Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
September dan jelang musim hujan, peristiwa guguran kisah-kisah tentang silam menuju tenggelam di antara hujan untuk kehendak bertutur bagaimana membasuh yang lampau. Cahaya surya perlahan menghilang, dan masih tetap merunduk di sisi langit barat. Semacam musim narasi melankoli bagi perangkai kisah-kisah mitologi. Dan, di kembang Asteria untuk awal September, suatu pengulangan memaknai satu-satunya gigil kebijaksanaan, ada berbagai cuplikan yang emosional, yang seakan dikembalikan ke dalam asingnya rasa kesedihan atas berbagai kematian, tergenggam sebagai hal-hal yang tidak lagi ngeri selain duka tentang yakin, bahwa; satu-satunya pengabdian cinta bagi yang peka dan abadi telah hilang arti.
Pernah ada kehidupan di waktu yang begitu jauh dan terkubur di dalam samudra maha karya, bahwa Venus menopang sementara dirinya telah dilaknat menjadi indung mutiara. Sementara pada sebuah pot dengan masai akar-akar bagaikan ambara matris, saat menentang pamit yang tetap, hilang menjadi kehendak yang imageless.
Orang-orang Yunani kuno mencoba menjelaskan fenomena metafisik tertentu dengan menciptakan mitos menakjubkan tentang Cosmogony (penciptaan Dunia).
Selama ribuan tahun, dalam upaya yang tak kenal letih, manusia berusaha mematahkan mitologi Yunani dan membuktikan bahwa dirinya mampu mengarungi angkasa hingga ribuan kilometer jauhnya