x

Iklan

Ramdha Mawaddha

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pedagang Pasar Butung Berjualan Online

Pedagang Pasar Butung di Makassar Berjualan Online

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Syahril terlihat serius menatap ponsel di genggamannya, sesekali ia menatap keluar saat ada orang yang hendak singgah di tokonya Lantai 3A Pasar Butung Makassar, Selasa (9/8).

Syahril salah satu pedagang pakaian ini ternyata sedang sibuk melayani pembeli di salah satu grup media sosial miliknya.  Sudah dua tahun ia menggeluti penjualan online miliknya dengan memanfaatkan akun BlackBerry Messenger.

Maraknya sistem belanja online ternyat dimanfaatkan Syahril. Pedagang yang telah berjualan selama tiga tahun ini selain berjualan di Pasar Butung, juga menjajakan barangnya secara online. Tokonya yang berlokasi di lantai empat saat hari-hari biasa terhitung sepi pengunjung. Sehingga  ia memutuskan untuk memanfaatkan waktu berjualan di duni maya seperti yang marak dilakukan banyak orang.  “Ramai itu Jumat, Sabtu dan Minggu. Di luar itu, sepi pengunjung,” ungkap Syaril, Selasa (9/8).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Syahril meski belanja online sudah menjamur di masyarakat, tapi kebanyakan ibu rumah tangga tetap memilih ke pasar. Kebanyakan belanja online hanya dilakukan oleh anak muda saja karena malas ke pasar dan lebih senang dengan sesuatu yang instan dan mudah.

Meski demikian, pelanggang pedagang asal Pangkep ini mengaku jika pembeli online juga lumayan banyak.  Terutama ibu-ibu pegawai yang sibuk dan tak sempat ke pasar lagi. “Tapi tetap pembeli di toko jauh lebih banyak,” ungkapnya.

Seperti diakui Syahril, banyak pedagang pakaian khususnya yang berlokasi dilantai empat memilih berjualan online. Selain karena pengunjung yang tak seramai dilantai satu, juga melihat tren yang ada di masyarakat. Meski tak bisa dipungkiri situs-situs online ternama kini lebih banyak menyita perhatian kaum muda.

Unntuk itu, lelaki 28 tahun ini menyasar pembeli dari kalangan ibu rumah tangga dan kalangan menengah ke bawah. 

Lain halnya dengan Faradilah. Pedagang pakaian ini beranggapan jika pembeli di pasar jauh lebih banyak. Sehingga dirinya tak ikutan berjualan online seperti beberapa pedagang di sekitarnya. Menurutnya belanja online masih banyak pembeli yang ragu karena tidak melihat barangnya langsung.

Meski diakuinya, toko yang baru setahun dijaganya itu  hanya ramai menjelang hari raya atau waktu-waktu tertentu saja. Seperti sekarang banyak orang tua yang masih mencari seragam sekolah untuk anaknya dan jemaah haji yang akan berangkat. “Masih lebih banyak pembeli yang ingin ke Pasar,” kata Faradillah, Selasa (9/8).

Salah satu pengunjung Pasar Butung, Ramlah mengaku lebih senang berbelanja langsung ke pasar. Pembli asal Kota Makassar ini beralasan karena barangnya langsung dilihat dan harganya bisa ditawar. Berbeda dengan online yang kadang tak sesuai dengan harapan. “Memang belanja online lebih praktis, tapi terkadang tak sesuai dengan gambarnya,” ujarnya, Selasa (9/8).

Tahun 2014 The Nielsen Global Survey of E-Commerce melakukan survey kepada responden yang memiliki akses internet di 60 negara untuk mempelajari intensi belanja online dari konsumen di seluruh dunia. Dari hasil survey tersebut di Indonesia sendiri menunjukkan hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian, aksesoris dan sepatu. Jika dipersentasekan mencapai 37%.  Hal ini seiring dengan perkembangan internet yang semakin cepat dan menjangkau daerah-drah terpencil. Shingga semakin memudahkan masyarakat untuk membeli secara online.

Kendati demikian, pedagang sebaiknya perlu beralih ke sistem penjualan online. Meski pembeli di pasar masih tetap menjadi prioritas sebagian masyarakat, tapi tak menutup kemungkinan pembeli di pasar akan semakin sepi karena beralih ke online.

Ikuti tulisan menarik Ramdha Mawaddha lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini