x

Jakarta League

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 24 September 2020 06:06 WIB

Jakarta Leauge U-13 dan U-15 Siap Diluncurkan sebagai Kompetisi Baru Sepak Bola Akar Rumput

Selamat datang Jakarta Leauge. Semoga, dengan nama Jakarta, Pemerintah DKI dan Asprov PSSI DKI serta stakeholder terkait nantinya bukan hanya akan mengelurkan Surat Izin dan Surat Rekomendasi pelaksanaan kompetisi, namun dukungan-dukungan dalam bentuk lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah pandemi corona yang terus menyerang Indonesia, tak menyurutkan langkah untuk hadirnya kompetisi baru di negeri ini.

Kini, sebuah Kompetisi baru sepak bola akar rumput (usia dini dan usia muda) berkelas yang dihelat pihak swasta, siap diluncurkan demi mengakomidir pembinaan dan pelatihan Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Akademi Sepak Bola (ASB) se-Jabodetbek dan sekitarnya dengan nama Jakarta League (JL) U-13 dan U-15.

Kolaborasi Dede IJSL dan Aji G Sport

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggagas JL, adalah Dede Supriyadi yang sudah cukup dikenal pubilk sepak bola akar rumput sebagai Direktur Kompetisi Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14 perdana saat LKG pertama kali digelar. Kini Dede pun sudah berjibaku dengan menjadi Direktur Kompetisi Sepak Bola Indonesia Junior Soccer League (IJSL) U-8, U-10, dan U-12.

Dalam penyelenggaran JL, Dede dengan IJSLnya didukung sepenuhnya oleh G Sport yang dipimpin oleh Aji Setio Prabowo, penanggungjawab dan pengelola Lapangan Sintetis Arcici Cempaka Putih, Jakarta.

Karena itu, kolaborasi antara IJSL dan G Sport menjadikan Aji menjadi Ketua Pelaksana Kompetisi dan Dede Supriyadi sebagai Direktur Kompetisi Jakarta League.

Kompetisi baru yang sekaligus menyematkan Jakarta sebagai nama kompetisi, memang sengaja dimunculkan  dengan  berbagai pertimbangan. Selain diharapkan berbagai stakeholder terkait akan dapat mendukung kompetisi ini, terutama Pemerintahan DKI dan Asprov PSSI DKI, diharapkan juga akan lahir cabang Jakarta League di setiap provinsi Indonesia.

Dengan dukungan G Sport yang menyiapkan lapangan sepenuhnya untuk kompetisi ini, dan IJSL juga telah menyiapkan segala teknis kompetisinya, maka Jakarta League akan diputar begitu perizinan dan rekomendasi dari pihak-pihak terkait nanti keluar bila sudah diajukan oleh pihak Jakarta League sambil menunggu wabah corona mereda.

Peserta,  arah kompetisi, dan Supriyono Prima

Kompetisi Jakarta League U-13 dan U-15 bila nanti bergulir setiap Sabtu dan Minggu, seluruh peserta akan dimanjakan oleh sarana lapangan sintetis yang representatif. Sebab, hujan atau tidak, setiap laga akan tetap dapat bergulir tanpa harus terkendala lapangan becek atau rusak. 

Untuk putaran kompetisi perdana di musim 2020/2021 yang direncankan kick off bulan Oktober (sambil melihat situasi pandemi corona, perizinan, dan rekomendasi) di kelompok U-15 (2005/2006), peserta terdiri dari 18 SSB/ASB terbaik se-Jabodetabek dan sekitarnya yang telah dipilih dan lolos seleksi berdasarkan "kriteria" panitia.

Sementara untuk U-13, peserta juga akan terdiri dari 18 SSB/ASB yang dipilih dari Kompetisi IJSL U-12 musim 2020.

Untuk tujuan dan sasaran kompetisi, khusus Jakarta League U-15, ini akan menjadi lahan khusus bagi Klub Liga 1 PSSI dalam rangka mencari calon pemain untuk kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-16.

Namun, setiap Klub Liga 1, tentu akan ada regulasi dalam perekrutan pemain hasil kompetisi Jakarta League baik dengan SSB/ASB asal pemain atau pihak Jakarta League.

Jakarta League juga akan semakin bergizi, sebab nantinya akan hadir pemandu bakat Supriyono Prima yang tentu saja menjadi tandem kolaborasi saya dalam mengawal jalannya kompetisi Jakarta League ini.

PSSI abai kepada sepak bola akar rumput

Hadirnya Jakarta League, tentu saja menjadi angin segar bagi pembinaan dan kompetisi sepak bola akar rumput di Indonesia yang berkualitas. 

Masih kurangnya PSSI mengurus sektor sepak bola akar rumput ini, pasalnya keberadaan SSB dan ASB yang menjamur pun hingga kini tak terafiliasi dengan benar dan benar-benar tak jelas fungsi dan kedudukan SSB/ASB bagi PSSI. Padahal sepak bola akar rumput adalah pondasi dari awal pembentukan pemain berkarakter untuk timnas.

Namun, hingga kini PSSI baru mengurus sepak bola akar rumput ini ala kadarnya, namun saat timnas membutuhkan pemain, SSB/ASB yang berjibaku membina pemain, lalu mengikutkan pemain dalam kompetisi-kompetisi swasta, namun begitu Klub Liga 1 membutuhkan pemain binaan SSB/ASB dan kompetisi swasta, Klub Liga 1 hanya potong kompas, bahkan meminta SSB/ASB mengeluarkan surat keluar untuk pemain yang direkrutnya secara.gratisan.

Lebih miris, begitu timnas memanggil pemain, pemain yang dibina susah payah oleh SSB/ASB sangat mudah berganti embel-embel milik Klub Liga 1, karena PSSI memanggil pemain melalui Klub Liga 1. Enaknya Klub Liga 1, selalu dapat durian runtuh dan dapat nama. Tak menanam, tapi memetik.

Faktanya lihat, deretan nama pemain yang dipanggil Bima Sakti untuk Timnas U-16, dalam daftar nama dan asal klub, hampir semua sudah milik klub Liga 1. Kapan mereka membina pemain ini?

Saat PSSI memutar kompetisi Piala Suratin pun, Asprov/Askab/Askot, tidak pernah mempertandingkan Piala Suratin antar SSB, namun atas nama Klub yang tertertera.sebagai anggota Askab/Askot. Di mana fungsi dan kedudukan SSB? Tidak pernah ada dalam peta kompetisi PSSI.

Hadirnya Jakarta League, tetap saja dengan niat sebagai wadah pembinaan dan menambah wadah kompetisi SSB/ASB yang berkualitas.

Jakarta League juga akan ketat dalam aturan perekrutan pemain jebolan kompetisi yang akan digaet Klub Liga 1 untuk Kompetisi EPA U-16.

Jakarta League melengkapi

Selamat datang JL yang semakin melengkapi kompetisi swasta, karena sebelumnya sudah ada LKG U-14; IJSL U-8, U-10, dan U-12; Liga TopSkor U-12, U-13, U-15, U-16, dan U-17; serta IJL U-9, U-11, dan U-13.

Hadirnya G Sport yang dikelola Aji, juga semakin menunjukkan bahwa pihak swasta tak pernah henti peduli pada sepak bola akar rumput yang bak anak tiri di PSSI.

Aji yang dikenal kalangan sepak bola akar rumput dengan panggilan Babe atau papanya Nuno ini, juga menggaransi, kolaborasinya dengan IJSL tak akan membuat peserta kompetisi tak terlalu dalam merogoh kocek untuk biaya pendaftaran dan administrasi kompetisi.

Setali tiga uang, Dede yang sudah cukup profesional dalam penyelenggaraan kompetisi akar rumput ini, juga menggaransi bahwa 18 tim U-15 yang dipilihnya benar-benar tim dari SSB/ASB yang sudah teruji profesionalitasnya karena diseleksi secara manajemen dan sejarah SSB/ASB bersangkutan dalam kancah sepak bola akar rumput selama ini.

Selamat datang Jakarta Leauge. Semoga, dengan nama Jakarta, Pemerintah DKI dan Asprov PSSI DKI serta stakeholder terkait nantinya bukan hanya akan mengelurkan Surat Izin dan Surat Rekomendasi pelaksanaan kompetisi, namun dukungan-dukungan dalam bentuk lain.

Sebab bukan mustahil, Jakarta.League akan bercabang ke provinsi lain di Indonesia, pun Jakarta League juga akan mampu menyelemggarkan turnamen Internasional, karena sarana lapangannya sudah tersedia. Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu