. Keputusasaan yang tampak di wajahnya menjadi akar penting konflik yang tengah terjadi. Langkahnya yang penuh luka dan trauma memang tengah diberatkan oleh nasib dan pilihan hidupnya.
Latar pembukaan trailer turut menggambarkan Gi‑hun tengah diikat di sebuah ranjang besi, tak mampu melawan takdirnya. Dalam adegan tersebut, Front Man melontarkan kalimat “Why didn’t you kill me?”, sebuah pertanyaan penting mengenai moral dan kekuasaan. Keputusan Gi‑hun saat itu tampak menjadi akar masalah yang akan diberesakan di babak pamungkas.
Front Man (Hwang In‑ho) juga tampak tengah melawan para tamu VIP, kelompok elit yang gemar menyaksikan pertumpahan darah manusia. Identitasnya yang terungkap di musim sebelumnya membuat posisinya lebih sulit dan penuh tekanan. Dalam prosesnya, Front Man harus menjaga kepatuhannya sambil bergelut melawan hati nuraninya.
Selain tokoh-tokoh manusia, trailer juga menonjolkan permainan yang lebih sadis, seperti jump‑rope mematikan dan mesin permen gumball. Dalam permainan tersebut, hidup dan mati bergantung pada sebuah bola yang diundi secara acak. Young‑hee dan Chul‑su, robot yang tampak tak punya hati, juga turut menjaga proses eliminasi.
Ketegangan psikologis tampak saat Gi‑hun melawan Seon‑nyeo, sesama kontestan yang tengah mencari keselamatan masing-masing. Dalam adegan tersebut, terjadi perkelahian dan pertumpahan darah yang tak terelakkan. Transformasi Gi‑hun dari manusia yang terluka menjadi pejuang tampak jelas di momen tersebut.
Selain konflik manusiawi, ada aspek emosional yang lebih luas, seperti Jun‑hee yang tengah mengandung sambil melawan nasibnya di tengah permainan. Dalam sebuah adegan, bayi yang tengah diberontak di rahimnya tampak menjadi satu-satunya cahaya harapan di tengah kegelapan. Keberadaannya juga menjadi sebuah perumpamaan mengenai hidup dan penerusan manusia.
Pasangan ibu‑anak Yong‑sik dan Geum‑ja juga harus menghadapi pilihan sulit, saat bola gumball yang diterima masing-masing dapat menentukan hidup dan mati mereka. Keputusan moral yang harus diambil menambah nuansa tragis dan manusiawi dari cerita. Ikatan keluarga dan pengorbanan tampak lebih penting dari apa pun.
Sementara itu, Jun‑ho (Wi Ha‑joon) tengah melacak rahasia di balik permainan yang melibatkan adiknya, Front Man. Dalam proses tersebut, terdapat pengkhianatan dan intrik yang tak terduga. Plot paralel mengenai Jun‑ho memberikan dimensi lebih luas mengenai akar masalah yang melibatkan Squid Game.
Hwang Dong‑hyuk, kreator sekaligus sutradara dan produser, memang ingin memberikan sebuah penutup yang sesuai dan manusiawi. Dalam pernyataannya, Hwang menyebut bahwa bab terakhir harus mampu menjawab pertanyaan moral dan nasib para karakter. Keputusan kreatifnya juga diberlakukan untuk menjaga kualitas dan visi cerita yang matang.
Selain Young‑hee dan Chul‑su, elemen lain yang tampak lebih unggul dari segi sinematografi adalah penggunaan warna yang kontras dan surreal. Dalam sebuah adegan, ruang-ruang tampak diberi nuansa permen, tapi di tengahnya terjadi pertumpahan darah dan kekerasan. Keindahan visual tersebut juga turut mendalam makna tragis dari cerita Squid Game.
Release yang diberlakukan sekaligus pada 27 Juni 2025 di Netflix memberikan peluang untuk melakukan marathon dan mencari makna lebih luas dari kisah Gi‑hun. Dalam waktu yang pendek namun padat, para penonton dapat menyelami pertempuran hidup dan mati yang tengah terjadi. Cara penyajian tersebut juga membuka ruang diskusi yang luas mengenai nasib manusia di tengah tekanan dan kesulitan.
Media dan kalangan kritikus menyambut trailer final sebagai puncak dari sebuah saga yang tak mudah dilupakan. Transformasi Gi‑hun dianggap sebagai jantung cerita yang mampu menyampaikan pesan moral mengenai manusia, hati nurani, dan pilihan hidup. Penutup yang matang dan emosional diharapkan mampu memenuhi ekspektasi para penggemarnya.
Proses syuting yang berjalan back‑to‑back dengan musim sebelumnya, yang selesai pada Juni 2024, turut menjaga konsistensi kualitas dan visi kreatif. Keputusan tersebut juga diberlakukan demi menjaga momentum dan keterhubungan cerita. Langkah kreatif dan perencanaan matang inilah yang melahirkan sebuah penutup epik.
Trailer tersebut pertama kali diberitakan saat pertemuan Tudum Netflix pada 31 Mei 2025, yang juga dihadiri oleh para pemeran dan Hwang Dong‑hyuk. Dalam momen tersebut, suasana tampak penuh harapan, antusiasme, dan kecemasan mengenai apa yang akan terjadi. Diskusi mengenai nasib Gi‑hun dan para kontestan memenuhi media dan ruang publik.
Season 3 diharapkan mampu menutup seluruh plot yang tengah bergulir, mulai dari pemberontakan, pengkhianatan, cinta, keluarga, hingga kemanusiaan. Dengan pertempuran final antara Gi‑hun dan Front Man, dan ancaman lebih luas dari VIP dan permainan yang tak manusiawi, penonton dijanjikan sebuah klimaks emosional yang tak terlupakan.
Meskipun saga ini akan mencapai garis finish, peluang untuk spin‑off dan cerita lain mengenai latar Squid Game masih terbuka lebar. Mengutip dari hollywoodreporter.com, film Season 3 dan terakhir dari serial populer Netflix ini akan tayang perdana pada 27 Juni. ***

Penulis Indonesiana
7 Pengikut

Membaca László Krasznahorkai, Membaca Karya Pemenang Nobel Sastra 2025
Minggu, 12 Oktober 2025 08:23 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler