Fear of Missing Out (FOMO) memang jadi indikator pemasaran informasi itu laku atau tidak, karena memang perilaku masyarakat umum tidak mau ketinggalan topik pembicaraan hari ini yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan kebanyakan masyarakat.
Setidaknya perilaku masyarakat ini dalam mendapatkan informasi berupa berita ataupun artikel karena sangat ditentukan oleh rekomendasi mesin berkecerdasan buatan (AI) dan rekomendasi orang yang berpengaruh terhadapnya. Sebagaimana para pakar marketing pernah menjelaskan konsep 3R (Review, Rating dan Recommendation) untuk dapat meraih hati pelanggan secara efektif, dan ini masih berlaku hingga detik ini.
Mesin pencari seperti Google melalui Google Trend dan Google Discovery sangat mempermudah pencari informasi untuk sekadar memuaskan rasa ingin tahu, penasaran apa yang lagi ramai sekarang di jagad maya, dan untuk menghibur diri dengan konten-konten menarik. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) memang selalu menarik untuk dinikmati rekomendasinya melalui fungsi algoritmanya, apalagi nantinya algoritma platform digital kelak mendapatkan perhatian dari regulasi negeri ini yang berlaku guna masyarakat memperoleh konten yang bermanfaat dan akurat.
Hal ini patut media perhatikan, bahwa dengan semakin dekatnya realisasi kebijakan Publisher Right, konten kreator yang berkemampuan memproduksi konten dengan sifat "news" wajib meningkatkan mutu kontennya demi keberlangsungan kehidupan pers negeri ini, sehingga memiliki "daya jual" bagi masyarakat selaku penikmat konten, juga platform lain yang menautkan link tersebut (lalu mendapat keuntungan finansial dari menampilkan link tersebut) yang kemudian memiliki kewajiban untuk bagi hasil dengan pemberian royalti kepada media penyedia berita.
Selain dari rekomendasi mesin, juga adapun rekomendasi orang-orang yang berpengaruh pada kita yaitu:
- Seorang yang akrab dengan kita.
- Mayoritas kebanyakan orang.
- Yang berkuasa (memiliki status yang tinggi dimata publik dan digemari kebanyakan orang).
Biasanya rekomendasi jenis diatas mempertaruhkan kepercayaan dan reputasi pada yang merekomendasikan konten kita pada kebanyakan orang melalui percakapannya di jagad maya. Artinya jika konten kita dianggap bermutu melalui rekomendasinya, hal ini bisa meningkatkan trust dan menaikkan reputasi dari penerima informasi kepada seorang yang merekomendasikan, sehingga menjadikan simbiosis mutualisme bagi kita semua selaku konten kreator.
Dengan demikian, kita selaku konten kreator berkewajiban menciptakan dan mengkreasikan karya yang sarat mutu, demi menyambut kebijakan Publisher Right guna mewujudkan Jurnalisme Berkualitas yang sudah dijanjikan Presiden kita masa kini.
Gayung menyambut, setali tiga uang, kalau kita semua berjuang yang terbaik dengan mengoptimalkan kebermanfaatan dari karya-karya kita dengan selalu mengukur apa dampak dari konten yang kita publikasikan kepada khalayak luas. Maka pihak-pihak yang turut serta merekomendasikan karya kita untuk layak dinikmati, berpotensi menguntungkan kita semua dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
Terinspirasi dari referensi ilmu seorang pemerhati perkembangan Ilmu Komunikasi, Media, Marketing dan Behaviorial Science Bapak Kris Moerwanto.
Cimahi, 17 September 2023.
Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.
