x

Iklan

Abdul Latip

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Sistem Pendidikan Kita

Sudahkah pemikiran Ki Hajar Dewantara teraplikasi dalam sistem pendidikan kita pada era saat ini? Sebuah perenungan menjelang Hardiknas 2018.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu pahlwan nasional yang memiliki banyak jasa dan pemikiran dalam konsep pendidikan. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara perlu senantiasa kita hayati dan terapkan dalam sistem pendidikan saat ini. Berikut ini beberapa pemikiran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang perlu diterapkan dalam sistem pendidikan zaman now.

  1. “Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatan” (Buku Pusara, 1940).

 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut perlu kita hayati dan resapi kembali, karena saat ini masih banyak anak-anak Indonesia yang belum bisa mengenyam dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Saat ini pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merata di semua wilayah, masih terdapat kesenjangan yang mencolok antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kondisi tersebut menjadi tantangan pendidikan saat ini, pemerintah harus segera melakukan percepatan pemerataan kualitas pendidikan sehingga masyarakat bisa mendapatkan haknya akan pendidikan yang berkualitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

  1. “Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan kehidupan anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi” (Buku Pusara, 1940).

 

Konsep pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara tersebut perlu menjadi perhatian bagi semua pihak yang terkait dalam pendidikan saat ini, yakni pemerintah, masyarakat dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Terkadang kita memaksakan anak-anak supaya unggul dalam semua bidang, padahal setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada anak yang unggul dalam matematika tetapi kurang dalam olahraga atau seni, ada juga anak yang unggul dalam bidang seni tetapi lemah dalam bidang eksakta. Kondisi tersebut harus disadari dan diperhatikan oleh semua pihak sehingga setiap anak bisa berkembang dan terakomodasi sesuai dengan bakatnya.

 

Sekolah sebagai tingkat satuan pendidikan perlu merancang kurikulum sekolah yang mengakomodasi keberagaman bakat dari setiap anak, hindari sistem yang mengarahkan pada pengakomodasian satu bakat saja tanpa memperhatikan bakat lain.

 

Pemerintah sebagai pemegang kebijakan pendidikan perlu merancang sistem pendidikan yang memperhatikan keberagaman bakat dengan tidak memaksakan membuat sebuah penilaian pendidikan yang berfokus pada satu bakat saja.

 

Masyarakat terutama orang tua perlu menyadari kekuatan bakat pada anaknya dan memberikan peluang untuk mengembangkannya, hindari memaksakan anak untuk mengikuti kemauan orang tua yang tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki anak.

 

  1. “Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik ‘mengubah padi menjadi jagung’ atau sebaliknya” (Buku Keluarga, 1940).

 

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut sangat penting diterapkan untuk pendidikan saat ini, mengingat anak-anak zaman now memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada masa sebelumnya. Jika sistem pendidikan yang dilaksanakan sangat kaku, maka bukan tidak mungkin malah akan membunuh keunikan dan kreativitas anak-anak zaman now.

 

Dalam pelaksanaan di lapangan, pemerintah dan sekolah perlu merancang sistem yang memiliki fleksibilitas yang dapat mengakomodasi keunikan dan kreativitas anak. Namun fleksibilitas sistem ini perlu diimbangi dengan pengawalan yang terancang dan terencana sehingga fleksibilitas ini tidak menjadi celah untuk melakukan tindakan indisipliner.

 

Tiga pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut perlu kita renungi sebagai evaluasi pelaksanaan sistem pendidikan saat ini. Selain itu, penting bagi kita juga untuk senantiasa menjungjung pemikiran-pemikiran tersebut sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan pendidikan saat ini, sehingga cita-cita pemerintah, masyarakat, sekolah dan tentunya pendiri bangsa bisa tercapai sesuai dengan harapan.

Ikuti tulisan menarik Abdul Latip lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler