Line Produksi Hidrometalurgi di Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Diresmikan PT IMIP, Apa Keunggulannya?

Selasa, 27 September 2022 22:35 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PT QMB yang bertempat di Kawasan PT IMIP membuka line produksi hidrometalurgi untuk menyokong pembuatan bahan baku baterai kendaraan listrik atau EV. Peresmian jalur produksi baru ini juga dihadiri langsung Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (26/9/2022).

Indonesia semakin serius menjajaki kesempatan menjadi pemain besar industri kendaraan listrik. Baru saja pada Senin, (26/9/2022) sebuah line produksi hidrometalurgi di pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di PT QMB New Energy Materials, Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan.

Kegiatan peresmian ini juga dihadiri beberapa pihak seperti Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto, CEO PT IMIP, Alexander Barus, Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja, perwakilan dari Tsingshan Group, PT Merdeka Tsingshan Indonesia, serta beberapa perusahaan yang berada di dalam Kawasan Industri PT IMIP. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi Sejarah di Indoensia

Dalam sambutannya Menko luhut mengatakan bahwa line produksi hidrometalurgi di pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik PT QMB New Energy tak hanya sebagai pabrik hijau yang berteknologi cerdas namun juga menjadi museum industri sumber daya nikel yang pertama dalam sejarah Indonesia, pusat penelitian energi hidrometalurgi hingga teknologi bahan energi baru.

"Hari ini kita tidak hanya meresmikan pabrik hijau dan teknologi cerdas, tapi kita juga menyaksikan museum industri sumber daya nikel yang pertama dalam sejarah Indonesia," jelas Menko Luhut Binsar Pandjaitan.

Lebih lanjut, PT QMB New Energy yang baru saja meresmikan line produksi hidrometalurgi di pabrik bahan baku baterai EV tersebut juga menjadi bagian dari kerjasama strategis one road one belt antara Indonesia dan Tiongkok. Dari kerjasama tersebut, PT QMB mengambil peran membantu sektor industri pengolahan nikel menjadi lebih advance dan berdaya saing. PT QMB juga digadang-gadang bisa memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua secara global. 

Atas dasar itu pula, kata dia, proyek pembuatan hidrometalurgi bahan baku energi baru bijih nikel laterit ini, akan ditunjukkan pada forum G20 nanti bersama dengan pengembangan kereta api cepat di Bandung.

Produksi 30.000 Ton per Tahun

Di tempat yang sama, direktur PT QMB, Prof. Xu Kaihua menjelaskan bahwa lini produksi baterai EV yang dimiliki pihaknya akan mempunyai kapasitas 30.000 ton per tahun dari proyek bahan baku energi baru dari bahan bijih nikel laterit berbasis hidrometalurgi. 

Baru diresmikan, sebenarnya proyek ini telah berlangsung selama 3 tahun belakangan. Namun adanya pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh dunia menjadikannya memiliki sedikit kendala.  

"Proyek ini dirancang dan dibangun secara mandiri menggunakan bijih nikel laterit kadar rendah yang mengandung 0,8 - 1,3 % nikel yang tidak digunakan dalam proses pyrometallurgy. Memproduksi bahan baku utama untuk penggunaan energi baru dan sepenuhnya mendaur ulang nikel, cobalt, mangan, dan sumber daya lainnya. Serta mendorong nilai sublimasi bijih nikel laterit menjadi energi baru," urai Prof Xu Kaihua.

Setelah meresmikan lini produksi hidrometalurgi di pabrik bahan baku  baterai listrik di kawasan IMIP, Menko luhut juga mengunjungi sejumlah perusahan lain seperti PT HYNC yaitu pabrik daur ulang baterai lithium, PT Indonesia Puqing Recycling Technology, hingga PT Zhongxing New Energy, pabrik yang akan memproduksi nikel matte.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler