x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 31 Mei 2021 13:51 WIB

Utang, sih, Boleh Saja, tapi Investasi Jangan Diabaikan

Sepertiga gaji bulanan itu angka ideal jika ingin berutang. Agar risiko gagal bayar bisa ditekan. Batasan itu juga dimaksudkan agar pemenuhan kebutuhan hidup bulanan masih terpenuhi secara wajar. Tapi utang itu ibarat pisau bermata dua, bisa bermanfaat tetapi pada saat yang sama bisa mencelakakan. Jadi bagaimana sebaiknya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap kita menginginkan kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Kondisi hidup yang nyaman dan bahagia, dengan salah satu indikatornya bebas dari utang.

Utang. Semua orang pasti punya pengalaman yang satu ini dengan skalanya yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan sepakat kalau utang itu sekecil apa pun mendatangkan beban. Utang sekecil apa pun membebani pikiran.

Tak mengherankan, kebanyakan dari kita selalu menginginkan kehidupan yang bebas utang karena keuangan tercukupi dengan baik. Namun toh, banyak dari kita tak bisa mengelak dari yang namanya utang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu sebenarnya kita itu boleh utang atau tidak, sih, dari sudut pandang ilmu keuangan yang baik? Kalau pun ternyata diperbolehkan, berapa sebenarnya jumlah ideal utang yang dianjurkan?

Berbicara soal utang, para ahli keuangan sepakat kalau utang itu tidak dilarang alias boleh-boleh saja asal setiap orang tahu batasannya.

Utang tidak dilarang, tetapi bagi siapa pun yang melakukannya wajib bijak dalam prakteknya. Utang terkait erat dengan pengelolaan keuangan secara cerdas biar tidak mendatangkan dampak buruk.

Pengelolaan uang secara cerdas dan bijak sangat diperlukan agar kondisi keuangan benar-benar sehat dan kebutuhan hidup terpenuhi sebagaimana mestinya.

Utang memang bisa menjadi solusi keuangan, tetapi pada saat yang sama bisa mendatangkan risiko manakala gagal memenuhi kewajiban untuk membayar kembali.

Ibarat pisau bermata dua, utang itu akan bermanfaat bagi yang pandai dan bijak dalam penggunaannya, tetapi pada saat yang sama bisa mencelakakan di tangan yang tak pandai dan sembrono.

Dari sisi tujuan utang pun musti diperhatikan. Jangan sampai, utang itu tujuannya untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif, karena utang harus wajib terkait hal-hal yang sifatnya produktif dan memiliki nilai investasi

Sementara itu dari sisi kemampuan finansial, ada baiknya utang tak mengacaukan pemenuhan kebutuhan finansial bulanan.

Secara umum, utang ideal yang sebaiknya dipatuhi yakni tidak melebihi 1/3 (sepertiga) dari penghasilan bersih perbulan.

Sepertiga ini angka ideal karena selain untuk meminimalkan risiko gagal bayar, batasan ini dimaksudkan agar pemenuhan kebutuhan hidup bulanan masih bisa terpenuhi secara wajar dengan 2/3 (dua pertiga) penghasilan bulanan.

Batasan utang ini tentu saja sejalan dengan strategi alokasi pendapatan bulanan: 50-30-10-10, dimana 30 persennya untuk bayar utang (cicilan rumah, cicilan mobil, pinjaman dari bank, hingga pinjaman dari teman atau keluarga). Menariknya, di luar utang ada pula alokasi investasi sebesar 10% dari gaji bulanan.

So, utang tetap jalan dengan pelunasan maksimal 30% dari gaji bulanan, investasi tetap dilakukan kayak investasi reksa dana atau saham yang saat ini sudah sangat mudah karena sudah 100% online, semisal dengan aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas. Utang tetap jalan, investasi tidak terlupakan.

 

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler