Tanah makam mengering disesap
angin. Mawar merah haus,
dipukul udara yang pengap.
Tak ada musik jazz, atau sebatang
rokok kretek. Yang ada hanya tulang
yang dikunyah tanah.
Nikmat hilang sudah!
Siang malam suara mati
Sepi berdentum kencang
di telinga, muka, sampai
mata yang menatap seberang.
Masih tak ada yang menghampiri.
AA1
35
248
Selamat tinggal!
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Yudha Prasetya lainnya di sini.