Jumlah Pramuka Indonesia Mayoritas, Peran di Internasional Harusnya Maksimal

42 menit lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Konferensi Pramuka Kawasan Asia-Pasifik, Taiwan. 12 Oktober 2025. Foto: Istimewa
Iklan

Kwarnas kurang peduli pada Konferensi Pramuka di luar negeri. Begitu juga abai mengirim kontingen ke negara lain. Hal ini merugikan Indonesia.

***

Acara pembukaan Konferensi Pramuka Kawasan Asia-Pasifik digelar di gedung megah, Kaohsiung Exhibition Center, Taiwan pada 12 Oktober 2025. Konferensi setiap tiga tahun sekali ini diikuti  27 negara anggota Asia Pacific Region (APR) untuk  merumuskan program kerja dan memilih pengurus baru Komite APR periode 2025-2028. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hajatan pembuka tersebut dihadiri oleh Ketua Komite Pramuka Dunia (World Organization of the Scout Movement/WOSM) Daniel Corsen dan Sekretaris Jenderal World Scout Biro David Berg. Upacara pembukaan diawali oleh Direktur Regional APR JR C. Pangilinan yang memulai acara roll call dari 27 national scout organization (NSO) yang hadir di Konferensi ke-28. 

Di Facebook, kita menyaksikan video dimana JR Pangilinan mengumumkan bahwa  delegasi Pramuka India sebanyak 20 orang (delegasi dan pengamat). Lalu Hong Kong mengirimkan 21 orang dan Jepang (17 orang). Ratusan peserta Konferensi bertepuk tangan dengan meriah. 

Tiba giliran Indonesia.  "Penyumbang terbanyak anggota pramuka  di regional Asia Pasifik, Gerakan Pramuka Indonesia mengirim dua peserta," kata JR Pangilinan.

Pada layar lebar backdrop di belakang panggung, tertulis nama ketua delegasi: Mohamad Laiyin Nento dan anggota: Raihan Muhammad Sujaya. 

Sebenarnya, kehadiran Kak Laiyin di Kaohsiung dalam rangka menjadi trainer pada kursus pelatih APR yang dilakukan sebelum Konferensi APR. Beliau adalah Wakil Ketua Pusdiklatnas. Sedangkan Raihan adalah Ketua DKN yang menjadi peserta Regional Youth Representatives Forum. 
 
Daniël Corsen dan David Berg ikut berbicara dalam Konferensi APR di Kaohsiung. Mereka menyoroti strategi inovatif untuk aspek kepemimpinan, pertumbuhan dan perlindungan anggota, serta kekuatan dari sukarelawan muda. Mereka mengapresiasi besarnya jumlah pramuka di Asia Pasifik sebanyak 37 juta orang. Berdasarkan data WOSM, jumlah pramuka di dunia sebanyak 55 juta. Gerakan Pramuka melaporkan jumlah anggotanya sekitar 25 juta. 

Jadi, seperti disampaikan JR Pangilinan, Indonesia adalah penyumbang terbanyak  anggota pramuka di kawasan Asia Pasifik, dan 50 persen dari pramuka dunia. Namun sangat disayangkan, kehadirannya di Konferensi APR sangat minimalis sekali. Tidak ada pimpinan Kwarnas yang hadir dan mendaftarkan hanya dua peserta. 

Padahal ada tujuh pramuka Indonesia yang datang ke Kaohsiung. Yaitu Kak Rio Ashadi (ketua sub-com), Kak Triadi Suparta (tamu),  ⁠Kak Laiyin Nento (pelatih CLT), Kak Taufik (CLT), Kak Raihan (Youth Forum), Kak Brata  Hardjosubroto (anggota Komite APR), dan Kak Ahmad Rusdi (Presiden APR Foundation dan mantan Ketua Komite APR). Kak Ahmad Rusdi bahkan memberikan paparannya dalam Konferensi APR tersebut. 

Kabarnya, Kak Ahmad Rusdi dan Kak Brata Hardjosubroto belum pernah sekalipun diajak diskusi atau diminta masukan oleh pimpinan Kwarnas untuk membicarakan persoalan atau isu kepramukaan mancanegara. Selepas Munas Gerakan Pramuka di Banda Aceh pada Desember 2023, keduanya memang tidak diajak dalam kepengurusan Kwarnas periode 2023-2028.  Padahal keduanya menjadi tokoh di kawasan Asia Pasifik dan puluhan tahun telah mengabdikan dirinya membantu Kwarnas.  

Meskipun hadir dengan minimalis, dari sisi diplomasi delegasi Indonesia mampu memasukkan 7 orang anggota GP dalam kepengurusan regional Asia-Pasifik periode 2025-2028. Yaitu: Rio Ashadi (anggota Educational Program sub-committee), Bainah Sari Dewi (anggota Strategic Transformation sub-committee), Syarifah Alawiyah (anggota Volunteering Support sub-committee), Yesika Maya Ocktarani (anggota APR Plan Monitoring Task Force). 

Selain itu Kak Brata Hardjosubroto tetap sebagai anggota Komite Pramuka Asia-Pasifik yang ditugasi dalam Task Force for Potential Countries, dan Kak Ahmad Rusdi diusulkan sebagai Penasehat Komite. Ini pencapaian tersendiri dari lobi yang dilakukan Kak Brata Hardjosubroto, Kak Ahmad Rusdi, dan Kak Laiyin di Konferensi ke-28 APR, Kaohsiung, Taiwan. Karena Boy Scouts of the Philippines hanya memasukkan 6 personel dan Malaysia 7 personel dalam Kepengurusan Asia-Pasifik 2025-2028.

Dari sejarah, kita mencatat bagaimana pimpinan Kwarnas periode-periode sebelumnya selalu hadir memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi APR dan WOSM. Pada tahun 1970-an, Sekjen Kwarnas Kak Azis Saleh terpilih sebagai Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik. Kak Ahmad Rusdi juga menjadi Ketua Komite Pramuka Asia Pasifik untuk masa bakti 2018-2022. 

Ketua Kwarnas Kak Azrul Azwar memimpin delegasi Indonesia pada Konferensi APR di Tokyo (tahun 2006), Malaysia (2009) dan Bangladesh (2012). Ada puluhan pramuka Indonesia (dari Kwarnas dan Kwarda) yang menjadi anggota delegasi. Pada Konferensi APR di Cina tahun 2015, Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault memimpin delegasi Indonesia.

Dengan bahasa Inggris-nya yang fasih, Kak Azrul Azwar yang adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran UI, sangat vokal menyampaikan aspirasi Indonesia dan negara-negara Asia (negara berkembang) dalam Konferensi-konferensi di APR dan WOSM.

Sayangnya, warisan dari Kak Sultan Hamengkubuwono IX, Kak Mashudi hingga Kak Azrul Azwar terkait komitmen tinggi untuk partisipasi Gerakan Pramuka pada kancah internasional, terlalu lemah dilanjutkan lagi. 

Sampai saat ini, kabarnya, Kwarnas belum menyampaikan pemberitahuan kehadiran Gerakan Pramuka pada Konferensi Pramuka Kawasan ASEAN (Southeast Asia Scout Association for Regional Cooperation/SEASARC) yang bakal berlangsung November ini di Singapura. Pembentukan SEASARC ini diinisiasi oleh Ketua Kwarnas Kak Azrul Azwar.   

Begitu juga, Indonesia belum mengirimkan daftar kontingennya untuk mengikuti Jambore Asia Pasifik (33rd Asia-Pacific Regional Scout Jamboree) di Bumi Perkemahan Kainomayan, Zambales, Filipina pada 14-21 Desember 2025. Biasanya, Indonesia mengirim ratusan pramuka pada Jambore Asia Pasifik. 

Organisasi Pramuka Singapura akan mengadakan The SG60 Singapore International Jamboree di Sarimbun Scouth Camp pada 18-24 November 2025. Jambore ini sekaligus merayakan uloang tahun ke-60 negara Singapura. 

Sampai saat ini, belum ada surat edaran dari Kwarnas ke Kwarda-kwarda untuk mengikuti kegiatan di Singapura tersebut. Sebelum-sebelumnya, puluhan hingga ratusan pramuka dari Tanah Air, khususnya dari Sumatera (Kepulauan Riau) berpartisipasi dalam Jambore Nasional Singapura. 

Pada Juli 2025, WOSM sudah berbaik hati untuk menghapus tunggakan iuran Indonesia kepada WOSM yang mencapai 800 ribu dolar AS. Hal itu tercapai dari pertemuan David Berg dan JR Pangilinan dengan pimpinan Kwarnas di Jakarta. Namun, kedua tokoh penting pramuka dunia ini tidak berhasil bertemu dengan ketua Kwarnas. 

Pekan ini, pimpinan Kwarnas tidak hadir dalam konferensi tiga tahunan APR di Kaohsiung, Taiwan. Begitu juga belum jelas kehadirannya dalam Konferensi Pramuka ASEAN di Singapura pada November 2025. Termasuk kehadiran Kontingan Gerakan Pramuka dalam Jambore Asia Pasifik di Filipina pada Desember 2025. Ironis memang.    

Untuk konferensi APR dan WOSM mendatang, sebaiknya ketua, sekjen dan pimpinan Kwarnas hadir. Karena di dalam konferensi tersebut ada rapat terpisah, yaitu antara para ketua-ketua Kwarnas/NSO, para sekretaris jenderal (chief scout executive) dan para wakil ketua Kwartir bidang hubungan luar negeri (international commisioner). 

Sesungguhnya, konferensi APR atau WOSM dapat menjadi ajang pimpinan Kwarnas untuk berkenalan dan belajar dari pimpinan organisasi pramuka seluruh dunia. Tidak hanya itu, kehadiran fisik pimpinan Kwarnas ini juga untuk menunjukkan dan menjadi contoh bagi adik-adik penggalang, penegak dan pandega agar terus semangat berkiprah dalam kancah global. Jangan mereka hanya jadi jago kandang, mereka mesti memainkan peran di pentas kepramukaan Asia Pasifik dan dunia. 

Jika pimpinan Kwartir serius dan peduli, para orang tua bakal percaya dan mendorong putera-puterinya menjadi anggota Gerakan Pramuka. Mereka berharap anak-anaknya dapat mengikuti Jambore, Rover Moot, menjadi pengurus di Regional Youth Representatives (Dewan Kerja) Asia Pasifik, dan mengikuti kegiatan-kegiatan internasional lainnya. Wallahualam bissawab.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Catatan Dari Palmerah

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua