Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Tidak hanya sebatas komitmen meningkatkan PAD Kabupaten Morowali saja, kawasan industri Morowali telah mengubah mata rantai pasok (supply chain) dari hulu ke hilir.
Neraca Air (NA) pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dan / atau Wilayah Sungai (WS) adalah hubungan / keterkaitan antara “ketersediaan atau suplai air” dan / terhadap “permintaan (demand) atau kebutuhan air” dalam 1 tahun hidrologi (musim hujan dan musim kemarau). Rumusnya: Suplai – Permintaan = Saldo + atau -. Saldo positip (surplus) mengindikasikan neraca air yang baik / sehat, sebaliknya saldo negatif (deficit) mengindikasikan neraca air jelek / tidak sehat. Realitas kondisi yang ada sekarang sebagian besar dari 128 Wilayah Sungai yang berada pada pulau - pulau di Indonesia, NA-nya pada musim hujan memberi saldo positip besar (debit alliran tersedia > dari permintaan) sebaliknya NA pada musim kemarau memberi saldo negatif (karena debit andalan < dari permintaan). Itulah kenyataan, pada musim hujan datang air berlebih sehingga kita mengalami bencana banjir dan erosi & tanah longsor yang memicu banjir bandang, sebaliknya pada musim kemarau kita mengalami kekeringan dan defisit air. Bagaimana Solusinya? Untuk meyehatkan NA tiap DAS/WS, yang berarti mengoptimalkan saldo NA agar tetap positip, mau tidak mau kita harus melaksanakan / mengerahkan dua upaya berikut: (1) meningkatkan kehandalan (dependability) suplai atau produksi air; dan (2) mengelola permintaan air dan menghemat / mengurangi pemakaian / penggunaan air (improvement in efficiency).
Pemahaman Tentang Supply dan Demand