x

Iklan

silva regaldi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Januari 2021

Senin, 4 Januari 2021 12:35 WIB

Harapan Baru Untuk Keluarga Pak Rahmat

Pandemi covid-19 telah memberikan pukulan kepada keluarga rentan/dhuafa yang sebelum pandemi mereka sudah kesusahan dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya. Sekarang ditambah situasi pandemi covid-19 yang semakin memukul berat kehidupannya. Salah satunya Bapak Rahmat dan keluarga yang harus berjuang hidup ditengah ketidakpastian.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bapak Rahmat, adalah seorang kepala rumah tangga berusia 54 tahun yang kesehariannya diisi dengan bekerja sebagai petani. Setiap hari beliau selalu pergi ke sawah untuk mengurusi kebutuhan sawahnya. Jika waktu panen telah tiba, hasil tersebut nantinya akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bagi isti dan anaknya. Hal ini pula yang menuntut keluarga Bapak Rahmat untuk hidup sederhana dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya dapat dikatakan Keluarga Bapak Rahmat dalam kondisi kekurangan.

Istri Bapak Rahmat juga dalam kesehariannya berusaha membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja sebagai buruh pembuat emping mlinjo harian yang hasilnya dapat dikatakan belum cukup untuk bisa menutupi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Ditambah lagi pandemi Covid-19 yang belum mereda untuk saat ini dan semakin mengkhawatirkan membuat menurunnnya pendapatan keluarga Bapak Rahmat yang kersehariannya mengandalkan dari sektor pertanian dan pengrajin emping mlinjo. Situasi pandemi ini menyebabkan pembatasan operasional pasar dan menurunnya daya beli masyarakat sehingga membuat petani harus menelan kerugian akibat harga jual yang anjlok sehingga tak mendapatkan penghasilan seperti biasanya. Keadaan ini membuat keluarga Bapak Rahmat kian kesulitan untuk memenuhi kebutuhan bertani dan kebutuhan sehari-hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kesehariannya keluarga bapak Rahmat ini tinggal di sebuah rumah tua dengan kondisi yang berdindingkan sebuah ayaman bambu dan lantianya yang masih beralasan papan. Di rumah itulah Bapak Rahmat dan sekeluarganya yang terdiri dari seorang isti dan 5 orang menghabiskan waktu untuk beristirahat dari teriknya panas atau dinginnya angin malam. Namun disisi lain keluarga Bapak Rahmat tetap senantiasa bersyukur dan terus memiliki semangat yang kuat untuk menjalani kehidupannya.

Melihat kondisi yang terjadi pada keluarga Bapak Rahmat inilah yang mendorong kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA melalui program kemuhamamadiyahan yaitu pemberdayaan keluarga dhuafa ingin mendukung dan memberikan sedikit bantuan dengan membuka penggalangan dana. Hasil donasi tersebut akan disalurkan dalam bentuk keperluan alat pertanian dan sembako untuk keluarga Bapak Rahmat.

Bantuan yang diberikan inilah yang merupakan bentuk dukungan dari orang-orang baik yang saling sama-sama bergotong royong dalam meringankan dan membantu keluarga Bapak Ramat untuk lebih bersemangat dan terseyum lebar dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Sekali lagi terimakasih kepada orang-orang baik yang telah terlibat, semoga kedepannya nanti semakin banyak keluarga dhuafa diluar sana yang dapat kita bantu juga.

Panjang umur kebaikan!

 

 

Ikuti tulisan menarik silva regaldi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler