x

Iklan

Najah Jelita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 April 2022

Senin, 23 Mei 2022 15:11 WIB

Hubungan antara Sastra dan Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki pengaruh penting dalam sebuah karya sastra dimana bahasa menjadi suatu komponen utama dalam pembuatannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan peran orang lain dalam kehidupannya. Tidak lepas kemungkinan bahwa komunikasi antar individu lainnya sangat berperan bagi berjalannya aktivitas sosial tersebut. Tanpa adanya komunikasi, manusia akan sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain. Maka dari itu, salah satu komponen penting dalam terjalinnya suatu komunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. 

Beberapa ahli seperti Kridalaksana dan Djoko Kentjono berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (Chaer, 2014). Dengan kata lain Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda baik secara lisan, gerakan maupun tulisan. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda sebagai ciri khas dan alat komunikasi dari daerah tersebut. Misalnya daerah jawa barat yang menjadikan bahasa sunda sebagai bahasa daerahnya, daerah jawa timur dan tengah yang menjadikan bahasa jawa sebagai bahasa daerahnya, dan masih banyak lainnya. Namun, indonesia mempunyai suatu bahasa yang bersifat nasional dan dipakai untuk segala tempat dan daerah yang dinamakan bahasa indonesia. Cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa baik bahasa daerah, bahasa indonesia dan bahasa asing disebut Linguistik. 

Sebagai bahasa utama di negara indonesia, mempelajari bahasa indonesia menjadi suatu kewajiban bagi warga negara indonesia. Disamping mempelajari bahasa indonesia, sastra tak kalah penting untuk dipelajari dan dikaji meskipun bersifat tidak wajib. Menurut  beberapa ahli seperti Terry Eagleton berpendapat sastra merupakan karya tulisan indah (belle latters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara pengubahan estetis lainnya melalui alat bahasa (Eagleton, hlm.4). Mursal Esten berpendapat bahwa sastra adalah pengungkapan dari fakta artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia (Esten, 1978). Dapat di simpulkan bahwa sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang sastra adalah Ilmu Sastra. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Antara bahasa dan sastra merupakan dua bidang yang tidak terpisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990). Bahasa sebagai sistem tanda primer dan sastra dianggap sebagai  sistem tanda sekunder Lotman (dalam Teeuw, 1984). Dalam sastra, bahasa digunakan sebagai alat atau media untuk mengungkap gagasan, ide serta pikiran. Dengan kata lain bahasa adalah suatu alat penghubung antara pembaca dan pengarang. 

Menurut luxemburg (Noor, 2015) hubungan antara ilmu bahasa dan ilmu sastra sudah ada sejak zaman romawi kuno dalam teori tentang "retorika". Retorika ialah ilmu kemampuan berbahasa seperti pribahasa, ungkapan, dan gaya bahasa. Dalam perkembangannya sastra dan bahasa mengalami banyak perubahan. Perubahan ini dapat diketahui dari banyaknya kalangan masyarakat yang merubah gaya karya sastra yang awalnya berupa kata-kata berbahasa yang indah menjadi sebuah seni. Maksud kata seni disini adalah kata-kata yang bukan bermaksud keindahan namun menjadi suatu yang sudah lumrah digunakan dalam karya sastra oleh masyarakat sekarang. Misalnya kata jijik, tai, dan beberapa kata lain yang dianggap wajar. 

Bahasa memiliki pengaruh penting dalam sebuah karya sastra dimana bahasa menjadi suatu komponen utama dalam pembuatannya. Tanpa bahasa, sastra bagai  ada disuatu ruangan tak berlampu yaitu gelap tak bercahaya. Ini menandakan adanya suatu ikatan kuat antara sastra dan bahasa. 

Dalam membaca, mempelajari, atau membuat karya sastra pembaca maupun pengarang harus dapat menguasai bahasa dengan baik dan benar agar pesan-pesan yang ingin diungkapkan dapat tersampaikan. Pembaca serta pengarang juga harus memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas agar mengerti dengan kode ataupun bahasa-bahasa baru dalam karya sastra tersebut. Contohnya adalah ketika kita mempelajari sastra jawa maka kita harus memiliki pengetahuan yang mencakup bahasa jawa baik itu berupa ungkapan, pribahasa, ungkapan serta yang lainnya. ketika kita akan mempelajari sastra sunda maka kita harus memiliki pengetahuan yang mencakup sastra sunda, dan masih banyak bahasa sastra lainnya. 

Jadi, apa kalian tertarik untuk mempelajari sastra?

 

Ikuti tulisan menarik Najah Jelita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler