Binatang sudah menjadi bagian hidup manusia selama ribuan tahun, dan sepanjang sejarah manusia juga dikenal telah mendomestifikasi berbagai jenis satwa liar untuk berbagai keperluan, seperti anjing, sapi, kuda, dan masih banyak lagi.
Namun, perkembangan peradaban manusia ternyata telah menjadikan sebagian orang kehilangan adab dalam memperlakukan binatang. Banyak faktor telah mempengaruhi pola pikir dan perilaku kita, seperti gaya hidup, kemampuan ekonomi, dan teknologi. Tantangan modernisasi faktanya telah membuat sebagian orang ‘diperbudak’ oleh kebutuhan materi, sehingga menimbulkan stress.
Stress yang berkepanjangan dan tidak dikelola dengan baik suatu saat akan meledak, dan seringkali yang menjadi korban adalah binatang peliharaan. Mengapa? Karena binatang cenderung menurut pada pemiliknya, dan tidak akan melawan apalagi mengadu ke pihak lain. Sudah ada ribuan kasus dimana binatang peliharaan menderita bahkan mati karena dianiaya oleh pemiliknya. Setelah diselidiki, ternyata pemilik yang menganiaya binatang itu sedang mengalami stress akibat permasalahan di tempat kerja, di rumah, dan lainnya.
Selain stress, hal lain yang dapat memicu kecenderungan untuk menganiaya binatang adalah kelainan jiwa. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang ‘hobi’ menyiksa binatang mempunyai kelainan jiwa seperti sadisme, narsisisme, asimpatisme, dan psikopati. yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa banyak sekali pelaku tindak criminal seperti penganiayaan, penyerangan, dan pembunuhan ternyata memiliki riwayat penyiksaan pada binatang di masa lalu, ataupun masih terjadi.
Di Indonesia, sebagian besar dari kita tidak mendapatkan pendidikan sejak dini tentang bagaimana memperlakukan binatang dengan baik. Bukan pemandangan langka ketika sekelompok anak kecil mempermainkan kucing, melempar anjing untuk bersenang-senang, menangkap dan mematahkan sayap kupu-kupu, dan masih banyak lagi penyiksaan terhadap binatang yang seolah menjadi berterima karena membiasa.
Cara apa yang bisa dilakukan untuk mendidik generasi muda tentang cara memperlakukan binatang?
- Tanamkan sejak dini dengan contoh nyata, misalnya dengan memelihara kucing dengan perawatan baik. Jangan memelihara binatang jika merasa akan kesulitan untuk merawatnya.
- Lakukan dengan berbagai pendekatan baik di rumah, di sekolah, melalui media seperti televisi, dll
- Libatkan anak dalam partisipasi aktif, antara lain rutin memandikan binatang peliharaan, membantu organisasi yang peduli terhadap binatang, dll
Seharusnya ini menjadi tanggung jawab orang tua, guru, media, dan tokoh masyarakat. Permasalahannya adalah, bagaimana jika orang-orang dari generasi sebelumnya pun tidak mempuanyai kesadaran yang baik tentang perlakuan yang layak terhadap binatang?
Mata rantai ini harus kita putus, saatnya kita menjadi generasi yang lebih terdidik dan nantinya mampu mendidik anak-cucu kita agar tidak ada lagi kekejaman yang terjadi terhadap binatang. Masyarakat yang individunya memperlakukan binatang dengan baik pasti akan terasah rasa kasihnya terahdap sesama, dan angka kriminalitas otomatis juga akan turun. Mengutip dari Mahatma Gandhi, bahwa "Kebesaran suatu bangsa dan kemajuan moral penduduknya bisa terlihat dari bagaimana mereka memperlakukan binatang."
Original post: http://aaasti.blogspot.co.id/2016/02/penyiksa-binatang-kini-penyiksa-manusia.html
Ikuti tulisan menarik Swasti Mukti lainnya di sini.