Nilai-nilai Pendidikan Sufistik dalam Tombo Ati Karya Sunan Bonang
2 jam lalu
Refleksi atas pesan sufistik dalam tembang Tombo Ati karya Sunan Bonang sebagai warisan pendidikan hati bagi manusia modern.
Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang sering menyesakkan batin, manusia sejatinya sedang mencari “obat hati.” Salah satu warisan agung dari para wali di Nusantara tentang hal ini datang dari Sunan Bonang, ulama sufi sekaligus seniman dakwah abad ke-15 yang menggubah tembang legendaris berjudul Tombo Ati.
Tembang itu sederhana, namun sarat makna. Di dalamnya terkandung lima resep penyejuk hati: membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya, melaksanakan shalat malam, bergaul dengan orang shalih, memperbanyak dzikir dan shalawat, serta berpuasa.
Bagi Sunan Bonang, kelima hal ini bukan hanya amalan ritual, tetapi juga sarana mendidik jiwa agar kembali jernih dan tenteram.
Kearifan Sufistik dan Pendidikan Hati
Ajaran Tombo Ati menuntun manusia untuk menyeimbangkan antara dzikir dan pikir. Ilmu tanpa dzikir menjadikan manusia kering dan sombong; dzikir tanpa ilmu menjadikannya buta arah. Maka pendidikan sejati menurut para sufi adalah yang menyatukan akal dan hati, pengetahuan dan kesadaran spiritual.
Inilah inti pendidikan sufistik—pendidikan yang tidak berhenti pada transfer ilmu, tetapi berlanjut pada pembentukan akhlak, empati, dan rasa cinta kepada Allah.
Relevansi di Zaman Digital
Hari ini, ketika banyak orang merasa lelah secara batin meskipun hidup serba mudah, pesan Tombo Ati terasa semakin aktual.
Membaca Al-Qur’an dengan perenungan dapat menjadi terapi batin. Shalat malam mengajarkan kedekatan dan keheningan di tengah kebisingan dunia maya.
Berkumpul dengan orang shalih memberi energi positif yang tak ditemukan di layar gawai.
Dzikir dan shalawat melatih kesadaran diri, sedangkan puasa menumbuhkan pengendalian diri.
Semua ini adalah pendidikan karakter yang lahir dari kedalaman spiritual, bukan sekadar pelatihan kognitif.
Warisan Wali untuk Bangsa
Sunan Bonang telah memberi teladan bahwa dakwah dan pendidikan tidak harus kaku. Ia memadukan agama dan budaya, ilmu dan seni, zikir dan lagu. Dari sinilah Islam di Nusantara tumbuh lembut, ramah, dan penuh cinta.
Tombo Ati adalah contoh bagaimana nilai-nilai sufistik bisa menjadi dasar pendidikan yang membebaskan manusia dari kegelisahan batin menuju kedamaian sejati.
“Hati yang tenang adalah tanda ilmu yang bermanfaat. Dan ilmu yang bermanfaat lahir dari hati yang dekat dengan Allah.”
— Sunan Bonang

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Agama, Tuhan, Spiritual, dan Kepercayaan: Sebuah Tinjauan Psikologi Agama
Kamis, 2 Oktober 2025 13:33 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler