x

Sumber gambar : pinterest/Marianela Ordaz

Iklan

Wahyu Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Juli 2021

Rabu, 24 April 2024 06:53 WIB

Mencintaimu, Ku Cukupkan Sampai di Sini

Mulanya aku berpikir bahwa engkau adalah obat dari segala luka dan kesakitan yang aku rasakan selama ini, tapi faktanya aku terluka lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku kembali kalah dengan perasaanku sendiri, apa yang ku khawatirkan benar-benar telah terjadi. Maka, izinkan aku menulis untukmu dalam satu rangkaian cerita yang tak akan pernah ku ulang lagi. Terima kasih ku ucapkan sebelumnya, Aku telah lama terpenjara oleh kisah lama dan selama itu juga aku menjadi orang yang tak berani untuk jatuh cinta (Lagi). Engkau hadir seperti merubah kutukan dalam hidupku, Beberapa tahun telah berlalu dan aku menemukan mu disini, di tempat ini.

Cukup singkat pertemuan kita, tapi engkau telah berhasil membuat ku mencintai dengan cara sederhana. Mulanya aku berpikir bahwa engkau adalah obat dari segala luka dan kesakitan yang aku rasakan selama ini, tapi faktanya aku terluka lagi. Bukan karena mu tapi karena memang aku yang telah salah menempat kan harap dan keinginan.

Aku tak tahu persis kapan pastinya aku benar-benar jatuh cinta, tapi yang kutahu aku mencintaimu. Itu saja. Setelah hampir 3 tahun aku berjuang dari bayang-bayang masa lalu, tak sekalipun aku berhasil melepaskan diri dari penjara itu. Tapi entah mengapa di pertemuan kita yang cukup singkat, dan perkenalan yang terbilang belum terlalu lama. Engkau telah berhasil membuka gembok itu dengan kelembutan Mu, dan berhasil membawaku kembali menjamah dunia yang hampir tak pernah lagi kurasakan kebebasan nya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, Aku mencintaimu disini dan akan aku akhiri juga disini. Aku tak akan membawa perasaan ini pulang kerumah ku yang sesungguh nya. Cukuplah bengkalis menjadi saksi bagi hati yang telah berulang kali patah.

Engkau indah dalam hatiku, dalam fikiran ku, dalam syair, puisi dan tulisanku. Karena cinta adalah keindahan. Maka indah pula segala derita yang engkau berikan. Aku menikmati segala hal yang datang darimu, Meski luka dan juga kecemburuan. Karena aku bukan lah manusia pendusta. Derita adalah cinta yang kau samarkan, maka tanpa perhatian dan balasan sekalipun aku telah yakin bahwa kau berikan cinta kepadaku dalam wujud lain. Ini adalah pandangan husnudzon ku kepadamu. Sebab pecinta tak memiliki waktu untuk memikirkan hal buruk tentang kekasihnya.

Meski kau telah berhasil membuat ku keluar dari penjara masa lalu. Maka izin kan aku memasuki nya lagi, Izin kan aku mencintai nya lagi. Aku cukupkan mencintaimu disini. Engkau adalah nikmat bagi hatiku, tapi aku khawatir ini adalah ujian. Setelah aku patah, Aku merasakan nikmat taat ku telah berkurang, ibadahku tak lagi tenang, Amaliyah ku sedikit terguncang dan shalat serta puasaku menjadi tak tenang. Maka, jika cinta tidak membawa ku taat kepada Allah bagiku ini hanya sebuah kehinaan. Maka izinkan aku menulis Mu dalam satu syair yang telah ku ciptakan.

"Aku membaca Mu lewat mataku, Pada dinginnya sikapMu kulihat kelembutan. Aku jatuh cinta pada senyumMu, gerak-gerik dan langkah kakimu. CaraMu berbicara adalah seni yang dapat ku nikmati setiap hari. Tumbuhlah dan bersemi di dalam Hatiku, Aku tahu kapan aku harus berhenti mencintai." Tak banyak dan tak indah. Tapi itulah yang dapat ku berikan sebagai hadiah perpisahan.

Hidup adalah pilihan, Mencintaimu adalah pilihanku, Tidak mencintaiku dan memilih mencintai orang lain adalah pilihanMu. Tapi hatiku adalah wilayah ku dan tuhanku. Aku tahu kapan harus berhenti mencintaiMu. Entah aku yang tidak layak untukMu atau memang engkau yang tak layak untuk ku. Aku tak lagi peduli, Allah mempunyai rencana nya tersendiri untuk kita berdua. Yang pasti Allah jauhkan kita berdua dari cinta yang memang salah.

Ini tulisan biasa, tak ada yang istimewa. Setelahnya aku tak akan menulis lagi untukmu. Kau memang tak meminta, tapi sejak awal akulah yang menawarkan diri. Ku akui saja soal itu. Terima kasih telah menjadi bagian dari sejarah ku, meski singkat aku akan tetap mencatatnya disini. Bengkalis adalah kota cinta yang kisah nya tidak akan pernah aku bawa keluar. Aku mulai disini dan aku akhiri juga disini. Bersamaan dengan terbit nya tulisan ini dengan tegas dan jelas aku katakan bahwa "Aku telah berhenti Mencintaimu".

Berbahagia lah selalu, Karena telah ku haramkan bagiku menyentuh hati seseorang yang telah mencintai orang lain.

Bengkalis , 17 Agustus 2022                                           
Wahyu Kurniawan

Ikuti tulisan menarik Wahyu Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler