x

Dua orang melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Iklan

Dhea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 5 Desember 2019 12:15 WIB

Apa yang Harus Dilakukan Saat Saham Turun?

Di Indonesia sendiri panic selling pernah terjadi pada 2015 silam saat kondisi perekonomian Indonesia sedang lesu. Saat itu mulai akhir April 2015-Oktober 2015 terjadi aksi jual saham besar-besaran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Fluktuasi harga saham itu normal dalam investasi saham. Kendati demikian, memilih saham yang secara historis sangat fluktuatif tentu bukan pilihan yang tepat. Memilih saham yang secara fundamental dan teknikal bagus sangat dianjurkan.

Kendati demikian, pilihan saham yang secara fundamental dan teknikal bagus belum tentu tahan dengan yang namanya gempuran isu dalam negegeri maupun regional. Seperti kita tahu, dalam beberapa hari terakhir ini laju IHSG tertekan.

IHSG tertekan kondisi bursa saham global dan regional. Secara global bursa saham Asia berguguran terseret tren penurunan indeks acuan di bursa saham utama Eropa dan AS. Politik global menjadi pemicunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tertekannya saham-saham unggulan pun membuat Desember yang biasanya ceria dengan adanya window dressing, justru membuat investor hanya wait and see meski masih tetap berharap bisa profit taking secara maksimal.

Laju saham yang tersendat kenaikannya memang bisa membuat panik investor pemula. Ini wajar dan manusiawi. Namun demikian, kekhawatiran seperti ini tidak perlu berlebihan hingga sampai ke tataran panic selling.

Panic selling (jual panik) dipahami sebagai aksi jual besar-besaran yang terjadi dalam waktu singkat disebabkan panik karena adanya berita buruk yang berdampak pada pasar saham.

Di Indonesia panic selling pernah terjadi pada 2015 silam saat kondisi perekonomian Indonesia sedang lesu. Saat itu mulai akhir April 2015-Oktober 2015 terjadi aksi jual saham besar-besaran.

Menyikapi kondisi pasar modal saat ini, tentu investor tak perlu cemas berlebihan. Sikap positif tetap perlu dikedepankan.

Saat harga-harga saham turun, investor pemula tak perlu panik berlebihan dan tidak menjualnya secara tergesa-gesa, tetapi justru sebaliknya untuk menambah aset karena kondisi seperti ini bisa menjadi saat yang tepat untuk membeli saham-saham bagus yang sedang turun harganya. Saat saham-saham sedang terkoreksi, ini justru menjadi peluang emas untuk cuan di masa depan.

Kunci di tengah kondisi pasar saham yang sedang tertekan bagi investor saham pemula yakni ketenangan yang diimbangi dengan analisis cermat dengan data-data akurat. Data-data akurat, semisal tersedia di IPOTSTOCK, penting untuk melihat potensi saham ke depannya.

Selain menyediakan kenyamanan nabung saham online dengan teknologi tools untuk mengatur return (imbal hasil) terbaik, IPOTSTOCK ini dilengkapi dukungan fitur, tools analisis, distribusi berita dan informasi riset secara berkala dan komprehensif.

Ikuti tulisan menarik Dhea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler