x

Posko Covid19 di desa

Iklan

Maria Clara Bastiani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Oktober 2019

Selasa, 28 April 2020 11:45 WIB

Beragam Cara Kreatif Kader Desa Tanggap Covid-19

Usaha pencegahan Covid-19 harus sampai desa. Sekarang kader desa bahkan anak-anak bisa jadi pendorong kegiatan agar informasi Covid-19 dipahami dan diterima oleh warga desa dan dusun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

+ Bagaimana situasi di desa saat ini?”

Ya, desa kami belum ada yang kena Covid19, tetapi desa tetangga sudah ada yang kena. Di sini para pedagang sudah tidak diperbolehkan masuk dan berjualan, kalau masih ada yang mencoba berjualan akan dimarahi, diomeli (Angga, 17 tahun, NTB).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

+ Lalu apa saja yang sudah dilakukan oleh pihak desa atau dusun?”

Sudah ada pak, kami bergabung dalam satgas Covid-19, memberikan sosialisasi ke warga, melakukan penyemprotan desinfektan, ada juga pembagian masker dan menyiapkan tempat-tempat cuci tangan seperti di sanggar anak juga kami buatkan wastafel (Ibu Wati, Lumajang)

 

+ Bagaimana dengan kegiatan belajar anak-anak di sana?

Kami sudah belajar onlen, menggunakan wa dan menonton tayangan TVRI. Kami ingin ada aplikasi belajar yang gratis juga supaya bisa mempelajari materi-materi (Rinda, 16 tahun, Jember).

 

Demikian sepenggal cuplikan dialog  dari pertemuan daring yang diselenggarakan oleh JARAK[1] dengan warga desa di Lombok (NTB), Jember, Lumajang dan Probolinggo (Jawa Timur) pada Rabu, 22 April 2020.

Dialog warga yang melibatkan lembaga mitra lokal, LPKP Jatim dan SANTAI (NTB), anggota Forum Anak Desa (FAD),  Gugus Tugas Layak Anak (GT Dekela) dari 12 desa dampingan Program Kesempatan[2] dilakukan oleh JARAK dalam rangka melakukan asesmen dan merancang kegiatan selama wabah ini.

Situasi anak-anak dusun disampaikan oleh perwakilan FAD, bahwa mereka sudah belajar melalui sistem daring, ada tugas-tugas yang disampaikan guru melalui wag atau melihat pelajaran yang ditayangkan oleh TVRI. Dari cerita anak-anak, ternyata ada juga teman-teman mereka yang tidak mempunyai telepon dan kesulitan mengikuti pembelajaran daring ini. Sehingga guru dan pihak Gugus Tugas Dekela mencoba sistem “jemput bola”, yaitu mengantarkan bahan-bahan pelajaran selama seminggu yang sudah dibuat oleh guru untuk anak-anak yang tidak terhubung dengan media komunikasi. Kepekaan warga dan langkah proaktif sudah terbangun, mereka mencoba tetap berinteraksi dengan anak-anak walau tanpa teknologi.

Rasa bosan berada di rumah dan ingin bersekolah lagi terungkap saat mereka ditanya apa yang menjadi perasaan dan harapan mereka. Sebagai anak muda, mereka juga mencoba ikut mensosialisasikan cara pencegahan sesuai gaya mereka. Salah satu FAD membuat video tentang cuci tangan ala anak muda, yaitu menggunakan aplikasi Tiktok. Ada lagi tip-tip kegiatan yang bisa dilakukan selama berada di rumah yang mereka bagikan melalui wag. Langkah ini untuk mengatasi kejenuhan selama mereka tidak bisa berjumpa dengan teman-temannya.

Warga desa yang bergabung dalam GT Dekela saat ini belum membuat kegiatan dengan anak-anak di pusat kegiatan/ sanggar anak karena pembatasan kegiatan yang melibatkan banyak orang. Sehingga fokus mereka saat ini adalah membantu desa dalam penanganan Covid-19. Ada desa yang sudah berjaga dengan melakukan pendataan bagi warga yang baru datang ke desa dan menghimbau untuk melakukan karantina mandiri. Informasi tentang virus corona masih perlu dilakukan karena masih banyak warga yang merasa virus ini tidak akan sampai ke wilayah mereka.  

Ada yang menarik saat anak-anak diminta untuk melakukan kampanye menggunakan masker saat keluar rumah. Mereka balik bertanya, mana maskernya? Rupanya pembagian masker belum untuk semua warga. Memang sudah ada gerakan pembagian masker, tetapi tidak keseluruhan warga menerima. Hal ini membuat para pendamping desa mengupayakan pembuatan masker secara mandiri.

Anak-anak yang bisa ditemui diajarkan untuk membuat masker dengan bahan sederhana tanpa mesin jahit. Mereka membuat video pembuatan masker dan dibagikan ke teman-teman yang lain. Saat ini ide kreatif harus terus digali agar bisa mengatasi permasalahan yang ada, juga bisa membantu masyarakat ikut serta mencegah penyebaran virus ini.  

Dialog ini membantu JARAK merumuskan langkah konkrit untuk membantu desa dalam menghadapi wabah ini, seperti kebutuhan masker untuk anak-anak dan keluarga, menyebarkan informasi dasar tentang Covid19 dan cara-cara pencegahannya. Selain melakukan kampanye #ayopakaimasker, desa masih perlu dibantu untuk pengadaan masker agar warganya bisa tercegah dari virus saat harus melakukan kegiatan di luar rumah.

Papan informasi di desa sudah digunakan untuk menyampaikan tentang bahaya virus ini dan cara pencegahannya. Tetapi perlu dikembangkan lagi penyebaran informasi yang lebih luas agar warga bisa mengerti dan bergerak bersama melakukan pencegahan.

Dengan media sosial seperti wag, informasi dapat disampaikan, tetapi penting juga mempertimbangkan kuota atau jaringan internet karena tidak semua warga sudah terhubung dengan teknologi tersebut. inilah saatnya pada kader desa, Gugus Tugas Dekela menjadi pelopor untuk pencegahan Covid-19, tentu saja dengan tetap melakukan himbauan social distancing dan physical distancing agar penyebaran informasi bisa dilakukan dengan aman bagi mereka.

Wabah ini mengharuskan kita semua melakukan adaptasi dengan cepat. Mengembangkan pola belajar secara mandiri untuk anak-anak, melakukan kebiasaan hidup sehat, melatih kepekaan dengan sesama, belajar menyaring informasi dan menyampaikan hal-hal baru tanpa menyebarkan rasa takut, meningkatkan kewaspadaan bukan curiga, dan tentu saja berusaha mengikuti himbauan pemerintah untuk menjaga kesehatan bersama selama wabah ini menjadi peran-peran yang harus dilakukan.

JARAK berupaya untuk memberikan informasi yang bersumber dari kementerian terkait (KPPPA, Kemendes dan Kemenkes) agar informasi yang dimiliki oleh pada kader desa itu benar dan menghindarkan dari informasi yang simpang siur. Adanya kebutuhan warga untuk mengetahui informasi terkini dan bisa mendapatkan jawaban dari para ahli tentang pengelolaan waktu selama masa pandemi, tip-tip kesehatan dan membangkitkan motivasi anak-anak akan dirancang dalam sesi konsultasi atau forum curhat yuk agar mereka tetap bisa menjadi pelopor di desa.

Jadi, memang pandemi ini menuntut kita semua untuk bergerak, berinovasi dan terus menyebarkan kebaikan, dengan macam-macam cara. Menyambung komunikasi dengan para kader desa dan anak-anak juga harus dilakukan supaya mereka siap untuk membantu pencegahan Covid-19 sampai desa.

Langkah berikut yang akan dilakukan JARAK dan mitranya adalah segera mendistribusikan masker yang masiih diperlukan warga, terus mensosialisasikan informasi penanganan Covid-19 dan melakukan pendampingan kepada anak-anak, serta memantau apakah dengan keadaan seperti ini ada anak-anak yang terpaksa bekerja membantu orang tuanya karena sudah tidak mempunyai kegiatan belajar di rumah, mengingat musim tanam komoditi tertentu segera datang. Masih panjang langkah kita di desa, untuk tetap memastikan anak-anak terpenuhi haknya.

 

[1] Jaringan LSM Penanggulangan Pekerja Anak Indonesia

[2] Program KESEMPATAN ini merupakan sebuah program untuk tujuan penanggulangan pekerja anak di sektor pertanian. Proyek ini dilaksanakan di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat oleh JARAK dengan dukungan dari Yayasan Penghapusan Pekerja Anak di Pertanian Tembakau (ECLT Foundation)  dan  akan dilakukan dalam periode 3 tahun (2019-2022).

Ikuti tulisan menarik Maria Clara Bastiani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler