x

Photo Tempo.com

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Kamis, 18 Januari 2024 19:17 WIB

Intrinsik

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Hidup satu kali. Mati satu kali. Susah ya jadi orang baik?"
"Maksudmu aku kurang baik?"
"Apa kau mau membunuh dirimu sendiri."
"Membunuh diriku. Ogah dong"
"Ini revolver. Mau?"
"Oke. Dor? Ogah."

"Ini tidak adil."
"Kalau tidak adil. Berhenti sekarang."
"Hanya menyalin di belakang titik koma."
"Sekalipun seperti itu."

Tatakrama? Apakah tidak ada lagi. Apakah serupa itu moral modernisme edukatif; rasanya enggak gitu-gitu amat deh. Setelah menjalani pendidikan dasar, melanjutkan studi sejumlah moral pendidikan keren lain-lain.; Tak seharusnya, masih ada, kleptomaniac brain. Jangan ya malu dilihat langit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak peristiwa itu tak ada lagi kata dalam kepalsuan anonim. Hidup bergulir sebagaimana zamannya. Jangan membunuh diri sendiri berlaku surut atau maju. Mengoreksi perilaku kurang baik dari pelanggaran moral bukan miliknya, seyogianya dilakukan atas kesadaran sendiri.

"Aku sudah mencoba membunuh perilaku itu."
"Kenapa belum berhasil."
"Karena pikiranku enggan berubah."
"Upayakan dengan nuranimu."

Dia hanya menundukan kepala.
"Kenapa?"
"Perbuatan itu hanya dosa kecil", jawabnya ragu.
"Hah! Jadi mau dosa besar."
"Enggak gitu maksudku."

Terkadang di persimpangan mungkin membingungkan, memilih arah ke tujuan. Sebenarnya mudah. Belajar bertanya tentang hal ihwal sebagaimana diperlukan oleh pemikiran kreativitas. Banyak orang baik, bisa bertanya ke tetangga, kerabat, teman kecil, rekan kerja, rekan hobi, mau menolong agar terhindar dari perangkap sesat pikir. Caranya sederhana.; Ngobrol. Gampang kan.

Kejujuran akan mengantar ke sumber ide, mengolahnya sebagaimana proses pertumbuhan dari orok hingga menjadi manusia dewasa, menyerap empiris berbagai hal, hasil pengamatan, bacaan, pergaulan, bisa juga dari hasil kelakar menangkap makna sebelum ide-hasil intensitas kesadaran edukatif pada suatu hal ihwal. Sederhana banget, kalau mau belajar berkarya; komitmen tulus.

"Kalaupun kau mati bumi menerima jasadmu."
Diam sesaat "Baiklah aku mencoba menyembuhkan diriku."
"Agar mampu melahirkan kebaruan dari dirimu."
"Ya."
"Oke kawan. Sampai jumpa."

***

Jakarta Indonesiana, Januari 18, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Kebaikan setiap hari.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

19 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

19 jam lalu