Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Mewujudkan merdeka belajar diperlukan interkasi segitiga atau hubungan yang antara anak, orang tua dan guru. Keberhasilan dalam pendidikan anak bukan hanya pada guru. Dimana keberhasilan dalam pendidikan terlihat pada proses pembelajaran yang menumbuhkan makna hubungan antara anak, orang tua, dan guru.
Digitalisasi bersanding dengan mendongeng ini membantu kita membantu mewujudkan merdeka belajar. Dimana anak didik diasah untuk berpikir atau berimajinasi menyelesaikan masalah dari materi yang dia terima dengan mentransformasikan ke dalam dongeng. Siswa juga akan terlatih dengan berliterasi dengan mengkomunikasikan. Sehingga perkembangan zaman tidak akan mengeliminasi budaya yang telah melekat.
Dalam hidup akan selalu terkaji dan pasti terjadi yang namanya perubahan. Perubahan tidak dapat dielakkan. Jangan halau perubahan, hidup berdampingan dan menerima perubahan itu. Merdeka Belajar dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mas Nadiem Anwar Makarim. Program ini dengan tujuan untuk membebaskan siswa, guru ataupun sekolah dari berbagai hal yang membelenggu. Merdeka Belajar terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Merdeka belajar dalam arti sekolah, guru-guru, dan muridnya, mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Maka disarankan guru menciptakan strategi pembelajaran yang mendukung merdeka belajar dimana pembelajaran yang berpihak pada murid. Salah satunya dengan Etnomatematika yang mendukung pembelajaran Merdeka Belajar. Etnomatematika pembelajaran yang menciptakan pembelajaran student oriented, pembelajaran yang menyenangkan, serta membangun karakter, literasi, dan numerasi.