Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Keluarga tradisional yang tidak terdidik sering dikesankan kolot dan kasar dalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan karakter ditanamkan tanpa banyak kata, apalagi dalam suasana dialogis. Doktrin dan dogma lebih banyak disampaikan dalam kalimat imperatif. Tidak mengherankan, anak-anak merasa tertekan dan terbebani. Seiring pertambahan usia dan peralihan peran dalam hidup, setelah dewasa, anak baru mampu memahami dan menghayati hikmah dari pengalaman masa kecilnya dalam asuhan orang tua tradisional. Tulisan ini berisi refleksi seorang "alumnus" pendidikan keluarga desa yang bercorak otoriter tradisional itu.