Refleksi Hari Santri Nasional 2024: Menilik Peran Santri di Era Revolusi 5.0

Selasa, 22 Oktober 2024 10:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di era revolusi 5.0, santri dituntut untuk tidak hanya memahami dan memanfaatkan teknologi, tetapi juga harus mampu memberikan dampak positif dengan menggabungkan keilmuan agama, etika, dan moral dalam penggunaan teknologi.

***

Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, memiliki makna yang sangat mendalam bagi sejarah dan kebudayaan Indonesia. Pada tahun 2024, momentum Hari Santri membawa refleksi mendalam tentang bagaimana santri dapat berkontribusi di era Revolusi Industri 5.0.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Revolusi ini mengedepankan kolaborasi antara teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Santri, yang dikenal dengan nilai-nilai keagamaan, pendidikan, dan semangat kebangsaan, memiliki peran penting untuk menjembatani antara perkembangan teknologi dengan keutuhan moral.

Sejarah Peran Santri dalam Perjuangan Bangsa

Sejarah santri di Indonesia tak lepas dari peran besar mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Resolusi Jihad 1945 yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari menjadi bukti konkret bahwa santri turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks ini, santri selalu menjadi bagian dari pembangunan karakter bangsa, yang mengedepankan nilai-nilai Islam moderat, kebangsaan, dan gotong royong.

Santri di Era Revolusi 5.0: Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan

Era Revolusi Industri 5.0 merupakan fase lanjutan dari Revolusi 4.0 yang menekankan pada integrasi antara teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi dalam berbagai sektor kehidupan. Namun, Revolusi 5.0 mengedepankan human-centric, di mana teknologi bukan hanya menjadi alat produktivitas, tetapi juga harus selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial.

Di era ini, santri dituntut untuk tidak hanya memahami dan memanfaatkan teknologi, tetapi juga harus mampu memberikan dampak positif dengan menggabungkan keilmuan agama, etika, dan moral dalam penggunaan teknologi. Misalnya, santri dapat menjadi pelopor dalam mengembangkan konten-konten digital yang edukatif, memberikan pencerahan, serta menyebarkan dakwah yang menekankan perdamaian dan toleransi.

Peran Santri dalam Ekonomi Syariah dan Inovasi Sosial

Ekonomi syariah merupakan salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan di era Revolusi 5.0. Santri dengan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam memiliki kesempatan besar untuk terjun di sektor ini. Peran santri bisa menjadi pelaku utama dalam mengembangkan bisnis berbasis syariah yang berkelanjutan, baik di bidang perbankan syariah, fintech berbasis syariah, maupun sektor industri halal.

Selain itu, santri juga dapat berperan dalam inovasi sosial, yaitu menciptakan solusi untuk berbagai masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi modern. Pesantren dapat menjadi pusat inkubasi ide-ide sosial yang kreatif, seperti teknologi untuk pengembangan pendidikan di pedesaan, platform pemberdayaan ekonomi umat, atau layanan kesehatan berbasis komunitas.

Tantangan dan Peluang di Era Digital: Memerangi Hoaks dan Radikalisme

Era digital tidak terlepas dari ancaman penyebaran informasi palsu (hoaks) dan radikalisme. Peran santri sangat dibutuhkan untuk menjadi agen yang melawan narasi-narasi negatif ini. Dengan pemahaman yang kuat tentang agama dan moralitas, santri dapat berperan sebagai “cyber warriors” yang aktif menyebarkan konten positif dan edukatif di media sosial, serta berkontribusi dalam meredam narasi ekstremis.

Santri dapat menggunakan platform-platform digital untuk menyebarkan dakwah yang menyejukkan, serta menekankan pentingnya toleransi, moderasi, dan cinta damai. Dengan menguasai literasi digital, santri juga dapat membantu masyarakat lebih kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi, sehingga dapat menghindari konflik dan perpecahan.

Santri dan Pengembangan Karakter Kepemimpinan

Dalam hal kepemimpinan, santri memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter. Kepemimpinan yang diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan dan moralitas tinggi sangat dibutuhkan di era yang penuh tantangan seperti saat ini. Pemimpin yang memiliki wawasan teknologi dan tetap berpegang teguh pada nilai kemanusiaan akan mampu membawa perubahan yang positif bagi masyarakat.

Santri yang aktif dalam organisasi keagamaan, sosial, maupun politik dapat berkontribusi dalam merumuskan kebijakan yang pro-rakyat, berlandaskan etika, serta memajukan kesejahteraan umum. Kepemimpinan santri yang inklusif, adil, dan berakhlak mulia sangat sesuai dengan semangat Revolusi 5.0 yang menekankan kolaborasi antar sektor dan harmonisasi antara teknologi dan manusia.

Diolah dari berbagai sumber.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dedi Febriyanto

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Maniak Dosa

Senin, 2 Desember 2024 05:43 WIB
img-content

Selamat Hari Guru, Pak, Bu

Selasa, 26 November 2024 13:34 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler