Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Isu pelanggaran HAM terus menjadi hantu bagi bangsa ini karena belum terselesaikan tuntas. Kubu Prabowo pun berusaha mencuci dosa masa lalunya.
Apabila kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tidak pernah diselesaikan secara tuntas dan adil, sedangkan pelakunya dibiarkan bebas menduduki suatu jabatan strategis di pemerintahan, maka dapat menimbulkan permasalahan serius yang mencoreng nama baik Indonesia.
Dalam memperjuangan kebebesan, tak jarang kita harus mengorbankan atau kehilangan sesuatu yang penting dalam hidup kita.
Kepergian Desmond Mahesa adalah sebuah kehilangan terbesar bagi perjuangan reformasi. Keberanian dan ketegasan Desmond di hadapan berbagai berbagai instansi, membuat dia menjadi secercah harapan bagi rakyat Indonesia, Pahlawan yang mengacungkan kompas arah jalan gerbong reformasi.
Kisah tentang seorang aktivis yang kehilangan ingatan dan diasingkan ke sebuah pulau pembuangan para penentang penguasa.
Jika pada akhirnya Prabowo masih melenggang setelah sejumlah tuduhan yang begitu kuat soal pelanggaran HAM, saya rasa ini bukan hanya masalah Prabowonya, tetapi juga penegakan hukum di negara kita. Sehingga selama kasus pelanggaran HAM ini tidak menemukan titik terang secara hukum, Prabowo akan terus dicap sebagai pelanggar HAM berat dan aktivis HAM akan terus mengejarnya.
Dengan mudah kita tahu bahwa cerita dalam novel ini tak lain adalah kisah penculikan aktivis pada 1998 yang merupakan buntut dari Peristiwa Kudatuli.