Variasi Ragam Bahasa dDalam Kehidupan Remaja

Kamis, 7 November 2024 10:29 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Anak-anak Toraja yang terkumpul dari remaja di kelas SMP dan SMA
Iklan

Bahasa Indonesia dapat dipelajari semua lapisan masyarakat, baik pelajar maupun mahasiswa yang disebut ragam bahasa. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa pemakaiannya yang berbeda-beda. Yang terbagi menjadi 2 lisan dan tulisan. Hal ini ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena digunakan sehari-hari. Penelitian ini membahas bagaimana ragam bahasa dalam kehidupan remaja serta implikasinya dalam lingkungan. Tujuannya untuk mendeskripsikan ragam bahasa remaja, melalui desain deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data ditemukan empat segi, (1) Penutur, antara lain: a) dialek, misalnya lu, kau, sampean, dan kamu. b) kolokial, misalnya kata dok (dokter), pak (bapak), ya (iya), dan minta (meminta). c) bahasa jargon, misalnya mobilitas, disabilitas, diamputasi, dan divonis. (2) Keformalan, antara lain a) formal, misalnya bercerita, mengajak, fisiknya, dan merasakan. b) usaha, misalnya \x201c\x2026 lalu apa hebatnya guruguru yang akan saya ajak ngobrol hari ini? Mari kita langsung panggil pak guru Untung.\x201d c) ragam santai, misalnya sampe, tak, dulu, dan dulu. (3) Sarana, yaitu ragam lisan, misalnya \x201cAnak-anak tercengang-cengang lihat saya mengajar karena tulisan saya.\x201d

Ragam bahasa adalah variasi atau bentuk bahasa yang digunakan dalam konteks atau situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor seperti latar belakang sosial, pendidikan, profesi, hubungan antarpenutur, serta tujuan komunikasi. Ragam bahasa memengaruhi pilihan kata, struktur kalimat, intonasi, dan gaya berbicara. Ragam ini bisa mencakup aspek formal dan informal, dialek daerah, bahasa baku, dan bahasa non-baku, atau variasi lainnya.

Secara garis besar, ragam bahasa terbagi menjadi beberapa jenis utama, antara lain:

  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi:
    • Ragam Bahasa Formal: Digunakan dalam situasi resmi, seperti pidato, rapat, atau teks akademis. Ragam ini sering menggunakan tata bahasa yang baku dan kata-kata yang lebih sopan.
    • Ragam Bahasa Informal: Digunakan dalam situasi santai atau akrab, misalnya dalam percakapan sehari-hari dengan teman atau keluarga. Ragam ini lebih fleksibel dan tidak terlalu memperhatikan aturan tata bahasa yang baku.
  2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media:
    • Ragam Lisan: Disampaikan secara langsung melalui suara, seperti berbicara, berdiskusi, atau berpidato. Ragam ini sering kali dipengaruhi oleh ekspresi wajah, intonasi, dan gestur.
    • Ragam Tulis: Disampaikan dalam bentuk tulisan, seperti surat, artikel, atau pesan teks. Ragam ini cenderung lebih terstruktur dan permanen.
  3. Ragam Bahasa Berdasarkan Sosial atau Geografis:
    • Dialek: Ragam bahasa yang berkembang di suatu daerah atau kelompok sosial tertentu. Dialek mencerminkan perbedaan kata, pelafalan, dan struktur kalimat.
    • Jargon: Ragam bahasa khusus yang digunakan oleh kelompok tertentu, misalnya dalam dunia profesional atau hobi tertentu seperti medis, hukum, atau teknologi.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ragam bahasa membantu kita menyesuaikan cara berkomunikasi dengan orang lain berdasarkan konteks dan kebutuhan, serta menjaga hubungan sosial yang baik sesuai situasi yang dihadapi.

 

Pendahuluan

Bahasa indonesia dapat dipelajari oleh masyarakat, pelajar dan mahasiswa yang disebut ragam bahasa. Dalam variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda, seperti lisan dan tulisan. Penggunaan bahasa lisan lebih digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ngobrol, berpuisi, pidato, ceramah, dan lain-lain. Pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa. Perkembangan bahasa Indonesia di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan semakin tingginya tingkat pergaulan remaja. Maka bermunculan lah bahasa pergaulan yang disebut bahasa gaul seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya. Ditemukannya penyimpangan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan baku ialah dialek kedaerahan. Berdasarkan yang telah diuraikan di atas dikenal dengan bahasa tidak baku yaitu bahasa yang biasa digunakan pada situasi santai dengan keluarga, tulisan pribadi, dan pergaulan sehari-hari, dan tidak cocok digunakan dalam situasi resmi seperti dalam penulisan ilmiah, diskusi, pembicaraan di lingkungan formal, dan lain-lain. Penggunaan bahasa ilmiah, saya mengambil judul makalah yaitu “Variasi Ragam Bahasa dalam Kehidupan Remaja”. Adapun hal yang saya angkat masalahnya adalah, 1) Menjelaskan bahasa Indonesia sesuai dengan ragam ilmiah, serta karakteristiknya., 2) Menjelaskan jenis yang terdapat dalam ilmiah, serta variasinya.

Pembahasan

Bahasa Indonesia merupakan bagian dari ragam ilmiah yang digunakan dalam menciptakan karya ilmiah, seperti tulisan. Sebagai bahasa yang digunakan dalam memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, maka diharapkan menjadi sebuah media yang efektif dalam komunikasi, baik secara tertulis maupun lisan. Hal ini dilihat dari karakteristiknya sebagai berikut : 1. Cendikia: merupakan bahasa Indonesia yang digunakan secara tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca secara tepat. 2. Lugas dan Jelas: mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Sehingga gagasan yang diungkapkan, langsung menimbulkan adalah makna lugas. 3. Bertolak dari gagasan: menonjolkan arah gagasan atau hal-hal yang dapat diungkapkan tidak pada penulis ataupun pelaku. 4. Formal: Keformalan bahasa dalam sebuah karya ilmiah dilihat dari kosa kata, pembentukan kata dan kalimat dengan unsur yang lengkap. 5. Obyektif: menghindari kata-kata yang menimbulkan sifat subyektif. 6. Ringkas dan padat: Tidak adanya unsur bahasa yang mubazir (pemborosan kata). 7. Konsisten: Penggunaan unsur bahasa, tanda baca, dan istilah yang sesuai dengan kaidah yang digunakan secara konsisten

Ragam Bahasa Ilmiah

 Ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan menggunakan bentuk kosa kata bahasa baku agar menjadi panutan bagi masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia. Maka, perlu diperhatikan penggunaan kaidah sesuai dengan norma bahasa yang berlaku. a) Ragam Bahasa Berdasarkan Media atau Sarana 1) Ragam lisan merupakan bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Seperti ragam lisan standar, contohnya orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah. Dan ragam lisan non-standard, misalnya dalam percakapan antar teman di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya. 2) Ragam bahasa tulis dimanfaatkan menggunakan huruf sebagai unsur dasarnya. Hal ini berkaitan dengan tata cara penulisan (ejaan), tata bahasa dan kosa kata. Kelengkapan tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

  1. b) Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
  2. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Pemakaian bahasa menimbulkan perbedaan bahasa, terutama bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di luar daerahnya. Hal ini memiliki ciri khas yang berbedabeda

. 2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. c) Ragam Bahasa Berdasarkan Sikap Penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Hal ini dapat dilihat dari ragam bahasa baku yang digunakan, seperti: a. Pembicaraan di muka umum. b. Pembicaraan dengan orang yang dihormati. c. Komunikasi resmi. d. Wacana teknis. Sedangkan ragam bahasa nonbaku dipakai dalam kegiatan tidak resmi (informal), seperti percakapan sehari-hari. Sehingga pemakaian bahasa formal (resmi) berfungsi sebagai alat komunikasi antarsahabat, antaranggota dan kesemuanya digolongkan dalam ragam tak baku. d) Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian. Pada kehidupan sehari-hari masayarakat menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Hal ini dilihat dari lingkungan, agama, serta profesi yang masing-masing berbeda penuturnya. Perbedaan itu tampak jelas dalam pemilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tertentu. Seperti istilah dalam bidang kedokteran, hanya dapat dimengerti oleh kalangan tertentu. Maka dari itu, pemilihan kata disesuaikan dengan kebutuhan sesuai bidang pemakaiannya.

Dalam Chaer dan Agustina (2010: 62-73) yang membagi ragam bahasa menjadi menjadi empat bagiansebagai berikut. 1) Ragam Bahasa dari Segi Penutur menurut Chaer dan Agustina (2010: 62-68) sebagai berikut: (a) Idiolek, adalah ragam bahasa yang bersifat perseorangan. (b) Dialek, (c) Kronolek, (d) Sosiolek atau dialek social. Ragam bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial para penuturnya dikelompokkan sebagai berikut: (a) Akrolek, (b) Basilek, (c) Vulgar, (d) Slang, (e) Kolokial, (f) Jargon, (g) Argot, (h) Ken. 2) Ragam Bahasa dari Segi Pemakaian menurut Chaer dan Agustina (2010: 68-70) sebagai berikut: (a) Ragam bahasa sastra, (b) Ragam bahasa jurnalistik, (c) Ragam bahasa militer, dan (d) Ragam bahasa ilmiah.

3) Ragam Bahasa dari Segi Keformalan dalam Martin Joos (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 70-72) membagi ragam bahasa menjadi lima macam sebagai berikut: a. Ragam baku yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam upacara kenegaraan. b. Ragam resmi atau formal. c. Ragam usaha atau ragam konsultatif. d. Ragam santai atau ragam kasual e. Ragam akrab atau ragam intim

4) Ragam Bahasa dari Segi Sarana menurut Chaer dan Agustina (2010: 72) sebagai berikut: a) Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara lisan. b) Ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara tertulis.

Variasi Bahasa

Variasi bahasa terjadi karena adanya keberagaman penutur dalam wilayah. Penggunaannya disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), seperti bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. a. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan. b. Variasi bahasa rendah sering digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti komunikasi dengan keluarga. Berikut contoh perubahan bahasa Indonesia menjadi prokem (informal) : Bahasa Indonesia Bahasa prokem (informal) Goblog Bodoh Serius Ciyus Berlebihan Lebay Tidak peduli Emang gue pikirin!

Jenis-jenis ragam bahasa dapat dibagi berdasarkan beberapa aspek, seperti situasi, media, bentuk, serta faktor sosial dan geografis. Berikut adalah jenis-jenis ragam bahasa yang umum:

  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
  • Ragam Bahasa Formal: Digunakan dalam situasi resmi atau formal, seperti dalam pidato kenegaraan, rapat, atau dokumen akademik. Biasanya menggunakan tata bahasa yang baku dan pilihan kata yang sopan.
  • Ragam Bahasa Informal: Digunakan dalam situasi yang santai atau akrab, seperti percakapan sehari-hari antara teman atau keluarga. Ragam ini cenderung lebih fleksibel dan tidak terlalu memperhatikan tata bahasa yang baku.
  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
  • Ragam Bahasa Lisan: Disampaikan secara langsung melalui ucapan atau suara, misalnya dalam percakapan, diskusi, atau presentasi. Ragam ini seringkali dilengkapi dengan ekspresi wajah, intonasi, dan gerak tubuh.
  • Ragam Bahasa Tulis: Disampaikan dalam bentuk tulisan, seperti surat, artikel, buku, atau pesan teks. Biasanya lebih terstruktur dan dipertimbangkan, karena lebih bersifat permanen dibandingkan ragam lisan.
  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Bentuk
  • Ragam Bahasa Baku: Mengikuti aturan tata bahasa yang baku, dengan kaidah ejaan, struktur kalimat, dan pilihan kata yang tepat. Ragam baku umumnya digunakan dalam tulisan formal, akademis, dan pemerintahan.
  • Ragam Bahasa Non-Baku: Tidak mengikuti kaidah bahasa yang baku, lebih fleksibel dalam pemakaian bahasa. Ragam ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan lebih kasual.
  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Faktor Sosial atau Kelompok Tertentu
  • Dialek: Ragam bahasa yang berkembang di suatu daerah atau kelompok tertentu. Misalnya, dialek Jawa, dialek Sunda, dan dialek Melayu. Dialek mencerminkan perbedaan dalam pelafalan, kosa kata, dan struktur kalimat.
  • Jargon: Bahasa khusus yang digunakan oleh kelompok tertentu, biasanya terkait dengan profesi atau hobi, seperti jargon medis, jargon hukum, atau jargon komputer.
  • Slang: Bahasa gaul atau kata-kata tidak resmi yang digunakan dalam pergaulan anak muda atau kelompok tertentu untuk menunjukkan identitas kelompok atau untuk menyampaikan sesuatu dengan cara yang santai.
  1. Ragam Bahasa Berdasarkan Tingkat Keformalan
  • Ragam Bahasa Resmi: Digunakan dalam situasi formal dan resmi, umumnya ditulis dalam bahasa baku, seperti dalam undangan resmi, surat dinas, dan dokumen pemerintahan.
  • Ragam Bahasa Semi-Resmi: Kombinasi antara bahasa formal dan informal yang mungkin digunakan dalam pertemuan kerja informal atau diskusi yang tetap menghormati tata krama tertentu.
  • Ragam Bahasa Kasual: Digunakan dalam interaksi sehari-hari yang lebih santai, seperti obrolan dengan teman atau keluarga.

Kata baku memiliki fungsi utama untuk memastikan keseragaman dan kejelasan dalam komunikasi, terutama dalam konteks formal. Kata baku digunakan untuk menghindari kesalahpahaman karena mengikuti kaidah atau aturan tata bahasa yang resmi dan telah disepakati. Fungsi dari kata baku meliputi:

  1. Memperjelas Makna: Kata baku memastikan bahwa setiap kata dipahami dengan makna yang tepat, menghindari ambigu atau perbedaan penafsiran.
  2. Menjaga Profesionalisme: Dalam konteks formal atau resmi, seperti surat, dokumen pemerintahan, dan karya ilmiah, kata baku mencerminkan keseriusan dan profesionalisme.
  3. Mendukung Standarisasi Bahasa: Kata baku menjaga keseragaman bahasa yang berlaku secara luas di suatu komunitas bahasa, membantu menjaga identitas bahasa dan memudahkan pembelajaran bahasa.
  4. Memudahkan Komunikasi yang Efektif: Dengan menggunakan kata-kata yang diakui dan dipahami secara luas, komunikasi menjadi lebih efektif dan mengurangi kemungkinan kesalahpahaman.
  5. Salah satu contoh ragam bahasa baku dan formal yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah pengumuman di tempat umum. Misalnya, pengumuman di stasiun atau bandara:
  6. "Perhatian kepada seluruh penumpang. Kereta tujuan Jakarta akan segera tiba di peron 2. Mohon persiapkan tiket Anda dan menunggu di belakang garis aman. Terima kasih."
  7. Dalam pengumuman ini, bahasa yang digunakan bersifat baku dan formal agar informasi jelas dan mudah dipahami oleh semua orang, terlepas dari latar belakangnya. Tata bahasanya teratur, tidak ada singkatan atau istilah slang, dan susunan kalimatnya resmi.

Laras bahasa adalah gaya atau ragam bahasa yang dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan komunikasi, bidang, atau konteks tertentu. Laras bahasa dipengaruhi oleh topik, hubungan antarpenutur, dan tujuan percakapan. Laras bahasa memastikan bahwa pesan disampaikan secara tepat dan dapat dipahami dengan baik dalam konteks tertentu.

Laras bahasa berbeda-beda tergantung bidang atau konteksnya, misalnya:

  1. Laras Ilmiah: Digunakan dalam konteks akademis atau penelitian, misalnya dalam jurnal, artikel ilmiah, atau laporan penelitian. Laras ilmiah cenderung objektif, baku, dan menggunakan istilah khusus di bidang tertentu.
  2. Laras Hukum: Digunakan dalam konteks hukum, seperti peraturan, undang-undang, atau dokumen pengadilan. Laras ini sering menggunakan kalimat yang panjang, formal, dan struktur bahasa yang kompleks.
  3. Laras Jurnalistik: Digunakan dalam media massa, seperti koran, berita, dan artikel. Laras jurnalistik menekankan kejelasan, objektivitas, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak umum.
  4. Laras Sastra: Digunakan dalam karya sastra seperti puisi, novel, atau cerpen. Laras sastra lebih fleksibel dalam penggunaan bahasa dan berfokus pada keindahan serta daya tarik emosi pembaca.
  5. Laras Percakapan: Digunakan dalam interaksi sehari-hari, biasanya lebih santai dan non-formal, sering kali menggunakan bahasa yang tidak baku dan cenderung akrab

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai variasi ragam bahasa dalam kehidupan remaja maka disimpulkan sebagai berikut: (a) Segi Penutur, (b) Segi Keformalan, (c) Segi Sarana, dan (d) Segi Pemakaian. Sehingga terjadi variasi bahasa yang diakibatkan adanya keberagaman penutur dari segi wilayah, serta penggunaan variasi bahasa disesuaikan dengan tempat (diglosia), seperti bahasa resmi ataupun bahasa tidak resmi. Hal ini dapat dilihat melalui variasi bahasa yang dibagi menjadi 2, yaitu : (a) Variasi bahasa tinggi (resmi), dan (b) Variasi bahasa rendah. Maka dari itu peneliti menyarankan agar pemakai bahasa diharapkan agar membudayakan penggunaan bahasa ilmiah dalam keadaan resmi (Formal) sehingga bahasa Indonesia dapat melekat pada diri sendiri. Selanjutnya, dalam bidang kajian yang sama (kajian sosiolinguistik), alamgkah baiknya jika mengkaji kembali aspek kebahasaan yang digunakan sebagai subjek penelitian yang lain seperti pada tokoh, situasi, dan sumber yang berbeda.

Referensi

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Karomani. 2010. Keterampilan Berbicara 1. Jakarta: Matabaca Publishing. Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta

Bagikan Artikel Ini
img-content
zahra kamilia bilqis

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler