hidup seperti bukan anak-anak biasa
Warisan Intelektual Spiritual Syaikhona Kholil: Guru Para Ulama Nusantara
Jumat, 7 Februari 2025 09:02 WIB
Mengungkap warisan keilmuan spiritual Syaikhona Kholil, guru para ulama yang membentuk wajah Islam Nusantara.
***
Zainal Anshari dalam bukunya Sketsa Pemikiran Ulama Nusantara Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan menyajikan sebuah kajian mendalam tentang salah satu ulama besar yang memiliki pengaruh luas terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Syaikhona Kholil Bangkalan tidak hanya dikenal sebagai seorang guru dari banyak ulama besar, seperti KH. Hasyim Asy'ari, namun juga sebagai tokoh yang mengakar kuat dalam tradisi keilmuan pesantren.
Buku ini tidak sekedar menelusuri jejak biografinya, tetapi juga menggali pemikiran dan kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam. Selain itu juga mengandung warisan intelektualnya yang masih terasa hingga kini.
Lahir di lingkungan yang religius di Bangkalan, Madura, Syaikhona Kholil sejak kecil menunjukkan kecintaan luar biasa terhadap ilmu agama. Ia menempuh pendidikan di berbagai pesantren di Jawa, yang pada masa itu menjadi pusat transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional. Kecintaannya terhadap ilmu yang dibawa ke Makkah, dunia intelektual Islam, di mana ia memperdalam berbagai disiplin ilmu, terutama pusat fikih, tasawuf, dan hadis.
Kepergiannya ke Makkah tidak hanya memperkaya wawasan keagamaannya, namun juga membentuk karakter keulamaannya yang kokoh. Pendidikan yang ia tempuh menjadikannya ulama yang memiliki kedalaman ilmu, baik dalam aspek normatif keislaman maupun dalam dimensi spiritual yang mendalam.
Sepulangnya ke Nusantara, Syaikhona Kholil membangun pesantren yang tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat spiritual dan moral. Ia mengembangkan metode pendidikan yang unik, menggabungkan ketegasan dalam penguasaan akademik dengan kelembutan dalam pelatihan ruhani. Di antara murid-muridnya yang kelak menjadi tokoh besar adalah KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahab Hasbullah, yang kemudian menjadi pelopor berdirinya Nahdlatul Ulama. Peran sentralnya dalam membentuk jaringan keilmuan pesantren menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang murabbi yang membimbing santri-santrinya dengan penuh ketelatenan.
Karakteristik pemikiran pendidikan Islamnya sangat dipengaruhi oleh pendekatan sufistik yang melebur dalam kesehariannya. Ia menanamkan bahwa ilmu bukan hanya tentang pemahaman tekstual, tetapi juga harus disertai dengan kebersihan hati dan kedalaman spiritual. Prinsip-prinsip tasawuf menjadi bagian integral dalam proses pendidikannya, di mana disiplin akademik tidak pernah terlepas dari dimensi ruhaniyah.
Dalam aspek fikih ibadah, ia berpegang teguh pada mazhab Syafi'i, dengan pendekatan yang tidak hanya tekstual, tetapi juga menekankan makna dibalik setiap ibadah yang dilakukan. Sedangkan dalam pendidikan Islam keluarga, ia menekankan pentingnya rumah sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, dengan orang tua sebagai teladan utama dalam membentuk karakter Islami yang kokoh.
Corak pemikirannya mencerminkan sikap konservatif dalam menjaga tradisi keilmuan Islam. Ia teguh mempertahankan metode pembelajaran berbasis kitab kuning, dengan ketat dalam sanad keilmuan dan transmisi ajaran Islam. Namun, ia tidak kaku dalam penerapannya, karena tetap menekankan aspek spiritualitas sebagai bagian esensial dari ilmu.
Bagi Syaikhona Kholil, ilmu bukan sekadar alat untuk mendapatkan kedudukan atau pengaruh, tetapi merupakan sesuatu yang bernilai intrinsik. Ia memandang ilmu sebagai cahaya yang harus dikejar dengan niat yang tulus dan diamalkan dalam kehidupan. Sikap ini menunjukkan bagaimana ia menonjolkan keluhuran ilmu spiritual, menjadikan ilmu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, bukan sekedar pencapaian akademik semata.
Buku ini menyajikan narasi yang runtut dan berdasarkan sumber-sumber yang kredibel, memberikan gambaran yang komprehensif tentang sosok Syaikhona Kholil sebagai ulama besar Nusantara. Meskipun terdapat beberapa kekurangan, terutama dalam pendalaman aspek hukum Islam dan metode pendidikan pesantren yang lebih spesifik, buku ini tetap menjadi referensi yang penting bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang peran ulama dalam sejarah Islam Indonesia.
Dengan gaya bahasa yang cukup mudah dipahami dan analisis yang tajam, Zainal Anshari berhasil menggambarkan bagaimana pemikiran dan perjuangan seorang ulama dapat membentuk arah perkembangan keislaman di Nusantara.
* Zainal Anshari, (2024), Sketsa Pemikiran Ulama Nusantara Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan. Pena Salsabila.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Warisan Intelektual Spiritual Syaikhona Kholil: Guru Para Ulama Nusantara
Jumat, 7 Februari 2025 09:02 WIB
Mahasiswa KKN Koloborltif 029 Mengikuti Rembug Stunting di Balai Desa Kesilir Pencegahan dan Penurunan Stunting
Selasa, 23 Juli 2024 16:27 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler