Video Game dan Ideologi Terselubung: Apa yang Sebenarnya Kita Mainkan?
3 jam lalu
Kini video game tak hanya sekedar menjadi hiburan, ia justru menjadi cermin dunia nyata. Pertanyaannya, apakah kita sadar saat memainkannya?
Video Game Sebagai Media Ekspresi Ideologi dan Kritik Sosial
Dalam dua dekade terakhir, game telah berkembang menjadi media ekspresi dan refleksi sosial-politik. Banyak orang masih menganggap game hanya permainan. Namun, setiap game membawa pandangan dan pesan tertentu.
Misalnya, Papers, Please yang mengajak pemain merasakan tekanan hidup di bawah sistem pemerintahan yang represif. Atau Detroit: Become Human, yang membahas diskriminasi dan perjuangan kesetaraan lewat kisah antara manusia dan android.
Sementara itu, Call of Duty sering dianggap sekadar game aksi, padahal di baliknya terselip narasi politik dan pandangan ideologis tertentu. Yang artinya game dapat menjadi media penyampaian pesan sosial, baik secara eksplisit maupun tersirat.
Ideologi Sebagai Mekanisme Sebuah Game
Pesan ideologis dalam game tidak hanya disampaikan lewat dialog atau jalan cerita, bisa juga dari cara bermainnya.
Sebagai contoh, dalam The Witcher 3: Wild Hunt, sistem choice and consequence (pilihan dan akibat) menggambarkan dilema moral manusia tidak ada keputusan yang benar-benar hitam atau putih. Ada juga Animal Crossing yang mencerminkan nilai komunitas, gotong royong, dan harmoni sosial, hal yang terasa dekat dengan budaya kolektif di Indonesia.
Dampak Terhadap Para Pemain
Video game bersifat interaktif dan memiliki kekuatan besar dalam membentuk sudut pandang. Oleh karena itu, pesan ideologis di dalamnya bisa terasa lebih kuat dibandingkan dengan film ataupun buku. Pemain tidak hanya menonton, mereka juga mengambil keputusan.
Hal ini menjadikan game alat yang sangat efektif untuk membangun empati sosial, menyampaikan kritik terhadap ketidakadilan, atau bahkan menyebarkan propaganda politik terselubung.
Refleksi Terhadap Nilai-nilai Indonesia
Sebagai warga negara Republik Indonesia, kita tumbuh dalam budaya yang menjunjung nilai Pancasila, toleransi, gotong royong, dan kemanusiaan. Karena itu, penting bagi kita untuk paham dan menilai apakah pesan dalam sebuah game sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Seperti pada game Civilization VI yang terdapat sisi positif dan negatifnya. Ia mengajarkan tentang pembangunan peradaban dan diplomasi antar negara (gotong royong global), tetapi juga mengandung pandangan dominasi politik dan militer yang perlu disikapi dengan kritis.
Menentukan Sikap: Dimainkan, Dipertanyakan, atau Ditinggalkan?
Sebagai gamer dan warga Indonesia, game yang memuat isu politik, ideologi, atau kritik sosial tidak harus langsung dihindari. Yang penting adalah bagaimana kita memainkannya dengan sikap kritis dan reflektif. Setiap kali bermain, cobalah meneliti dan memahami terlebih dahulu.
Jika sebuah game hanya menormalisasi kekerasan, kebencian, atau ideologi ekstrem tanpa konteks moral, maka lebih baik dilewati. Namun, bila game tersebut mampu mengajak kita berpikir, berempati, dan memahami dunia dengan lebih luas, maka tak ada salahnya dimainkan dengan kewaspadaan dan kesadaran penuh terhadap nilai-nilai yang kita pegang sebagai pemain sekaligus warga Indonesia.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler