Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Sebuah renungan atas perjalanan hidup Wiji Thukul sebagai penyair, seniman, dan aktivis politik penentang Rezim Orde Baru.
Puncaknya adalah saat Usman menghunus pisau dapur yang selalu di asahnya. Pisau itu ditancapkannya ke lantai, membuat Wilad dan anggota Dewan Mahasiswa lainnya bergegas meninggalkan kamar kos Usman. Mereka setengah ketakutan.
Ada belasan sajak tentang becak dan pengemudinya (bapaknya) dituliskan oleh Wiji Thukul pada dekade delapanpuluhan hingga awal sembilanpuluhan.
Harapan-harapan saya tentang kenyataan Wiji Thukul yang tak hadir dalam film "Istirahatlah Kata-kata."
Kisah hidup Wiji Thukul, penyair yang ditakuti pemerintah masa orde baru dihadirkan dalam bentuk film dengan cerita tidak biasa.
Keberhasilan film dokumenter Istirahatlah Kata-kata, setidaknya menyiratkan bahwa semangat yang ditularkan Wiji Thukul masih tetap ada.