Penyusunan Kalimat yang Baik dalam Berbahasa Indonesia

Kamis, 7 November 2024 07:34 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalimat adalah satuan bahasa yang memiliki struktur dan intonasi lengkap serta mengandung gagasan atau informasi.

Kalimat biasanya terdiri dari subjek dan predikat sebagai inti, dan dapat dilengkapi dengan objek, pelengkap, dan keterangan.

Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti kalimat deklaratif yang menyatakan informasi, kalimat interogatif yang berisi pertanyaan, kalimat imperatif yang berisi perintah, dan kalimat eksklamatif yang menyatakan perasaan kuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kalimat juga bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur atau panjangnya, seperti kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Rumusan Masalah

  1. Jelaskan pengertian dari satuan kalimat?
  2. Sebutkan dan jelaskan fungsi- fungsi dalam sebuah kalimat?
  3. Jelaskan syarat kalimat yang efektif?
  4. Jelaskan secara ringkas sifat- sifat kalimat efektif?

Tujuan penulisan

  1. Memahami pengertian kalimat dan mengetahui unsur -unsur yang membentuk kaimat.
  2. Mampu mengenditifaksi unsur- unsur yang yang terdapat pada sebuah kalimat.
  3. Memahami berbagai macam pola dasar pembentuk sebuah kalimat dan mampu mengenditifikasi pola dasar pada suatu kalimat.
  4. Mampu memproduksi kalimat berdasarkan unsur dan pola dasar yang tepat.

Pengertian Kalimat

Menurut tim penulis Bahasa Indonesia UNEJ ( 2007 : 79) kalimat adalah suatu bagian yang selesai dan menunjukkan pikiran yang lengkap, maksud dari pernyataan ‘ selesai ‘ adalah kalimat itu diawali dan diakhiri dengan kensenyapan untuk Bahasa lisan sedangkan untuk Bahasa tulis kalimat itu diawali dengan atau dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik , tanda seru , dan tanda tanya. Adapun yang di maksud dengan menunjukkan pikiran yang lengkap adalah informasi yang diberikan merupakan pikiran yang utuh. Kalimat juga dapat diartikan sebagai rangkaian dari kata kata yang berfugsi sebagai subjek dan predikat dan dapat ditambah dengan objek atau keterangan. Jika tidak memiliki unsur – unsur subjek dan predikat , pernyataan itu bukanlah sebuah kalimat hanya melainkan sebagai frasa.

Menurut cook ( 1971:1) kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir yang terdiri atas klausa. Sementara itu, Alisyabana (1978:1) megatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap, sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran yang lengkap, dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isu yang akan disampaikan kalimat didefinisikan sebagai " susunan kata - kata teratur yang berisi pikiran yang lengkap". Sedangkan Chaer (2009:44) dalam kaitannya dengan satuan satuan sintaksis yang di susun dari konsitituen dasar, yang biasanya berupa kalusa, dilengkapi dengan konjungsi bila di perlukan, serta di sertai dengan intonasi final.

  1. Subjek

unsur yang pertama adalah subjek yang fungsinya sebagai penunjuk pelaku yang melakukan atau terlibat dalam kalimat tersebut. Biasanya subjek yang ada di dalam kalimat berupa objek atau benda, misalnya manusia, barang, binatang, tumbuhan maupun kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain - lain. contoh: Budi,aku,saya, mereka , keledai , cita - cita dan lain - lain .

  1. Predikat

Bersama dengan subjek, predikat menjadi unsur yang paling penting dalam sebuah kalimat. Tanpa adanya kedua unsur tersebut maka bisa dipastikan kata - kata itu bukannlah kalimat, tetapi sebuah frasa. Fungsi dari predikat ini adalah untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh subjek, di dalam sebuah kalimat. Biasanya hal ini berupa kata - kata kerja baik yang transif ataupun yang intransifit contoh : Memakan, lari , menangis , bernyanyi , dan lain - lain .

  1. Objek

Unsur yang lainnya dalam kalimat objek. Fungsi dan unsur yang satu ini adalah untuk menyatakan korban atau pihak yang dikenai oleh subjek melalui predikat. Objek juga bisa melakukan tindakan pada subjek, yang bila diubah kedalam kalimat yang pasif. Sama dengab subjek, objek juga dinyatakan dengan kata benda baik benda yang konkret maupun yang abstrak. Contoh : Uang, Tanaman, Gagasan , Ani dan lain - lain.

  1. Pelengkap

pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur yang lainnya, seperti misalnya subjek atau objek. Fungsi dari unsur ini adalah untuk menambahkan arti dan keterangan. Contoh pelengkap objek : Saya membeli buku yang baru terbit di toko buku

pelengkap subjek : Gadis yang berambut pirang itu menemuin aku di kelas pagi ini .

  1. Keterangan

Fungsi dari unsur ini adalah sebagai penambah keterangan dalam sebuah kalimat. Unsur keterangan biasannya diletakkan didepan atau di belakang kalimat. Ada beberapa jenis unsur keterangan , di antarannya yaitu :

keterangan waktu : Kemarin, besok , bulan lalu, dua hari yang lalu, tahun depan , dan lain- lain

 

Jenis kalimat

Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan berbagai kriteria atau sudut pandang. Oleh sebab itu, dalam kepustakaan linguistik serta beberapa buku tata bahasa bisa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan jenis- jenis kalimat.

ada

 

Adapun jenis - jenis kalimat, simak ulasan di bawah ini :

  1. Kalimat dilihat dari segi maknannya

jika ditinjau dari maknannya atau nilai komunikatifnya, maka kalimat dibagi menjadi lima kategori yakni kalimat berita, perintah, tanya, seru , dan kalimat emfatik. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan di bawah ini :

  1. Kalimat berita

kalimat berita juga sering disebut sebagai kalimat deklaratif, yang merupakan kalimat yang isinya memberitakan sebuah informasi kepada sang pembaca ataupun pendengar.

Jika pada suatu hari , kita dapati sedang bercerita mengenai suatu kecelakaan yang kita tahu, maka kita sedang memberitakan kejadian itu. Contoh kalimat berita :

 

  1. Tadi pagi ada kecelakaan di depan sekolah
  2. ⁠Kecelakaan yang terjadi tadi pagi mengakibatkan kemacetan yang cukup parah
  3. ⁠Banjir yang terjadi diperkalongan tingginya hingga selutut orang dewasa
  4. ⁠Terjadi kebakaran di daerah jakarta timur.

Dapat kita lihat, contoh kalimat berita di atas sangat bermacam - macam. Ada yang menampakan inversi, ada yang berbentuk pasif, dan lainnya. Namun, jika dilihat dari nilai komunikatifnya, kalimat tersebut semuanya sama yakni merupakan sebuah kalimat berita. Maka dapat disimpulkan bahwa kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asal isinya mengandung suatu berita. Jika dituliskan, kalimat berita harus selalu diakhiri dengan tanda titik. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat berita di akhiri dengan nada yang cenderung turun.

  1. kalimat perintah

kalimat perintah juga disebut kalimat imperatif yang merupakan kalimat yang artinya mampu memberikan perintah untuk melakukan sesutau hal. Pada umumnya, kalimat perintah memiliki bentuk taktransitif atau transitif ( baik aktif maupun pasif ). Kalimat yang predikatnya adjektiva terkadang bisa juga mempunyai bentuk perintah, tergantung pada macam adjektivannya. Sebaliknya, jika kalimat yang bukan verbal atau adjektival tidak mempunyai bentuk perintah. Contoh kalimat perintah:

  1. Buatlah suatu kalimat dengan pola SPOK!
  2. ⁠Tutuplah pintu itu!

Jika dituliskan, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru (!), meski tanda titik juga bisa digunakan. Sedangkan dalam bentuk lisan, nada yang di lontarkan agak naik sedikit.

Kalimat efektif adalah kalimat yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami pembaca atau pendengar. Syarat-syarat kalimat efektif meliputi:

  1. Kesatuan Gagasan: Kalimat efektif harus memiliki satu gagasan utama yang jelas. Semua kata dan frasa dalam kalimat harus mendukung gagasan tersebut, sehingga tidak terjadi kerancuan makna.
  2. Kepaduan atau Koherensi: Setiap unsur dalam kalimat harus saling berkaitan, membentuk kesatuan makna yang utuh. Susunan kata dalam kalimat harus mengikuti tata bahasa yang benar agar mudah dimengerti.
  3. Kehematan: Kalimat efektif menghindari penggunaan kata yang berlebihan atau tidak perlu. Kata yang tidak memberikan tambahan makna dapat dihilangkan agar kalimat lebih ringkas.
  4. Ketepatan Diksi: Pemilihan kata harus sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dan sesuai dengan konteks kalimat. Hal ini menghindari kesalahpahaman.
  5. Kelogisan: Susunan kalimat harus logis dan sesuai dengan pola pikir yang wajar agar mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
  6. Penekanan atau Kekuatan: Bagian penting dalam kalimat harus mendapat penekanan, misalnya dengan menempatkannya di awal atau akhir kalimat, atau dengan menggunakan tanda baca yang tepat.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, kalimat menjadi efektif, mudah dipahami, dan komunikatif

Kalimat efektif memiliki beberapa sifat utama, yaitu:

  1. Jelas: Mengandung satu ide utama yang mudah dipahami tanpa ambiguitas.
  2. Padat: Menggunakan kata-kata seperlunya, tanpa kata berlebihan yang tidak menambah makna.
  3. Tepat: Memilih kata (diksi) yang sesuai dengan konteks, sehingga pesan disampaikan dengan benar.
  4. Logis: Memiliki susunan yang sesuai dengan logika dan aturan tata bahasa, sehingga masuk akal.
  5. Kohesif: Unsur-unsur dalam kalimat saling berhubungan secara padu, membentuk kesatuan makna yang utuh.
  6. Menarik: Menggunakan variasi dan penekanan yang membuat kalimat lebih menarik dan menonjolkan ide utama.

Sifat-sifat ini menjadikan kalimat efektif mudah dipahami, ringkas, dan komunikatif.

 

kesimpulan

 

Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara besistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikirin, atau perasaan yang relatif lengkap, Dalam merangkai kata tersebut di perlukan unsur - unsur dan pola dasar kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yang membentuk sebuah kalimat, sebagai berikut:

 

  1. Subjek
  2. Predikat
  3. ⁠Objek
  4. ⁠Pelengkap
  5. ⁠Keterangan

kalimat unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat membentuk sebuah kalimat yang efektif. Berikut adalah pola dasar pembentuk kalimat:

  1. SPOK ( subjek + objek + keterangan)
  2. SPOPel ( Subjek + Objek + pelengkap)
  3. SPO ( subejk - Predikat - objek )
  4. SPPel ( subjek - predikat - pelengkap )
  5. SPK ( subjek - predikat - keterangan)
  6. SP ( subjek - predikat ) predikat berupa verba

 

Referensi

Alwi, Hasan , dkk. 2003. Tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai 2008 . Cermat Berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta: Akademika presindo

Chaer, Abdul. 2011. Tata bahasa praktis bahasa indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Faizah, Hasnah.2008. Mata kuliah dasar umum bahasa indonesia. Pekanbaru: Cendikia insani

Hs, widjono. 2012 . Bahasa indonesia Mata kuliah pengembangan kepribadian di pergurua tinggi. Jakarta: Grasindo

Nursalim.2011. pengantar kemampuan berbahasa indonesia berbasis kompetensi. pekanbaru: zanafa publishing

Putrayasa, Ida bagus. 2006. Tata kalimat bahasa indonesia Bandung: Refika Aditama

Rahadri, R Kunjana 2009 Penyuntingan Bahasa Indonesia Untuk karang - Mengarang jakarta : Erlangga

Ramlan.2005. ilmu bahasa indonesia sintaksis Yogyakarta : C.V KARYONO taringan.Henry Guntur 2009. Pengajaran sintaksis Bandung Angakasa Wijayanti, Sti Hapsari, Dkk 2013 Bahasa indonesia penulisan dan penyajian karya ilmiah jakarta PT RAJAGRAFINDO PERSADA

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
zahra kamilia bilqis

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler