Membaca Nyaring

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi membaca yang persyaratannya ketat. Membaca nyaring bukan sekedar menyuarakan huruf. Jika hal itu yang terjadi maka pemahaman bacaan akan gagal. Membaca nyaring adalah alat yang memungkinkan pendengar merekam dan memahami informasi, pikiran, dan perasaan pembaca. Mereka yang membaca nyaring perlu memahami makna dan perasaan dari bacaan tersebut.

Menurut Tarigan (1985: 22) Membaca adalah kegiatan yang memungkinkan guru, siswa atau pembaca, bersama-sama dengan orang lain atau pendengar, menangkap dan memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang. Jadi, membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses penyatuan lafal tulisan ke dalam suara, intonasi dan tekanan secara tepat, dilanjutkan dengan makna bacaan oleh pembaca.

Dalam membaca nyaring, pembaca memerlukan beberapa keterampilan:

1. Penggunaan ucapan yang tepat
2. Pemenggalan frasa yang tepat
3. Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat
4. Penggunaan tanda baca dengan baik
5. Penggunaan suara yang jelas
6. Penggunaan ekspresi yang tepat
7. Pengaturan kecepatan membaca
8. Pengaturan ketepatan pernafasan
9. Pemahaman bacaan
10. Memiliki rasa percaya diri.

Menurut Kamidjan (1969:9-10) ada lima aspek dalammembaca nyaring:

1. Membaca dengan pikiran dan perasaan pengarang
2. Memerlukan keterampilan menafsirkan lambing-lambang grafis
3. Memerlukan kecepatan pandangan mata
4. Memerlukan keterampilan membaca, terutama mengelompokan kata secara tepat
5. Memerlukan pemahaman makna secara tepat.

Membaca bersuara atau membaca nyaring mengkontribusi seluruh perkembangan anak dalam banyak cara, di antaranya: Membaca nyaring memberi guru cara cepat untuk menilai kemajuan keterampilan membaca, terutama tanda hubung, kalimat, dan menemukan pengajaran yang spesifik. 

Ikuti tulisan menarik Nisrina Najla Rifa lainnya di sini.