Zoroaster: Agama Kuno yang Memengaruhi Peradaban Dunia
Rabu, 12 Maret 2025 17:56 WIB
Inilah salah satu agama monoteistik tertua di dunia yang masih bertahan hingga saat ini.
***
Zoroastrianisme, atau kepercayaan Zoroaster, adalah salah satu agama tertua di dunia yang masih dipraktikkan hingga kini. Didirikan oleh Nabi Zarathustra (Zoroaster dalam bahasa Yunani) sekitar 3.500 tahun yang lalu di Persia kuno (sekarang Iran), agama ini dianggap sebagai salah satu agama monoteistik pertama dalam sejarah.
Zoroastrianisme tidak hanya memengaruhi budaya dan peradaban Persia kuno, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan agama-agama besar dunia seperti Yahudi, Kristen, dan Islam. Artikel ini akan membahas secara lengkap sejarah, keyakinan, ritual, dan pengaruh Zoroastrianisme.
Sejarah Zoroastrianisme
Zoroastrianisme muncul di wilayah Persia kuno, tepatnya di daerah yang sekarang menjadi Iran. Zarathustra, sang pendiri, diyakini hidup antara 1500-1200 SM. Menurut tradisi, ia menerima wahyu dari Ahura Mazda, Tuhan yang Maha Esa, yang mengajarkan tentang kebenaran, keadilan, dan kehidupan yang baik. Ajaran ini kemudian menjadi dasar bagi kepercayaan Zoroaster.
Pada masa kejayaan Kekaisaran Persia, khususnya di bawah Dinasti Achaemenid (550-330 SM) dan Sassania (224-651 M), Zoroastrianisme menjadi agama resmi negara. Kitab suci Zoroastrianisme, Avesta, dikumpulkan dan disusun selama periode ini.
Namun, setelah penaklukan Islam pada abad ke-7, pengaruh Zoroastrianisme mulai berkurang. Banyak penganutnya yang berpindah agama, sementara yang lain melarikan diri ke India, di mana mereka dikenal sebagai Parsi.
Keyakinan Utama Zoroastrianisme
Zoroastrianisme adalah agama monoteistik yang menyembah Ahura Mazda sebagai Tuhan yang Maha Esa. Beberapa keyakinan utamanya meliputi:
-
Dualisme Kosmis:
Zoroastrianisme percaya pada pertarungan abadi antara kekuatan baik (Ahura Mazda) dan kekuatan jahat (Angra Mainyu atau Ahriman). Manusia memiliki peran penting dalam memilih dan mendukung kebenaran melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan baik. -
Tiga Prinsip Utama:
-
Humata (Pikiran Baik)
-
Hukhta (Perkataan Baik)
-
Huvarshta (Perbuatan Baik)
Ketiga prinsip ini menjadi pedoman hidup bagi penganut Zoroaster.
-
-
Api sebagai Simbol Suci:
Api adalah simbol kemurnian, kebenaran, dan kehadiran Ahura Mazda. Kuil api, yang disebut Atash Behram, menjadi tempat ibadah utama bagi penganut Zoroaster. -
Hidup Setelah Mati:
Zoroastrianisme percaya pada kehidupan setelah kematian, di mana jiwa akan dihakimi berdasarkan perbuatannya selama hidup. Jiwa yang baik akan menuju House of Song (surga), sementara jiwa yang jahat akan masuk ke House of Lies (neraka). -
Konsep Frashokereti:
Zoroastrianisme mempercayai akhir zaman, di mana kebaikan akan mengalahkan kejahatan, dan dunia akan dipulihkan ke keadaan semula yang sempurna.
Ritual dan Praktik Keagamaan
Zoroastrianisme memiliki berbagai ritual dan praktik keagamaan yang masih dijalankan hingga saat ini. Beberapa di antaranya meliputi:
-
Upacara Navjote:
Upacara inisiasi yang menandai penerimaan seorang anak ke dalam komunitas Zoroaster. Anak tersebut diberikan sudreh (kemeja suci) dan kusti (tali pinggang suci) sebagai simbol komitmennya pada ajaran Zoroaster. -
Pemujaan Api:
Api dianggap sebagai perwujudan Ahura Mazda. Penganut Zoroaster berdoa di hadapan api yang menyala di kuil atau di rumah. -
Penguburan Langit:
Tradisi kuno Zoroastrianisme melibatkan penguburan jenazah di Menara Keheningan (Dakhma), di mana tubuh dibiarkan terpapar elemen alam untuk menghindari pencemaran tanah dan api. Namun, praktik ini sudah jarang dilakukan karena alasan hukum dan kesehatan. -
Perayaan Tahun Baru (Nowruz):
Nowruz, yang berarti "hari baru," adalah perayaan tahun baru Zoroastrian yang jatuh pada ekuinoks musim semi. Perayaan ini masih dirayakan secara luas di Iran dan negara-negara Asia Tengah.
Pengaruh Zoroastrianisme pada Agama dan Budaya Lain
Zoroastrianisme memiliki pengaruh yang signifikan pada agama-agama besar dunia. Beberapa konsep yang diadopsi dari Zoroastrianisme meliputi:
-
Konsep Surga dan Neraka:
Zoroastrianisme adalah salah satu agama pertama yang memperkenalkan konsep surga dan neraka, yang kemudian diadopsi oleh agama Yahudi, Kristen, dan Islam. -
Malaikat dan Setan:
Konsep malaikat (Yazata) dan setan (Daeva) dalam Zoroastrianisme memengaruhi pemikiran agama-agama Abrahamik. -
Penghakiman Terakhir:
Konsep penghakiman terakhir dan kebangkitan orang mati juga ditemukan dalam ajaran Zoroaster. -
Pengaruh pada Filsafat Yunani:
Beberapa filsuf Yunani, seperti Plato, dipengaruhi oleh konsep dualisme Zoroastrianisme.
Zoroastrianisme di Era Modern
Meskipun jumlah penganut Zoroastrianisme saat ini relatif kecil (sekitar 100 hingga 200 ribu orang di seluruh dunia), agama ini tetap memiliki komunitas yang kuat, terutama di India, Iran, dan diaspora global. Komunitas Parsi di India dikenal karena kontribusinya dalam bidang bisnis, pendidikan, dan filantropi.
Di era modern, Zoroastrianisme menghadapi tantangan seperti asimilasi budaya, perkawinan campur, dan penurunan jumlah penganut. Namun, upaya pelestarian dan promosi ajaran Zarathustra terus dilakukan melalui pendidikan, kegiatan komunitas, dan penggunaan media sosial.
Kepercayaan Zoroaster adalah agama kuno yang kaya akan sejarah, filosofi, dan nilai-nilai universal. Meskipun jumlah penganutnya tidak sebesar agama-agama lain, pengaruhnya terhadap peradaban dunia tidak dapat diabaikan. Dengan mempelajari Zoroastrianisme, kita tidak hanya menghargai warisan budaya kuno tetapi juga menemukan relevansinya dalam kehidupan modern.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler