Manhattan: Jejak Sejarah di Balik Kota Yang Tak Pernah Tidur
Senin, 17 Maret 2025 13:59 WIB
Di balik gemerlap gedung-gedung langit dan hiruk-pikuk modern, Manhattan memiliki sejarah yang panjang dan akhirnya terlupakan.
Oleh: f[email protected]
Manhattan adalah salah satu wilayah paling terkenal dan ikonik di dunia, yang terletak di New York, Amerika Serikat. Manhattan juga termasuk salah satu dari lima borough (administrasi kota) dan terkenal sebagai pusat ekonomi, budaya, dan hiburan global, Manhattan juga sering disebut sebagai "jantung" dari kota yang tidak pernah tidur.
Pulau ini menjadi rumah bagi berbagai gedung pencakar langit, pusat keuangan dunia di Wall Street, serta landmark terkenal seperti Time Square dan Central Park. Selain itu, Manhattan kuga dikenal sebagai pusat seni, mode, dan media internasional, yang menjadi tujuan utama bagi jutaan orang dari seluruh dunia yang ingin berkunjung maupun menetap.
Namun, di balik gemerlap gedung-gedung langit dan hiruk-pikuk modern, Manhattan memiliki sejarah yang panjang dan akhirnya terlupakan. Sebelum wilayah ini berubah menjadi salah satu pusat kota paling maju di duni, Manhattan adalah sebuah pulau yang didominasi oleh alam liar-hutan lebat, sungai mengalir yang jernih, serta lahan berbukit yang menjadi rumah bagi para satwa.
Dahulu, Manhattan mempunyai nama Manahatta yang memiliki arti pulau berbukit, dan juga pulau ini pertama kali dihuni oleh suku asli Lenape, masyarakat pribumi yang telah menetap selama ribuan tahun lamanya. Mereka hidup secara berkelompok. Suku Lenapa berbicara dan berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Algonquian. Dan mereka memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di pulau tersebut untuk bertahan hidup. Suku Lenape dikenal sebagai pemburu dan petani ulung; mereka menanam jagung, kacang-kacangan, dan labu, serta berburu rusa dan memancing di perairan sekitar.
Sejarah Manhattan mencatat perubahan besar sejak awal abad ke-17, ketika penjelajahan Eropa mulai tiba di wilayah ini. Pada tahun 1609, Henry Hudson berlayar ke kawasan yang kini dikenal sebagai Pelabuhan New York, membuka jalan bagi para kolonisasi Belanda. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1624, Belanda membangun pemukiman Nieuw Amsterdam di ujung selatan Manhattan. Dua tahun setelahnya, Peter Minuit (Gubernur kolonial Belanda) melakukan pembelian pulau Manhattan dari penduduk asli dengan harga sekitar 60 gulden.
Di bawah kekuasaan Belanda, Manhattan berkembang menjadi pusat perdagangan yang penting, khususnya dalam bisnis bulu. Namun, pada tahun 1644, Inggris merebut wilayah tersebut dari Belanda dan mengganti namanya menjadi New York. Melalui perjanjian Breda tahun 1677, Belanda menyetujui penyerahan Manhattan terhadap Inggris. Dan sejak saat itu, Manhattan terus berkembang pesat menjadi pusat perekonomian, perdagangan, dan imigrasi. Memasuki abad ke-19 dan ke-20, pembangunan infrastruktur modern seperti pelabuhan, jembatan, dan gedung spesifikasi langit mengubah wajah Manhattan menjadi kota metropolitan yang dinamis, seperti yang kita kenal sekarang.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Manhattan: Jejak Sejarah di Balik Kota Yang Tak Pernah Tidur
Senin, 17 Maret 2025 13:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler