Menyingkap Tata Kalimat Arab: Sintaksis dalam Nahwu dan Ilmu Bahasa Modern
1 jam lalu
Melalui sintaksis, kita tidak hanya belajar menata kata, tetapi juga menata makna dan pikiran.
***
Pernahkah Anda bertanya, mengapa dalam bahasa Arab kata kerja bisa muncul di awal kalimat, subjek di belakang, dan terkadang tak terlihat sama sekali? Atau, mengapa satu kata bisa mengandung informasi tentang pelaku, waktu, dan jenis kelamin sekaligus? Inilah dunia sintaksis bahasa Arab—sebuah wilayah yang tidak hanya teknis, tetapi juga mencerminkan kedalaman dan logika bahasa ilahi.
Setelah sebelumnya kita membahas struktur bunyi (fonologi) dan bentuk kata (morfologi), kini saatnya kita menelusuri struktur kalimat—bagaimana kata-kata itu saling terhubung dan membentuk makna dalam tatanan yang menakjubkan.
Sintaksis: Antara Aturan dan Makna
Sintaksis (naḥw) adalah cabang ilmu bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam sebuah kalimat. Jika morfologi berurusan dengan bentuk kata, maka sintaksis menyusun kata-kata itu menjadi struktur makna yang utuh.
Dalam tradisi Arab, ilmu ini dikenal sebagai ilmu naḥw, yang telah berkembang sejak zaman Sibawaih. Ia menyusun al-Kitāb, karya monumental yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam memahami struktur kalimat bahasa Arab. Sintaksis dalam bahasa Arab tidak hanya memerhatikan posisi kata (subjek, predikat, objek), tetapi juga i‘rāb—perubahan akhir kata yang menunjukkan fungsi gramatikalnya.
Misalnya:
-
kataba aṭ-ṭālibu ar-risālah
“Sang siswa menulis surat.”
→ aṭ-ṭālibu sebagai fa‘il (subjek) ditandai dengan ḍammah;
ar-risālah sebagai maf‘ūl bih (objek) ditandai dengan fatḥah.
Struktur Kalimat: Verbal vs Nominal
Salah satu kekhasan bahasa Arab adalah adanya dua jenis struktur kalimat utama:
1. Jumlah fi‘liyyah (kalimat verbal)
-
Dimulai dengan kata kerja.
-
Umumnya digunakan untuk menceritakan peristiwa, tindakan, atau kondisi.
-
Contoh: Nazala al-mathar (Turunlah hujan)
2. Jumlah ismiyyah (kalimat nominal)
-
Dimulai dengan kata benda atau kata ganti.
-
Digunakan untuk menyatakan fakta, keadaan tetap, atau deskripsi.
-
Contoh: Al-jawwu jamilun (Cuacanya indah)
Kedua struktur ini tidak sekadar variasi bentuk, tetapi mencerminkan nuansa makna yang berbeda. Kalimat verbal bersifat dinamis, sementara kalimat nominal bersifat statis dan definitif.
Peran I‘rāb: Musik Gramatika Arab
Dalam sintaksis Arab, i‘rāb adalah raja. Ia adalah sistem perubahan akhir kata yang menunjukkan peran kata dalam kalimat. Tanpa tanda ini, makna bisa kabur atau bahkan terbalik.
Contoh:
-
Daraba al-waladu al-kalba → “Anak memukul anjing.”
-
Daraba al-kalbu al-walada → “Anjing memukul anak.”
Secara morfologis sama, tetapi perubahan ḍammah dan fatḥah membuat perbedaan fatal dalam makna. Maka, memahami i‘rāb bukan hanya soal tata bahasa, tapi soal kejelasan pesan.
Sintaksis Klasik vs Sintaksis Modern
Dalam ilmu bahasa modern, sintaksis dibahas dalam kerangka strukturalis atau generatif. Teori frase struktural (phrase structure rules) misalnya, mencoba memetakan semua kalimat dalam hierarki subjek–predikat–objek secara universal. Bahasa Arab pun dikaji dalam kerangka ini, meskipun sering kali menantang pola umum.
Contoh:
-
Kataba Zaydun darsan → kata kerja mendahului subjek.
-
Dalam bahasa Inggris atau Indonesia, subjek biasanya muncul lebih dulu.
Di sinilah keunikan bahasa Arab: fleksibilitas urutan kata yang tetap terjaga maknanya berkat i‘rāb. Model generatif seperti yang dikembangkan Chomsky menghadapi tantangan dalam merepresentasikan struktur Arab yang tidak selalu linear.
Praktik dalam Kehidupan: Dari Nahwu ke Komunikasi
Bagi pelajar bahasa Arab, sintaksis bukan sekadar hafalan kaidah. Ia menjadi alat untuk memahami Al-Qur’an secara mendalam, menulis dengan benar, dan berbicara dengan runtut. Dalam komunikasi sehari-hari, tentu banyak pengabaian aturan formal, namun sintaksis tetap membentuk kerangka berpikir dan ekspresi.
Bahkan, di era digital, kajian sintaksis Arab digunakan dalam pengembangan mesin terjemahan, chatbot Islami, dan sistem AI bahasa Arab. Untuk bisa memahami kalimat Arab secara otomatis, komputer harus memahami struktur dan fungsi setiap kata dalam kalimat.
Penutup: Bahasa Arab dan Logika Kalimat
Tata kalimat dalam bahasa Arab bukan sekadar susunan kata, tapi cermin logika dan filsafat bahasa itu sendiri. Melalui sintaksis, kita tidak hanya belajar menata kata, tetapi juga menata makna dan pikiran. Keindahan bahasa Arab terletak pada struktur dalamnya, di mana bentuk dan fungsi berpadu harmonis.
Seri berikutnya: Semantik dan Pragmatis Arab — Memahami Makna dalam Konteks dan Budaya

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Semantik dan Pragmatis Arab. Memahami Makna dalam Konteks dan Budaya
Kamis, 24 Juli 2025 22:10 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler