x

Sumber foto: en.tempo.co

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 23 September 2020 07:44 WIB

Mengubah Definisi Angka Kematian Berpotensi Mengecoh Diri Sendiri

Janganlah sampai penggantian definisi angka kematian akibat Covid-19 ditujukan hanya untuk memberi kesan bahwa angka kematian telah menurun. Sangat disayangkan apabila definisi baru ini digunakan hanya untuk kepentingan tertentu yang berpotensi membuat kita semua gagal memahami situasi yang sebenarnya secara utuh.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dikabarkan mengusulkan perubahan definisi kematian di masa pandemi. Mengapa sampai muncul usulan definisi tentang kematian bila tidak dianggap penting? Kematian toh terjadi setiap waktu—kapan saja, di mana saja, dan oleh sebab apa saja. Namun, bagi pemerintah, definisi tentang kematian menjadi krusial karena kematian itu terjadi pada masa pandemi Covid-19. (Baca: https://nasional.tempo.co/read/1388485/pemerintah-berencana-ubah-definisi-angka-kematian-akibat-covid-19/full&view=ok)

Koran Tempo edisi Senin, 21 September 2020, menurunkan berita utama tentang usulan perubahan tersebut. Dikabarkan oleh koran ini, usul tersebut diajukan demi menekan angka mortalitas akibat Covid-19. Angka kematian sebenarnya tidak bisa diubah, namun penyebabnya bisa berbagai macam. Nah, usul ini boleh jadi merupakan upaya untuk memilah-milah kematian pasien positif Covid-19 namun memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kematian pasien positif Covid-19 tanpa penyakit penyerta. Pasien yang memiliki penyakit penyerta tidak akan dimasukkan ke dalam angka kematian karena Covid-19. Bila definisi dengan pemilahan seperti itu dijalankan, maka angka kematian akibat Covid-19 berpotensi (terlihat) turun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah definisi pada akhirnya adalah membuat garis batas, siapa atau apa yang berada di dalam garis batas dan siapa atau apa yang berada di luar garis batas. Pemerintah pusat, menurut Koran Tempo, sedang mempertimbangkan usul dari Jawa Timur tersebut. Jadi, belum dapat diketahui apakah definisi yang akan dipakai pemerintah nanti memang akan mengeluarkan kematian warga terpapar Covid-19 namun memiliki penyakit penyerta dari definisi kematian akibat Covid-19.

Penggunaan definisi menjadi isu krusial, sebab akan menentukan kesimpulan akhirnya seperti apa. Definisi yang berbeda akan memengaruhi penyusunan data. Akan terjadi pemilahan. Data yang tidak sesuai dengan definisi akan dikeluarkan atau dieksklusi. Data yang sesuai definisi inilah yang kemudian dianalisis, dan akhirnya sampai pada kesimpulan. Karena definisi diubah, data berubah, analisis berubah, kesimpulan pun berubah.

Bahkan, belum berhenti sampai di sini. Jika kemudian angka mortalitas dengan definisi baru tersebut dipakai untuk pengambilan keputusan, kebijakan publik yang dihasilkan pun bisa berbeda. Bagi pengambil kebijakan publik yang memandang penting persepsi masyarakat terhadap kinerja dalam menangani pandemi dan menurunkan angka kematian akibat Covid-19, perubahan definisi tersebut mungkin sangatlah berarti.

Sayangnya, jika dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa angka kematian menurun, definisi baru tersebut berpotensi mengecoh sebab tidak memberi gambaran situasi secara utuh. Angka tersebut bukan hanya dapat mengecoh masyarakat luas yang mungkin tidak memperhatikan definisinya, itupun bila definisinya disertakan dalam penyajian data, tapi juga berpotensi mengecoh pemerintah sendiri selaku pengambil keputusan.

Karena itu, menjadi penting untuk selalu menyajikan data secara komprehensif, yang memuat angka kematian pasien positif Covid-19 tanpa penyakit penyerta maupun angka kematian warga positif Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta. Pencatuman kedua data secara bersama-sama begitu penting mengingat ada pertanyaan yang sukar dijawab, yaitu berapa usia yang mungkin dicapai seorang warga yang telah menderita penyakit tertentu seandainya ia tidak positif Covid-19? Seberapa besar kontribusi Covid-19 dalam ‘mempersingkat’ usia seorang warga yang memiliki penyakit penyerta?

Janganlah sampai penggantian definisi ditujukan hanya untuk memberi kesan bahwa angka kematian akibat Covid-19 telah menurun. Sangat disayangkan apabila definisi baru ini digunakan hanya untuk kepentingan tertentu yang berpotensi membuat kita semua gagal memahami situasi yang sebenarnya. Kita mungkin saja malah tersesat jalan apabila menyimpulkan sesuatu tanpa mengetahui dan memahami definisi yang digunakan sebagai landasannya. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu