School of Character merupakan tagline dari Sekolah SD Labschool UNESA Lidah Wetan. Sekolah kami berkomitmen melahirkan anak-anak yang cerdas berkarakter melalui program-program terstruktur yang kami rancang untuk membekali anak-anak didik menghadapi tantangan zaman. Berbagai upaya pembelajaran yang berkualitas kami terapkan untuk mewujudkan merdeka belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis project atau yang biasa kita kenal dengan Project Based Learning. Didalam Project Based Learning itu kita kemas dengan sebuah penguatan karakter profil pelajar pancasila.
Profil pelajar Pancasila itu meliputi Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak Mulia, Berkebhinnekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan kreatif. Sepanjang proses pembelajaran, guru berpusat pada siswa (student center). Mengarahkan anak-anak untuk belajar tidak hanya dari Bapak/ Ibu gurunya semata melainkan memberikan kebebasan terbimbing menggunakan banyak sumber belajar, diantaranya buku-buku referensi, kitab suci agamanya, sumber dari internet, teman atau orang-orang disekelilingnya, dan alam sekitar.
Dengan berbagai sumber belajar anak-anak kaya akan wawasan ilmu pengetahuan. Memberikan tantangan kepada anak diarahkan untuk menciptakan sebuah proyek atau karya melalui kerangka Assotiation (menggabungkan dua atau lebih ide gagasan), Question (mengajak mereka untuk berpikir), Observation (mengamati atau melakukan penelitian pada suatu hal), Experiment (Melakukan percobaan), dan Networking (berkolaborasi dengan orang lain untuk mengembangkan ide atau gagasannya tersebut).
Kelima kerangka dasar ini memberikan dampak anak untuk berprestasi. Mereka semakin berpikir dan tertantang untuk mencipta sebuah ide atau gagasannya guna memberikan hal baru dan menyelesaikan permasalahan di sekitarnya. Anak-anak semakin terasah kemampuan berpikirnya karena mereka dibiasakan untuk berpikir bagaimana caranya, bagaimana menyelesaikannya, bagaimana solusinya dan seterusnya dan seterusnya.
Memberikan ruang mereka untuk berkolaborasi dan berkompetisi agar mereka tahu seberapa kemampuan mereka dengan orang lain disamping mereka mengukur kemampuan dirinya sendiri. Menang atau kalah dalam berkompetisi mengandung pembelajaran sendiri. Memunculkan bakat dan minat mereka untuk mempelajari sesuatu merupakan hal terpenting juga dalam memberikan ruang mengembangkan kecerdasan.
Proses penguatan karakternya kita melalui pengenalan, praktek, pembiasaan, membudayakan, dan internalisasi. Sebagai contoh mengenalkan apa itu gotong royong, mempraktekkan saling tolong menolong, memonitor agar mereka terbiasa melakukan gotong royong, menguatkan nilai-nilai gotong royong agar membudaya, serta dilakukan berulang ulang agar terinternalisasi pada diri siswa.
Siswa-siswi kami terdiri dari berbagai macam agama, sehingga kita menanamkan toleransi yang tinggi terhadap sesama. Untuk menumbuhkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak Mulia kita kuatkan dari program kegiatan keagamaan. membentengi mereka dari sifat tercela dan terus memupuk akhlak mulia serta memonitoring untuk selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Berkebhinnekaan global kita pupuk dari rasa toleransi antar teman yang berbeda agama. Sikap gotong royong kita berikan teladan ketika mengerjakan sesuatu bersama-sama. Kemandirian kita bina dengan kegiatan bina mandiri. Bernalar kritis dan kreatifitas kita asah dari sebuah tantangan Project Based Learningnya. Dengan upaya-upaya yang kita lakukan, kita percaya mampu melahirkan anak-anak Indonesia yang berprestasi dan cerdas berkarakter sehingga visi besar kita menjadi bagian dari kemajuan pendidikan Indonesia melalui School of Character dapat terwujud.
Ikuti tulisan menarik Anton Adhy Pujianto lainnya di sini.
