Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Alergen berupa narasi utang yang diprovokasikan para netizen oposisi itu dapat dikonversi menjadi alergi. Kenapa, karena kurangnya pengetahuan tentang tata kelola keuangan negara. Defisit pengetahuan tersebut telah nyata-nyata dimanfaatkan mereka yang kaya muslihat, siasat, dan kepentingan. Minus pandangan itu pula yang dirayakan para pembenci, dengan menjadikan yang awam sebagai objek, target, dan mangsa.
Kritik atas kebijakan utang pemerintah tidak terjadi di ruang hampa. Terdapat serangkaian kepentingan di luar urusan kesehatan perekonomian. Teramat kentara biasnya. Maka, perlu dilakukan identifikasi mengenai motif militansi mereka menggoreng isu ini sampai gosong.
Negara akan melakukan peremajaan alutsista secara marathon. Melalui perpres Alpalhankam, peremajaan alutsista ditanggung APBN melalui utang asing. Rencana utang asing tersebut sebesar 124.995.000.000 US dollar atau Rp 1,7 kuadrilliun. Bagaimana konsekwensi dari pembiayaan alutsista menggunakan utang ini?
Janji Basi Prabowo-Sandi Bangun Infrastruktur Tanpa Utang yang Sudah Dilakukan Jokowi
Menkeu menyamakan utang negara dengan kartu kredit. Itukah sebabnya dia menerbitkan obligasi dengan bunga supertinggi? Negara sempoyongan
Tulisan lanjutan Once Upon An Aid, memandang aid dari sudut pandang Islam versi empat aliran fiqih (mazhab), yang diimami Imam Abu Hanifah, Imam Malik Bin Anas, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad Hambali.