Bumi Mandiri dan Langit yang Menghidupi
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Potret Kemandirian Bumi-Langit Institute
Bumi Mandiri dan Langit yang Menghidupi
Potret Kemandirian Bumi-Langit Institute
Oleh : Nur Solikhin
Aroma Rempah masakan dapur begitu pekat menyambut kedatanganku di bumi. Rumput yang bersahabat dengan kaki, pohon yang mengayomi dari terik matahari menyambut setiap tamu yang datang di sini. Di bumi, tidak ada tembok nan atap yang menyebabkan perusakan lingkungan apalagi melukai langit.
Bumi sangat bersahabat dengan langit tercermin di sini, salah satu potret manusia bagaimana memperlakukan alam yang dihidupi dan mengidupinya atas seizin Allah Swt. Ada tiga hal yang sangat keterkaitan di tempat ini, yaitu antara bumi-langit dan manusia. Ketiga hal tersebut saling berkesinambungan dan saling menghidupi.
Air yang turun dari langit menjadikan sumber utama bagi kehidupan manusia di sini. Mencuci, mandi dan aktivitas lainnya yang menggunakan air merupakan berkah atau manfaat dari langit. Bagi tumbuhan dan hewan pun ikut merasakan berkah dari langit, karena hujan tidak setiap waktu turun, air limbah dari aktivitas manusia diolah sehingga menjadi air yang bisa bermanfaat bagi tumbuhan dan hewan.
Namun jangan salah, air limbah dari aktivitas manusia sama sekali tidak tercemar dari barang-barang kimia. Karena aktivitas manusia di sini tanpa menggunakan bahan kimia, atau organik. Mulai sabun mandi, mencuci hingga makanan pun organik. Semua hasil panen diolah sendiri sehingga menghasilkan makanan yang toyyib.
Demikianlah saya menggambarkan Bumi Langit Institute. Sebuah yayasan yang berada di Bantul-Daerah Istimewa Yogyakarta, tepat berada di bukit jalan Mangunan. Institusi yang mandiri, mulai dari pembiayaan yayasan hingga pengolahan hasil pertanian, peternakan dan perkebunan. “Mohon maaf, kalau mau masuk untuk melihat area perkebunan dan pengolahan tenaga listrik dan gas akan dikenai biaya. Biaya tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di bumi langit, karena kita tidak menerima donatur dari luar,” cerita Mbak Nung, salah satu pengurus Yayasan Bumi Langit ketika ditemui di warung bumi langit, Kamis (13/03/2016).
Peternakan, perkebunan, pertanian, hingga pengolahan biogas, pengolahan air bersih hingga membuat aliran listrik dengan tenaga surya lengkap ada di bumi langit institute. Pak Is begitu Mbak Nung menyebut pendiri Bumi Langit Institute. Dengan nama lengkap Iskandar Waworuntu, ia memulai mendirikan Bumi Langit Institute pada akhir 2016. Sedangkan pada tahun 2011, Yayasan wakaf mulai beropreasi dan memulai struktur yang melibatkan masyarakat.
“Tanah bumi langit sebesar 4 hektar,” cerita mbak Nung sambil berjalan mengantarkan perjalanan kami mengitari kawasan Bumi Langit. “Ini merupakan ternak sapi, dan pembuatan pupuk kandang dari kotoran sapi. Kotoran yang diolah tersebut akan dijadikan pupuk perkebunan dan pertanian di bumi langit,” ceritanya.
Pertanian di bumi langit bukan menggunakan sistem monokultur. “Menanam monokultur sebenarnya banyak menimbulkan hama. Sehingga sisten pertanian di bumi langit menggunakan permakultur. Dengan menggunakan sistem permakultur hama tidak akan datang,” terang Mbak Nung. Saat menjelaskan bagaimana sistem pertanian yang digunakan di bumi langit.
Perjalanan kami kemudian diperlihatkan dengan pemandangan tenaga listrik dari tenaga surya. Tenaga surya tidak akan ada habisnya sehingga menjadi alternatif tenaga listrik di Bumi Langit Institute. Di samping itu, sedang dibangun home schoolling, nantinya lulusan dari bumi langit kata Mbak Nung, akan mandiri secara ekonomi dan pangan.
Sepanjang jalan kawasan Bumi Langit, tidak akan lengang dengan tetumbuhan, bunga dan pengolahan energi alternatif. Lahan seluas 4 hektar ditumbuhi berbagai macam tanaman bunga, berbagai macam sayuran, dan pertanian. Sehingga untuk aktivitas kemandirian bumi-langit dalam bidang pangan dan energi terjamin. Mereka tidak menggantungkan pangan dari pabrik yang syarat dengan berbagai macam campuran kimia.
“Ini adalah kandang bebek,” ujar Mbak Nung sambil menunjuk ke arah kandang bebek. Saya sempat heran ketika mengarahkan pandangan ke kandang bebek, hanya terdapat satu bebek yang berhasil saya lihat. Setelah mengamati di depan kandang, ternyata bebek-bebek yang tidak di kandang sedang berjemur di depan kolam dan beberapa yang ke kolam.
Air kolam ini adalah hasil dari pengolahan dari limbah dapur warung Bumi Langit Institute. Air limbah diolah sehingga menjadi air yang bersih dan layak untuk dipakai untuk menyirami tanaman dan menjadi kolam dari bebek. Struktur pembersihan air adalah dengan melalui peresapan melalui batu, kemudian kotorannya diresap dengan daun enceng gondok sebanyak dua kali.
Sistem yang tidak kalah penting dari Bumi Langit adalah sistem kehidupan yang di dalamnya terdapat Bio Gas Digester. Sistem tersebut merupakan pengolahan limbah air, ternak cacing, ternak kelinci, dan juga kawasan pembibitan. Semuanya dalam satu kawasan. Di sini setiap pengunjung akan tahu bagaimana proses sistem tersebut berjalan.
Kemandirian energi alternatif dan pangan serta pengolahan sistem bio gas yang ada di Bumi Langit Institute menjadi contoh bagi pengembangan desa-desa. Agar desa mempunyai kemandirian ekonomi, pangan dan energi alternatif. Limbah agar tidak dijadikan sebagai sebuah masalah, melainkan dijadikan sebagai sebuah energi terbarukan dan bisa bermanfaat bagi kehidupan lainnya. Hal itu yang selama ini terlupakan di desa-desa, limbah seharusnya dijadikan sebagai sebuah manfaat bagi kehidupan alam sekitar. Bumi Langit mengajarkan kita tentang menjaga alam dan bisa hidup dari alam.
#InfrastrukturKitaSemua

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Bumi Mandiri dan Langit yang Menghidupi
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler