x

Iklan

Jenny Karellina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Januari 2020

Jumat, 24 Januari 2020 15:05 WIB

Peduli Kasus Bullying, mahasiswa UNISMA Bekasi adakan sosialisasi STOP Bullying

Artikel mengenai kampanye stop bullying

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kasus bullying di Indonesia setiap tahunnya semakin bertambah. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memaparkan hasil pengawasan kasus pelanggaran anak dibidang pendidikan selama Januari hingga April 2019, mayoritas kasusu terjadi di jenjang sekolah dasar (SD).

Dari 37 kasus kekerasan di jenjang pendidkan pada Januari hingga April 2019, 25 kasus terjadi di SD, sementara ada di perguruan tinggi sebanyak 1 kasus. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyebarkan kampanye stop bullying yaitu melalui media sosial atau media online. Media sosial sendiri menjadi wadah untuk bertukar informasi dan opini khalayak dan berlaku untuk semua kalangan.

Sebagai media penyebaran informasi, media sosial memiliki dampak negatif, seperti susah bersosialisasi dengan orang sekitar, lebih mementingkan diri sendiri, dan memungkinkan terjadinya aktivitas bullying di media sosial atau yang sering disebut dengan cyber bullying. Di samping adanya dampak negatif kita sebagai pengguna media sosial juga mendapat dampak positif yang bisa mengurangi atau mencegah terjadinya bullying. Seperti menyebarkan konten positif tengan stop bullying dalam bentuk bermacam-macam baik berupa gambar, story telling bahkan ada juga yang berupa penyediaan sesi curhat melalui direct message. Oleh karena itu mahasiswa UNISMA Bekasi mengadakan sosialisai dengan tema Stop Bullying yang berjudul “self care for mental.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui sosialisasinya, mahasiswa UNISMA Bekasi khususnya Ilmu Komunikasi mengundang Darwing Sihombing Mister Indonesia Sumatera Utara tahun 2019 dan dia juga pernah mengalami pembullian secara langsung pada bangku SMA. Selain itu mahasiswa UNISMA Bekasi juga mengundang Olga Novianda sebagai naraumber yang merupakan seorang Psikolog.

Dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan, narasumber menyampaikan bahwa bullying itu sangat berbahaya bagi kesehatan mental dan pentingnya kepedulian kita kepada korban bullying. Narasumber juga menjelaskan kepada audiens yang merupakan anak sekolah dasar, bahwa penggunaan media sosial juga memiliki dampak yang positif jika digunakan sesuai dengan ranahnya yaitu media penyebaran informasi. Walaupun jumlah pengikut di media sosial yang dimiliki tidak banyak jika secara rutin konten positif tersebut disebarkan maka akan tetap memiliki peran dalam kepedulian terhadap kasus bullying.

Diakhir acara narasumber menekankan bahwa peran orang tua dan lingkungan sekitar  juga sangat penting dalam menumbuhkan lkesadaran untuk tidak melakukan tindakan bullying. Selain itu, peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak mereka yng masih berada di usia dini. (HL)

 

#StopBullying

Ikuti tulisan menarik Jenny Karellina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler